|

Tanah Suci Mekah "Rasa" Indonesia

Bupati Sergai, Ir H Soekirman saat mengunjungi ikon Kota Mekah, Clock Tower Museum, kerap disebut Tower Jam-jam, beberapa waktu lalu. Foto Ist 
Mekah- Implementasi sistem zonasi untuk pelaksanaan ibadah haji di Kota Mekah Al Mukarromah membawa berkah tersendiri bagi para calon haji asal Indonesia, khususnya dari Embarkasi Kualanamu, Deliserdang, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), yang menempati beberapa hotel di kawasan Syisyah, sekira 4,5 km bagian timur Kota Mekah. Para calhaj kerap berpapasan dengan sesama warganegara Indonesia. Dengan kata lain, selama melaksanakan prosesi ibadah haji, Tanah Suci Mekah seakan menjelma menjadi "rasa" Indonesia.

“Di Masjid sudah pasti, begitu juga di dalam bus, di kedai-kedai maupun toko, pelayannya bisa berbahasa Indonesia dan dipenuhi dengan aktivitas belanja orang Indonesia," ungkap Ketua Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD) Serdangbedagai (Sergai), Ir H Soekirman, yang tergabung dalam kloter 7 melalui sambungan WhatsApp kepada Kadis Kominfo Sergai, Drs H Akmal MSi, Jumat (2/8/2019).

Ia menuturkan pengalamannya usai shalat Subuh di Masjid. Saat melangkah keluar dari pelataran Masjid, teriakan puluhan pedagang menawarkan sarapan pagi yang kerap terdengar di tanah air, seakan memecah keheningan pagi.

"Ayooo...sarapan...murah...murah, benar-benar seperti di Indonesia," ujar Bupati Sergai itu menirukan seruan dari para pedagang sarapan itu.

Apalagi, lanjutnya, menu yang ditawarkan memang khas Indonesia, diantaranya nasi uduk, nasi putih telur sambel, nasi goreng dadar suwir, bakwan, telor ayam rebus dan kentang rebus dengan harga berkisar 5-8 real, atau setara Rp20 ribu-Rp32.000 per bungkus (kurs Rp4.000, red).

Kemudahan dalam menunaikan prosesi ibadah haji juga terlihat saat calhaj hendak melakukan thawaf dan Sa'i. Soekirman menyatakan, di lantai 3 sisi timur Masjidil Haram, tepatnya di atas bukit Safa-Marwa, tersedia skuter yang bisa dimanfaatkan calhaj dengan sistem sewa.

"Meski diprioritaskan untuk calhaj lansia atau disabilitas, namun banyak juga calhaj biasa yang memanfaatkan fasilitas skuter yang dikelola manajemen Masjidil Haram itu," sebut Soekirman.

Bila ingin memanfaatkan fasilitas skuter itu, caranya relatif mudah. Calon konsumen harus mendaftar di bagian receptionis, baik loket pria atau pun wanita dengan biaya setiap orang 100 real per sekali pakai. Setelah mendaftar, calon konsumen akan mendapatkan kupon yang nantinya diserahkan kepada petugas penjaga skuter.

"Penjaga skuter akan mengajari calon konsumen cara menggunakannya sebelum dibiarkan mengendarai skuter ke jalur titik hijau untuk melakukan thawaf dan Sa'i di kawasan itu," tutur Soekirman lagi.

Pria enerjik ini juga tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan selama berada di Tanah Suci Mekah Al Mukarromah. Setelah melaksanakan serangkaian ibadah, Soekirman "mencicipi" tempat-tempat menarik lainnya. Salah satunya, Clock Tower Museum, kerap disebut Menara Jam-jam yang tergolong fenomenal sebagai ikon baru Kota Mekah. Jam raksasa yang berdiri kokoh di atas bangunan Hotel Royal Mekah itu memiliki ketinggian sekira 743 meter dan memiliki empat sisi yang nyaris serupa. Dari radius 30 km, jam tersebut masih terlihat.

"Bagi peziarah yang mengarah ke Bukit Jabal Rahmah di Arafah dapat melihat jam penanda posisi Ka'bah di Kota Mekah ini," tukas Soekirman lagi.

Ia mengaku sempat menikmati keindahan Kota Mekah dan sekitarnya dari atas jam raksasa tersebut.

"Setiap hari pengunjung bisa mengunjungi museum dan naik ke jam raksasa mulai pukul 09.00 sampai pukul 22.00 Waktu Arab Saudi dengan membayar harga tiket senilai 150 real," paparnya lantas menyatakan, seorang guide (pemandu wisata, red) sempat mengklaim berat jarum jam raksasa itu mencapai 5 ton.

Soekirman juga mengingatkan para calhaj untuk tetap berhati-hati saat berada di Mekah. Pasalnya, aksi pencopetan dan pencurian kerap terjadi di antara kerumunan calhaj.

"Modusnya banyak, ada perempuan berhijab meminta sedekah, tapi ternyata rekannya merogoh tas calon korban. Ada juga yang baru mengeluarkan dompet, tiba-tiba dirampas dan dilarikan dompetnya," urai Soekirman.

Mengenai suhu udara, ia mengaku pada pagi hari berkisar 32 derajat Celcius dan puncaknya pada siang sekira puku 14.00 Waku Arab Saudi yang mencapai 42 derajat Celcius. Ali Amran
Komentar

Berita Terkini