|

UPTD PTPH dan PMKP Sumut Antisipasi Kemarau

Raut wajah Kepala UPTD PTPH dan PMKP Sumut, H Marino, terlihat sumringah memperlihatkan bulir padi di areal persawahan yang siap panen, beberapa waktu lalu. Foto Fey 

    Medan - Pihak Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Tanaman Pangan, Hortikultura dan Pengawasan Mutu Keamanan Pangan (PTPH dan PMKP) Sumatera Utara, terus berupaya mengawal pertanaman padi petani selama musim kemarau yang terjadi sejak Februari silam. Tujuannya agar target sebanyak 4.158.022 gabah kering giling (GKG), setara dengan 2.648.660 ton beras dari provinsi ini pada tahun 2024, bisa terwujud.

    "Kita terus melakukan berbagai upaya agar musim kemarau tidak mengganggu pertanaman padi, termasuk berkoordinasi dengan pihak BBMKG (Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, red) Wilayah I-Medan," tegas Kepala UPTD PTPH dan PMKP Sumut, H Marino, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (17/04/2024) pagi. 

     Salah satu upaya yang dilakukan pihaknya, menempatkan sarana dan prasarana, seperti pompa air ke seluruh gudang Brigade Proteksi Tanaman yang ada. Dirincikannya, gudang Brigade Medan yang menaungi Kota Medan, Kabupaten Karo, Dairi dan Pakpak Bharat sebanyak 12 unit pompa air. Selanjutnya, gudang Brigade Deliserdang yang bertanggungjawab di wilayah Deliserdang, Serdangbedagai, Binjai, Langkat dan Tebingtinggi, sebanyak 12 unit pompa air.  Kemudian, gudang Brigade Asahan yang meliputi Asahan, Batubara, Labuhanbatu Utara, Labuhanbatu dan Labuhanbatuu Selatan, sebanyak tiga unit. 

     Marino menambahkan, untuk gudang Brigade Simalungun yang meliputi Simalungun, Siantar, Toba, Samosir, Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan, sebanyak 12 unit pompa. Begitu juga gudang Brigade Tapanuli Selatan yang membawahi Tapanuli Selatan, Padangsidimpuan, Padang Lawas dan Padang Lawas Utara, sebanyak 12 unit pompa air.  

   "Untuk gudang Brigade Sibolga yang membawahi Tapanuli Tengah dan Sibolga, disiagakan sebanyak dua unit pompa air," sebutnya. 

    Selain itu, kata Marino, seluruh petugas lapang Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) diinstruksikan untuk mengikuti posko posko di kantor kecamatan dan segera melaporkan jika ada pertanaman yang terancam kekeringan. 

    "Bila terjadi puso akibat kekeringan, petugas lapang harus membuat Berita Acara puso untuk mendapatkan Cadangan Benih Daerah (CBD) dari Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara," papar Marino. 

     Tidak hanya itu, pihaknya juga mengalokasikan pembuatan sumur di areal seluas 1.600 hektar untuk tujuh kabupaten di Sumut, yakni Asahan (100 ha), Langkat (300 ha), Deliserdang (300 ha), Batubara (200 ha), Serdangbedagai (300 ha), Mandailing Natal (250 ha) dan Labuhanbatu Utara (150 ha).

    Hal itu dibenarkan Kepala Dinas Ketapang TPH Sumut, H Rajali, melalui telepon selulernya. Menurutnya, berbagai upaya dilakukan agar pertanaman petani tetap terjaga. Apalagi, Sumut termasuk sebagai lumbung padi nasional dengan sentra pertanaman di Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Batu Bara, Asahan, Labuhanbatu dan Tapanuli Utara.

    "Kita akan tetap mengawal pertanaman petani agar bisa berkontribusi terhadap target beras nasional pada tahun 2024 sebanyak 55,42 juta ton," tuturnya.

    Sebelumnya, Kepala BBMKG Wilayah I-Medan, Hendro Nugroho, memprediksi puncak kemarau terjadi pada Juli 2024.

    “Pentingnya prediksi musim serta peran pemerintah dalam mewaspadai bencana hidrometeorologi berupa kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan dan lahan sangat dibutuhkan," ujarnya dalam acara press release Prediksi Musim Kemarau Sumut Tahun 2024 di Kantor BBMKG Wilayah I-Medan, Kamis (04/04/2024).

    Ditambahkannya, meskipun secara umum awal musim kemarau di Sumut diperkirakan terjadi sejak Juni, namun sebagian wilayah seperti Kabupaten Asahan dan Langkat telah memasuki musim kemarau sejak Februari lalu. Fey


Komentar

Berita Terkini