|

Mantap...Jatah Pupuk Bersubsidi Sumut Jadi 478.298 Ton

Dirjen Sarana Prasarana Kementerian Pertanian, Ali Jamil, memeriksa buku transaksi penjualan milik UD Berkah Tani di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang, saat melakukan pengawasan pupuk dan pestisida di wilayah Sumatera Utara, beberapa waktu lalu. Foto Ist

Medan - Kebijakan Pemerintah menaikkan anggaran subsidi pupuk menjadi Rp54 triliun, setara dengan 9,55 juta ton, menjelang Musim Tanam (MT) II tahun 2024, membawa angin segar bagi para petani. Di Sumatera Utara (Sumut), misalnya, alokasi pupuk bersubsidi melambung hingga mencapai 478.298 ton dari sebelumnya berkisar 234.848 ton.

    "Alhamdulillah, alokasi pupuk bersubsidi untuk petani Sumatera Utara bertambah sebanyak 243.450 ton, atau sebesar 103,66 persen dari sebelum anggaran subsidi dinaikkan pada tahun 2024," papar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Ketapang TPH) Sumut, H Rajali, saat dihubungi melalui telepon selulernya, Minggu (31/03/2024) siang.

    Diakuinya, alokasi pupuk bersubsidi tersebut juga meningkat dibanding tahun 2023 yang jumlahnya sebanyak 363.411,70 ton. Ia berharap, penambahan jatah pupuk bersubsidi tersebut semakin memacu semangat para petani untuk melakukan pertanaman komoditas pangan, salah satunya padi.

    "Sekarang petani bisa menggunakan pupuk sesuai kebutuhan tanaman," tegas Rajali. 

  Secara terpisah, Kepala Bidang Sarana Prasarana Dinas Ketapang TPH Sumut, Heru Suwondo, menyatakan, penambahan alokasi pupuk bersubsidi akan mampu mengatasi keresahan para petani yang kerap kekurangan zat penyubur berbahan kimia tersebut saat melakukan pertanaman. 

    "Petani pangan bakal tidak kesulitan lagi mendapatkan pupuk, karena selain stoknya ada, mekanisme penebusan pupuknya juga semakin dipermudah, cukup bawa KTP sudah bisa menebus pupuk bersubsidi," tukas Heru Suwondo via WhatsApp. 

    Ia merinci, sebanyak 478.298 ton pupuk bersubsidi dimaksud, terdiri atas, Urea sebanyak 212.934 ton, 233.888 ton NPK, 5.979 ton NPK Formula Khusus, dan 25.488 ton pupuk Organik. Sementara, sesuai laporan sistem Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (ERDKK) yang diterima dari 32 kabupaten/kota di Sumut pada tahun 2024, kebutuhan pupuk bersubsidi petani Sumut mencapai 614.262 ton. Jumlah tersebut terdiri atas, 235.916 ton Urea, 372.367 ton NPK, dan 5.979 ton NPK Formula Khusus.

    "Selisih kebutuhannya tidak terlalu besar dan masih bisa diatasi dengan sistem realokasi pupuk bersubsidi," ujarnya lantas menambahkan, sebelum kenaikan anggaran subsidi, alokasi pupuk untuk petani Sumut pada tahun 2024 hanya berkisar 234.848 ton, masing-masing 124.580 ton Urea, 109.406 ton NPK, dan 862 ton NPK Formula Khusus.

Kabid Sarana Prasarana Dinas Ketapang TPH Sumut, Heru Suwondo,didampingi Pelaksana Sub-Koordinator Pupuk, Pestisida dan Alsintan Bidang Sarpras, Desa Mandasari, saat melakukan pengawasan ke salah satu kios pupuk di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat, beberapa waktu lalu. Foto Ist

   Tak kurang dari Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi/Beras (Perpadi) Sumut, H Ardhi Kusno, mengapresiasi kebijakan pemerintah menaikan anggaran subsidi pupuk hingga mencapai Rp54 triliun. Pasalnya, pupuk merupakan faktor penting dalam meningkatkan produksi pangan nasional. 

    "Kebijakan menaikkan anggaran subsidi pupuk dari 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton menjadi bukti keseriusan pemerintah terhadap nasib petani pangan," pujinya.

    Kendati demikian, Ardhi Kusno menyarankan pihak terkait memperketat penyalurannya di lapangan agar berlangsung efektif dan efisien. 

  "Aparat terkait harus memperketat pengawasan distribusi pupuk di daerah untuk menghindari terjadinya penyimpangan," imbaunya.

    Sekadar informasi, kenaikan anggaran subsidi pupuk tertuang dalam Surat Menteri Keuangan No.S-297/MK.02.2024, sebagai tindak-lanjut dari sejumlah pertemuan terbatas Presiden Jokowi dengan para menteri. Menteri Pertanian, Amran Sulaiman berharap, penambahan anggaran ini bisa membuat petani lebih bersemangat dan mempercepat masa tanam setelah panen, seiring adanya kepastian pupuk subsidi tahun ini. Tujuannya agar produksi dalam negeri melimpah dan Indonesia mampu mewujudkan swasembada.

    "Kurangnya pasokan pupuk bersubsidi, mengakibatkan produksi pangan menurun hingga 4 juta ton pada 2023," sebutnya.

    Mentan Amran Sulaiman mengatakan, volume pupuk subsidi tahun 2024 meliputi pupuk kimia dan juga organik untuk sembilan jenis komoditas seperti padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kopi dan kakao. Adapun alokasi pupuk mengacu pada rekomendasi Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementerian Pertanian. 

    Selain itu, terdapat tambahan lima kelompok petani yang sebelumnya tidak masuk dalam daftar, sebagai penerima pupuk bersubsidi. Lima kelompok petani dimaksud adalah petani di hutan desa, petani yang tidak memiliki kartu tani, petani dengan Indeks Pertanaman lebih dari satu, petani di pegunungan, dan petani yang tidak memiliki lahan. Fey


----------

Komentar

Berita Terkini