|

Combine Harvester Selamatkan Bulir Padi saat Panen

Seorang operator mengoperasikan mesin Combine Harvester di salah satu lahan persawahan siap panen milik petani Sumut, beberapa waktu lalu. Foto Fey

    Medan - Pihak Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Ketapang TPH) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) terus mendorong pemanfaatan alat mesin pertanian (alsintan), khususnya Combine Harvester, untuk meminimalisir kehilangan bulir padi saat dipanen.

    "Penggunaan mesin Combine Harvester akan membuat hasil panen padi petani menjadi optimal karena tingkat kehilangan bulir padi saat panen bisa diminimalisir," papar Kepala Dinas Ketapang TPH Sumut, H Rajali, melalui Sekretaris Dinas, Hj Lusyantini, di ruang kerjanya, Kamis (18/04/2024).

   Dikemukakannya, penggunaan alat-alat pertanian modern seperti Combine Harvester akan memudahkan proses pengolahan dan pemanenan hasil pertanian. Pasalnya, Combine Harvester merupakan alat pemanen padi yang mampu menggabungkan kegiatan pemotongan, pengangkutan, perontokkan, pembersihan, sortasi, dan pengantongan dalam satu proses kegiatan.

     "Jika petani memanen padi menggunakan Combine Harvester, waktu bisa lebih cepat, dan lebih penting lagi, bisa meminimalisir kehilangan bulir padi hingga dua persen," ungkapnya.

      Lusyantini mengakui, keberadaan Combine Harvester menjadi salah satu komponen penting dalam upaya mewujudkan target provinsi ini di tahun 2024 sebanyak 4.158.022 Gabah Kering Giling, setara 2.648.660 ton beras. Apalagi, sejumlah kendala masih menghadang sektor pertanian Sumut, diantaranya alih fungsi lahan persawahan, minimnya irigasi, kekeringan dan kebanjiran. 

     "Faktor alam seperti kekeringan dan kebanjiran masih terjadi di sejumlah sentra pertanaman padi Sumatera Utara yang turut andil dalam menurunkan produksi padi kita," sebutnya lantas berharap, para petani bisa menggunakan teknologi tepat guna untuk mengoptimalkan hasil panen.

    Pada kesempatan itu, Lusyantini mengklaim, pihak Kementerian Pertanian (Kementan) sangat mendukung peningkatan pembangunan pertanian di Sumut, melalui bantuan benih dan alsintan senilai Rp534.511.405.220, selain penambahan volume pupuk bersubsidi untuk tahun 2024, yang diserahkan secara simbolis usai acara Pembinaan Penyuluh Pertanian dan Petani Sumut di Medan pada Februari 2024 lalu.  

     "Untuk Dinas Ketapang TPH Sumatera Utara, pihak Kementerian Pertanian memberikan bantuan berupa benih padi senilai Rp23,94 miliar, benih padi biofortifikasi senilai Rp5,23 miliar, benih jagung senilai Rp162,21 miliar, penumbuhan UMKM hortikultura senilai Rp1,4 miliar, survei investigasi desain dan optimalisasi lahan seluas 30.442 hektar dan dolomit untuk lahan 30.442 hektar, mendukung irigasi pertanian Rp32,7 miliar serta mendukung jalan pertanian senilai Rp54,2 miliar," urainya.

    Dihubungi melalui telepon selulernya, Kepala Bidang Sarana Prasarana Dinas Ketapang TPH Sumut, Heru Suwondo, menyatakan, pemanfaatan alsintan modern telah dilakukan di berbagai sentra pertanaman padi, seperti Kabupaten Langkat, Deliserdang, Serdangbedagai, Simalungun, Batubara, Asahan, Labuhanbatu dan Tapanuli Utara. 

  "Berdasarkan kajian, penggunaan teknologi akan sangat menguntungkan petani karena mampu memangkas biaya operasional hingga 60 persen," tegasnya.   

    Selama ini, kata Heru, potensi kehilangan bulir padi terjadi saat tahap pemanenan, penumpukan hasil panen padi, dan perontokan untuk menghasilkan gabah. Melalui pemanfaatan Combine Harvester, potensi itu bisa diminimalisir. 

  "Saat beroperasi, Combine Harvester sekaligus mampu memotong padi, merontokkan serta membersihkan butiran gabah dari kotoran," tukasnya. 

   Pada kesempatan itu, Heru juga menyebutkan, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2023 telah mengalokasikan bantuan untuk pengadaan tiga mesin Combine Harvester. Ketiga mesin tersebut, masing-masing telah didistribusikan ke anggota kelompok tani (poktan) atau pun Gabungan Kelompok tani (Gapoktan) di Kabupaten Deliserdang, Asahan dan Labuhanbatu Utara. Sementara pada tahun 2024, bantuan mesin Combine Harvester yang bersumber dari APBD Sumut sebanyak dua unit dan dialokasikan ke Kabupaten Deliserdang, sebagai salah satu sentra penghasil beras di Sumut.

    Bantuan mesin Combine Harvester juga diterima pihak Bidang Tanaman Pangan Dinas Ketapang TPH Sumut, pada Tahun Anggaran 2023 lalu. 

    "Provinsi Sumatera Utara menerima bantuan mesin Combine Harvester yang bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2023 sebanyak 12 unit dan sudah dibagikan kepada anggota poktan/Gapoktan di 12 kabupaten/kota," ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Ketapang TPH Sumut, HM Juwaini, saat dihubungi melalui sambungan telepon.

   Dirincikannya, sebanyak 12 unit Combine Harvester dimaksud telah didistribusikan ke Kota Tebingtinggi, Kabupaten Langkat, Dairi, Serdangbedagai, Batubara, Asahan, Labuhanbatu Utara, Labuhanbatu, Toba, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah dan Mandailing Natal. 

    "Mesin Combine Harvester sangat cocok digunakan untuk meminimalisir kehilangan bulir padi saat panen," kata Juwaini. 

Pihaknya juga telah mengajukan permohonan bantuan serupa sebanyak 130 unit kepada pemerintah pusat untuk Tahun Anggaran 2024. Namun, pihak Kementan memilih untuk memprioritaskan program Optimalisasi Lahan Rawa, sehingga bantuan mesin Combine Harvester ditunda untuk sementara waktu. 

"Kita masih berharap, bantuan mesin Combine Harvester tetap ada demi peningkatan kkesejahteraan petani padi Sumatera Utara," harapnya.

   Pengawalan terhadap pertanaman padi agar mampu memenuhi target beras provinsi ini juga dilakukan para punggawa Dinas Ketapang TPH Sumut yang bertugas di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Tanaman Pangan, Hortikultura dan Pengawasan Mutu Keamanan Pangan (PTPH dan PMKP). Hal itu dibenarkan Kepala UPTD PTPH dan PMKP, H Marino, melalui Kepala Seksi Penerapan Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Pangan, Dampak Perubahan Iklim dan Mutu Keamanan Pangan, Amran SP, di ruang kerjanya. 

    "Seluruh personil di lapangan terus memonitor perkembangan pertanaman di wilayah tugasnya masing-masing, dan melaporkannya setiap hari ke kita," tuturnya.

    Tidak hanya itu, pihaknya juga telah menyiagakan sarana-prasarana pendukung, termasuk sebanyak 53 unit pompa air yang tersebar di gudang Brigade Proteksi Tanaman di Kota Medan, Kabupaten Deliserdang, Simalungun, Tapanuli Selatan, Sibolga, Asahan dan Labuhanbatu, di kawasan rentan kekeringan. Sebaliknya, di wilayah rentan kebanjiran, dilaksanakan 'Gerakan penanganan Genangan (Gernang) yang melibatkan anggota kelompok tani setempat untuk membersihkan saluran air di sekitar areal persawahan. Tentunya, tanpa melupakan koordinasi yang dilakukan secara rutin dengan institusi terkait seperti pihak BBMKG Wilayah I-Medan agar bisa memprediksi iklim dan cuaca di wilayah Sumut.     

    "Selama ini kita sudah melakukan Gernang di Kabupaten Mandailing Natal, Langkat, Deliserdang, Serdangbedagai, Batubara, Asahan, Labuhanbatu Utara, dan Labuhanbatu, dalam upaya meminimalisir terjadinya banjir di areal pertanaman padi," tandasnya. Fey



Komentar

Berita Terkini