|

Dampak Banjir Sumut, Sektor Pertanian Berpotensi Merugi Triliunan Rupiah

Pj Sekda Provsu, Sulaiman Harahap (kemeja batik) berbincang dengan Direktur Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementan, Dr Rachmat, usai penyerahan bantuan benih padi dan jagung di Posko Darurat Bencana Provinsi Sumatera Utara, kawasan Jalan AH Nasution Medan, Kamis (04/12/2025). Foto Fey
Aksi gerak cepat yang dilakukan pihak Kementerian Pertanian (Kementan) membantu para petani terdampak banjir di tiga provinsi, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh, membuktikan negara hadir saat rakyat terluka. Betapa tidak, khusus di Sumut saja, potensi kerugian di sektor pertanian mencapai triliunan Rupiah.

Tiga truk, masing-masing bermuatan benih padi dan jagung bergerak perlahan memasuki halaman parkir Posko Darurat Bencana Provinsi Sumatera Utara di kawasan Jalan AH Nasution Medan, Kecamatan Medan Johor, Kamis (04/12/2025) sekira pukul 13.00 WIB. Di dinding truk, terpasang spanduk berwarna hijau bertuliskan 'Penyaluran Bantuan Benih Jagung Terdampak Banjir Kementerian Pertanian'. 

Tanpa menunggu lama, Direktur Serealia Ditjen Tanaman Pangan, Dr Rachmat, menyerahkan secara simbolis bantuan tersebut kepada Pj Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara, Sulaiman Harahap, yang saat itu didampingi Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Ketapang TPH) Sumut, H Timor Tumanggor beserta sejumlah pejabat eselon 3 lingkup Dinas Ketapang TPH Sumut. Semuanya berlangsung dalam hitungan menit, minus kegiatan seremonial tak berarti.

Tak dipungkiri, bencana banjir dan longsor yang menghantam sebagian wilayah Sumut menyisakan duka mendalam. Selain korban jiwa, puluhan ribu hektar lahan pertanaman petani terendam air. 

"Laporan yang kami terima per tanggal 3 Desember 2025 sekira pukul 18.00 WIB, potensi kerugian untuk padi sawah petani mencapai Rp706.613.283.090," ungkap Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Tanaman Pangan, Hortikultura dan Pengawasan Mutu Keamanan Pangan (PTPH dan PMKP) Dinas Ketapang TPH Sumut, H Marino, melalui aplikasi WhatsApp, Kamis (04/12/2025) pagi.

Dikemukakannya, luas areal persawahan terdampak banjir tersebut mencapai 35.615,75 Hektar (Ha) yang tersebar di 80 kecamatan di wilayah 14 kabupaten. Dari jumlah itu, kata Marino, seluas 5.331,85 Ha diantaranya dilaporkan puso. 

"Potensi kehilangan hasil produksi akibat banjir ini berkisar 108.709,74 ton gabah kering panen," tuturnya.

Pihak UPTD PTPH dan PMKP Dinas Ketapang TPH Sumut, mendampingi tim dari Direktorat Perlindungan Tanaman Kementan, yang melakukan monitoring Dampak Perubahan Iklim di kawasan Kabupaten Serdangbedagai, akhir November 2025 silam. Foto Ist
Marino menyatakan, kerugian tersebut belum termasuk padi persemaian milik petani yang juga terdampak banjir seluas 1.945,78 Ha dengan potensi kerugian berkisar 35.293.907.756,25. Begitu juga tanaman pangan lain, seperti jagung dan ubi kayu, serta tanaman hortikultura.

Komoditas jagung, misalnya, seluas 606,30 Ha kebanjiran, dan 311,60 Ha diantaranya mengalami puso dengan potensi kerugian mencapai Rp14.814.499.553,88. Untuk ubi kayu, lahan pertanaman yang kebanjiran berkisar 75 Ha dengan potensi kerugian sekira Rp3.230.312.872,50. Sementara, lahan tanaman hortikultura yang terendam air seluas 636,04 Ha dengan potensi kerugian mencapai Rp190.648.543.560.

Dari laporan tersebut juga diketahui, banjir juga menghancurkan jaringan irigasi tersier seluas 33,049 Ha yang berpotensi merugi hingga Rp79.484.641.300. Bila dikalkulasi, bencana banjir dan longsor yang melanda sebagian wilayah ini pada 26 November 2025 berpotensi merugikan sektor pertanian hingga mencapai Rp1.030.085.188.132,63, dan menggerus produksi pangan dan hortikultura berkisar 118.526,75 ton.

"Para personil kita di berbagai kabupaten/kota masih terus melakukan monitoring di lapangan dan melaporkan kondisi terkini setiap hari," ujar Kepala Seksi Penerapan Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Pangan, Dampak Perubahan Iklim dan Mutu Keamanan Pangan UPTD PTPH dan PMKP, Amran SP, saat ditemui di ruang kerjanya.

Hal itu dibenarkan Plt Kadis Ketapang TPH Sumut, H Timor Tumanggor, melalui Sekretaris Dinas, Yusfahri Perangin-angin.

"Kita berharap, tidak ada lagi tambahan lahan yang terdampak banjir, dan genangan air segera surut agar para petani bisa mulai bertanam lagi," papar Fahri saat dihubungi melalui telepon selulernya.

Harus diakui, 'Tragedi November 2025' memang telah meluluhlantakkan sektor pertanian Sumut. Namun, kesigapan pemerintah, melalui Kementan, dalam membantu para petani, baik dari sisi kemanusiaan melalui bantuan beras dan minyak goreng bagi keluarga terdampak banjir, maupun benih dan alsintan, diyakini mampu untuk tetap mengobarkan semangat para pejuang pangan di negara ini untuk menjadikan Indonesia salah satu lumbung pangan dunia. Semoga...Fey




Komentar

Berita Terkini