|

Singapura Incar Produk Hortikultura Sumut

Para peserta pertemuan 'Business Matching Indonesia-Singapore AWG di Hotel Sahid Batam Center, beberapa waktu lalu. Foto Ist 
Batam | Sejumlah importir Singapura tergiur dengan pesona produk hortikultura asal Sumatera Utara (Sumut). Hal itu terlihat dalam kegiatan ‘Business Matching Indonesia-Singapore Agribisnis Working Group (AWG) yang digagas pihak Kementerian Pertanian (Kementan) dengan Singapore Food Agency di Hotel Sahid Batam Center, Kota Batam, beberapa waktu lalu.

“Para importir asal Singapura sudah sepakat untuk membeli 25 ton buah Naga karena harga yang ditawarkan  Malaysia selaku pemasok buah naga sebelumnya tergolong mahal akibat minimnya persediaan buah itu,” ungkap Kepala Seksi Perbenihan dan Penanganan Mutu Bidang Hortikultura Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut, Mohd Adli Putra, melalui telepon selulernya dari Batam, Kamis (16/11/2022).

Tidak hanya itu, lanjutnya, sejumlah komdoitas hortikultura lainnya seperti kentang, brokoli, wortel, bunga kol, kol bulat, sayuran hijau dan jahe juga diminati. Khusus jahe, pihak Singapura meminta jahe muda yang berusia antara 4-5 bulan.

“Kecuali kol bulat sebanyak 26 ton per minggu, masing-masing komoditas harus mengirimkan 3 ton per hari,” ungkapnya yang hadir dalam pertemuan itu bersama staf Dinas Pertanian Kabupaten Deliserdang, Repelita Silalahi, untuk mendampingi petani.

Adli Putra menjelaskan, lima pelaku usaha asal Sumut hadir pada pertemuan tersebut, masing-masing, Sensasi Group Tiga Pancur, CV HS Jaya Mandiri STP, Kelompok tani Sangapta Ras, Kelompok tani Mawar dan Koperasi Petani Salak Sinabung.

Kepala Seksi Perbenihan dan Penanganan Mutu Bidang Hortikultura Dinas TPH Sumut, Mohd Adli Putra (tiga dari kiri) bersama pelaku usaha dari Sumut. Foto Ist
Dihubungi secara terpisah, Plt Kepala Dinas TPH Sumut, Hj Lusyantini, menyambut positif pertemuan yang difasilitasi pihak Kementan itu. Menurutnya, jaringan pemasaran sangat dibutuhkan para petani, khususnya komoditas hortikultura agar bisa mendapatkan harga yang lebih baik lagi.

“Upaya untuk memperkenalkan petani dengan pembeli langsung sangat bagus, sehingga petani bisa mendapatkan harga yang tinggi,” ujarnya.

Lusyantini mengklaim, pertemuan dagang tersebut semakin membuka peluang para petani hortikultura Sumut untuk mengisi pasar Singapura. Salah satu contohnya, buah naga. 

“Ini peluang bagi petani asal Sumatera Utara, karena harga buah naga asal Malaysia mahal,” sebutnya. Fey



Komentar

Berita Terkini