|

Dinas TPH Sumut Panen Bawang Merah di Kebun Sawit

Plt Kadis TPH Sumut, Hj Lusyantini, memperlihatkan hasil panen bawang merah yang bibitnya berasal dari bantuan APBD Sumut Tahun Anggaran 2022 di lahan milik Gapoktan Dalihan Natolu Desa Siunggam Tonga Kecamatan Padak Bolak Tenggara, Kabupaten Padang Lawas Utara, Rabu (09/11/2022). Foto Ist
Gunungtua | Kreativitas anggota Gabungan kelompok tani (Gapoktan) Dalihan Natolu Desa Siunggam Tonga Kecamatan Padang Bolak Tenggara Kabupaten Padang Lawas Utara memanfaatkan kebun kelapa sawit untuk ditanami bibit bawang merah bantuan dari APBD Sumut Tahun Anggaran 2022, akhirnya berbuah manis. Sebanyak 17,38 ton bawang merah basah per hektar (Ha), atau 10,42 ton bawang merah kering menjadi bukti ketekunan mereka.

“Gapoktan Dalihan Natolu memang luar biasa, sangat kreatif menjadikan bawang merah sebagai tanaman sela di antara pohon kelapa sawit, dan hasil panennya juga tergolong tinggi,” puji Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut, Hj Lusyantini, yang sengaja hadir dalam kegiatan panen tersebut, Rabu (09/11/2022).

Tidak hanya itu, lanjutnya, kontur lahan yang semi landai membuat perpaduan tanaman bawang merah dan kelapa sawit berusia muda, menjadi pemandangan menarik bila dilihat dari akses jalan desa di bawahnya.

“Baru kali ini saya melihat ada hamparan tanaman bawang merah dan kelapa sawit dalam satu areal pertanaman,” ungkap Lusyantini lagi.

Ia berharap, petani menyisihkan sebagian hasil panennya untuk dijadikan bibit pada musim tanam berikutnya. Hal ini mengingat, ketersediaan bibit bawang merah masih sangat terbatas, sehingga para petani kerap kesulitan untuk mendapatkannya saat hendak menanamnya.

“Jangan semuanya dijual untuk konsumsi, tapi sisihkan sebagian untuk dijadikan bibit agar petani tetap terus bisa menanam bawang merah,” imbaunya. 

Menanggapi hal itu, Ketua Gapoktan Dalihan Natolu, Sofyan Harahap, berjanji akan menyisihkan sebagian hasil panen untuk dijadikan bibit. Apalagi, sebelumnya Sofyan juga sempat mengalami sulitnya mendapatkan bibit bawang merah, sebelum mendapatkan bantuan dari Pemprov Sumut.  

“Memang payah mendapatkan bibit bawang merah berkualitas. Kalau pun ada, harus dibeli ke Pulau Jawa. Tentunya harganya jadi lebih mahal bila dibandingkan kalau beli di Sumatera Utara,” sebutnya.

Pada kesempatan itu, pihaknya sangat berterimakasih karena telah dipercaya mendapatkan bibit bawang merah bantuan dari pemerintah. Selain pernah mencicipi ‘manisnya' harga jual bawang merah, Sofyan juga tidak perlu kesulitan lagi mendapatkan benih saat hendak menanamnya.

“Sekali lagi terima kasih kami ucapkan karena pemerintah sudah peduli kepada nasib petani bawang merah,” paparnya.

Berdasarkan pengamatan, Sofyan memang tergolong serius dalam melakukan budidaya bawang merah. Tanpa ragu, ia menggunakan selang drip untuk menyiram tanamannya. 

“Dengan menggunakan selang drip, kami tidak perlu lagi repot untuk menyiram tanaman bawang merah ini,” sebutnya.

Anggota Gapoktan Dalihan Natolu memamerkan hasil panen bawang merah, usai kegiatan panen yang dihadiri Plt Kadis TPH Sumut, Hj Lusyantini, Rabu (09/11/2022). Foto Ist 
Sementara, Kepala Bidang Hortikultura Dinas TPH Sumut, Lambok Turnip, menyatakan, selang drip merupakan suatu sistem yang digunakan untuk irigasi pertanian berbasis sistem tetes. Biasanya, petani memanfaatkan selang drip berbahan plastik PE sehingga tahan saat musim kemarau dan hujan.

“Ini membuktikan keseriusan pihak Gapoktan Dalihan Natolu dalam bertanam bibit bawang merah bantuan pemerintah, karena biaya pemasangan selang drip juga tidak murah,” ujar Turnip yang saat itu didampingi Kepala Seksi Sayuran dan Tanaman Obat, Adri Airil Nasution, dan sejumlah staf Bidang Hortikultura Dinas TPH Sumut.

Ia menambahkan, Gapoktan Dalihan Natolu sebelumnya mendapatkan bantuan bibit bawang merah berikut pupuk organik dan pupuk hayati cair untuk areal pertanaman seluas 5 Ha. Setiap hektar, para penerima bantuan mendapatkan 700 kg bibit bawang merah, 4 ton pupuk organik dan 6 liter pupuk hayati cair. Diharapkan, bantuan tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga petani. 

“Idealnya, lahan pertanaman bawang merah seluas satu hektar membutuhkan bibit antara 1.000 kilogram hingga 1.200 kilogram. Kita berharap, kekurangannya bisa ditutupi penerima bantuan dengan cara swadaya,” tandasnya. Fey

 

Komentar

Berita Terkini