|

Kelapa Pandan Wangi masih Menjanjikan

Sekda Provsu, Hj R Sabrina (kanan) memegang buah kelapa genjah Pandan Wangi di areal pembibitan milik Tungmas Agro Lestari, kawasan Desa Pantai Cermin Kanan Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdangbedagai, Rabu (26/05/2021). Foto Ist

Pantai Cermin- Kelapa genjah Pandan Wangi potensial dikembangkan di Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Demikian dikemukakan Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumut, Hj R Sabrina, saat meninjau lahan pembibitan seluas 15 hektar (ha) berlabel Tungmas Agro Lestari di kawasan Desa Pantai Cermin Kanan Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdangbedagai (Sergai), Rabu (26/05/2021).

"Produktivitasnya tergolong tinggi dan juga diminati masyarakat," ungkapnya yang saat itu didampingi Kadis Perkebunan Sumut, Hj Lies Handayani dan Pt Kadis Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut, Bahruddin Siregar dan Direktur RS Haji Medan, Rehulina Ginting.

Hal itu dibenarkan Kadis Perkebunan Sumut, Hj Lies Handayani. Ia mengklaim, pihak Tungmas Agro Lestari merupakan binaan Dinas Perkebunan Sumut sejak tahun 2016. Menurutnya, kelapa Pandan Wangi memiliki usia produktif hingga 15 tahun dan mulai berbuah setelah dua hingga tiga tahun setelah ditanam. 

"Bibit kelapa pandan wangi dapat tumbuh dan berbuah dengan optimal di dataran rendah hingga ketinggian 450 mdpl, sehingga layak dikembangkan di Sumut," sebut Lies Handayani.

Ditambahkannya, kelapa genjah Pandan Wangi merupakan salah satu kelapa eksotik dengan karakter spesifik pada buahnya. Aroma wangi pandan pada sabut, air dan daging buahnya serta citarasa pandan serta manis pada air dan daging buahnya, menjadi ciri khas kelapa asal Thailand bernama ‘Aromatic Nam Hom Coconuts’ itu.

Sementara, Agricultural Consultant Tungmas Agro Lestari, Jasman P Silitonga, membenarkan potensi budidaya kelapa genjah Pandan Wangi tersebut. Apalagi, masih sedikit pihak yang membudidayakannya. 

"Peminatnya cukup banyak dan di Sumatera Utara baru dijual di beberapa lokasi saja, seperti Berastagi Supermarket dan beberapa restoran. Harga jualnya juga tergolong mahal, berkisar Rp25.000 hingga Rp35.000 per buah," tuturnya.

Namun, Jasman menyatakan, tidak mudah mendapatkan sertifikat benih kelapa genjah Pandan Wangi. Dibutuhkan evaluasi selama empat tahun sebelum sertifikasi benih diterbitkan pihak Kementerian Pertanian.

"Bekerja sama dengan Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain (Balitka), kami melakukan evaluasi selama empat tahun sebagai persyaratan mendapatkan sertifikat benih," ujarnya.

Selama ini, Jasman mengaku banyak menerima permintaan bibit dari luar provinsi, yakni Nusa Tenggara Barat dan Bangka Belitung. Bahkan, Provinsi Bangka Belitung bersedia melakukan kontrak pembelian bibit selama tiga tahun. Kendati demikian, pihaknya belum mampu memenuhi permintaan itu. 

"Kalau semua bibit kita jual ke satu daerah, daerah lain tidak akan kebagian," tukasnya. Fey

Komentar

Berita Terkini