|

Target PTPN II, Hasilkan Raw Sugar Terbaik

Jajaran manajemen PTPN II berkomitmen menghasilkan raw sugar terbaik pada tahun 2021, sekaligus menjadi momen kebangkitan PTPN II. Foto Ist

Langkat- Pihak manajemen PTPN II menargetkan mampu menghasilkan raw sugar (gula kristal mentah, red) terbaik dengan rendeman minimal 6,2% pada tahun 2021. Hal itu ditegaskan Direktur PTPN II, Irwan Perangin-angin, saat seremoni Giling Perdana Tebu Pabrik Gulla Kwala Madu (PGKM) tahun 2020-2021 di areal pabrik kawasan Desa Sidomulyo Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Rabu (03/02/2021).

Ia menjelaskan, target tersebut bukan tanpa alasan. Selain kualitas tebu yang dihasilkan lebih baik dari sebelumnya, pihak manajemen juga menjalin kerja sama dengan Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) dalam upaya pengawasan mutu tanaman tebu. 

"Kita juga membentuk tim khusus yang mengawasi mutu dan restant tebu di areal perkebunan," paparnya dihadapan Komisaris Utama Amri Siregar, Komisaris Independen Bambang Setia Hidayat, SEVP Busssiness Support, Sahriadi Siregar, SEVP Operational RM Mulianta Sitepu, Kabag Kesekretariatan Perusahaan, Kennedy Sibarani, Kasubag Humas, Sutan Panjaitan, Ketua Serikat Pekerja PTPN II, Tri Wahyudi dan jajaran pengurus, para manajer kebun tebu serta manajemen PGKM.

Bila target tercapai, kata Irwan, dipastikan hal itu menjadi sejarah baru bagi pihak PTPN II, mengingat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, belum pernah terwujud raw sugar dengan rendemen minimal 6,2%. Untuk itu, ia mengimbau seluruh manajer kebun tebu dan pabrik gula bekerjasama secara baik dalam upaya mewujudkannya.

"Itu harus dilakukan agar sasaran kita untuk mencapai produktifitas 65 ton per hektar dan rendemen 6,2 persen bisa dicapai," sebutnya.

Irwan mengakui, selama ini PTPN II selalu menjadi pengikut. Namun, melalui sejumlah perubahan, pihaknya optimistis, perusahaan mampu menjadi yang terdepan di sektor perkebunan. 

"Bila pengawasan mutu dapat ditingkatkan, saya yakin target 65 ton tebu per haktar dapat diraih," ujar Irwan. 

Dikisahkannya, tahun lalu sempat melihat tebu yang baru selesai dipanen, dibiarkan tergeletak di tanah hingga tiga hari. Kondisi itu berpotensi menurunkan kualitas tebu secara drastis dan pada akhirnya akan menghasilkan angka rendemen yang jauh dari harapan. Belajar dari pengalaman tersebut, pihak manajemen meminta seluruh manajer kebun tebu berkomitmen untuk tidak membiarkan tebu yang baru dipanen tergeletak lebih dari 24 jam demi menjaga kualitas.

"Giling perdana tebu di tahun 2021 ini diharapkan mampu menjadi tahun keemasan bagi PTPN II," tuturnya.

Guna bahan baku PGKM, pihak PTPN II berharap dari lima Kebun, yakni Kwala Madu di Kabupaten Langkat, Tandem Hilir, Bulu Cina dan Sei Semayang, ketiganya di Kabupaten Deliserdang, serta Helvetia di Kota Medan. 

"Selama ini, iklim menjadi penghambat proses tebang dan giling. Tapi dalam beberapa hari terakhir, cuaca cukup kering sehingga dapat mempercepat setiap prosesnya," ucap Irwan.

Alat berat mengangkut tebu yang baru dipanen untuk digiling ke Pabrik Gula Kwala Madu. Foto Ist

Sebelumnya, Manajer PGKM, Lukman Nul Hakim Harahap, melaporkan, kapasitas giling PGKM pada tahun ini berkisar 3.200 ton tebu dengan perolehan gula sebanyak 197 ton per hari. Ia meyakini, dengan persiapan yang telah dilaksanakan, termasuk efisiensi beberapa peralatan, target yang dicanangkan dalam  Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dapat tercapai. 

"Tanggal 1 Februari 2021, kita melaksanakan apel bersama, mulai dari pimpinan, karyawan maupun pegawai kontrak untuk menegaskan komitmen membangkitkan Pabrik Gula Kwala Madu dan membangun kejayaan PTPN II," tandasnya. Fey

Komentar

Berita Terkini