|

Bibit Bantuan Covid-19 Sumut segera Panen

Kepala Dinas TPH Sumut, Dahler Lubis (kemeja kotak-kotak) saat berdialog dengan petani bawang merah di Kabupaten Samosir, beberapa waktu lalu. Foto Ist

Medan- Bantuan bibit bawang merah dan cabai merah berikut sarana produksi pertanian (saprodi) yang bersumber dari Dana Refocusing APBD tahun 2020 Tahap II mulai memperlihatkan hasilnya. Bahkan, di sejumlah kabupaten/kota, para petani penerima bantuan telah memasuki masa panen.

"Petani di beberapa kabupaten/kota penerima bibit bawang merah sudah memanen, sementara lainnya tinggal menunggu panen," ungkap Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut, Dahler Lubis, di ruang kerjanya, kawasan Jalan AH Nasution Medan, Senin (15/02/2021).

Berdasarkan hasil monitoring pihaknya, para petani yang telah memanen bawang merah itu diantaranya Kelompok tani (Poktan) Pringgan di Deliserdang dengan areal seluas 1 hektar (ha), Poktan Subur (1 ha), Prima Jaya (1 ha) dan Suka Maju IV (1 ha) di Kabupaten Mandailing Natal, Poktan Rimnitahi (1 ha) dan kelompok Wanita Tani Anggrek (1 ha) di Kabupaten Tapanuli selatan, Poktan Saurdot (0,5 ha) dan Marsada (0,5) di Kabupaten Toba, Poktan Sepakat (1 ha), Simangornop (1 ha) dan Makmur Bersama (2 ha) di Kota Padangsidimpuan, Poktan Dosniroha (1 ha) dan Sabar Tani (1 ha) di Kabupaten Samosir serta Poktan Harapan (1 ha) di Kabupaten Padang Lawas Utara. 

"Rata-rata produktivitas panen bawang merah petani ini berkisar delapan sampai 10 ton per hektar," paparnya lantas menambahkan, para petani penerima bantuan bibit cabai merah juga telah menikmati hasil panen mereka.

Dahler mengklaim, pihak Dinas TPH Sumut secara intens melakukan monitoring lahan pertanaman milik petani penerima bantuan. Hal ini dimaksudkan agar petani penerima bantuan bisa menikmati hasil panen, sehingga mampu bertahan di masa pandemi Covid-19.

"Dalam waktu dekat, seluruh petani penerima bantuan bibit bawang merah yang bersumber dari Dana Refocusing APBD tahun 2020 akan panen," tegasnya.

Pihaknya juga optimistis, bantuan bibit bawang merah dari Dana Refocusing APBD tahun 2020 mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Sumut sebanyak 43 ribu ton per tahun, dari produksi petani lokal yang berkisar 25 ribu ton per tahun. 

"Mudah-mudahan, melalui bibit bantuan Covid-19 kepada petani di sejumlah kabupaten/kota, Sumatera Utara bisa meminimalisir pasokan bawang merah dari luar untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya," harapnya. 

Secara terpisah, Kepala Bidang Hortikultura Dinas TPH Sumut, Ir Bahruddin Siregar, mengaku tetap melakukan monitoring dengan cara menyambangi areal pertanaman bawang merah dan cabai merah yang dikelola petani penerima bantuan di berbagai kabupaten/kota. Pihaknya juga mencoba memberikan solusi terhadap kendala yang ditemukan para petani saat bertanam bawang merah atau pun cabai merah. Salah satunya, saat berkunjung ke areal pertanaman bawang merah seluas 1 ha yang dikelola Poktan Enggal Mukti di Desa Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang, akhir Januari silam.

Dihadapan belasan anggota Poktan Enggal Mukti, Bahruddin menjelaskan, jamur yang memicu penyakit fusarium muncul akibat curah hujan terjadi terus-menerus.Bila tidak segera diatasi, tanaman bawang merah berpotensi gagal panen.

"Sebagai upaya pertolongan pertama, bilas tanaman bawang merah ini setelah diguyur hujan. Lakukan secara rutin," ujar Bahruddin sembari memperlihatkan tanaman bawang yang berada di dekatnya berdiri.

Pihaknya juga menyarankan Ketua Poktan Enggal Mukti, Sugito meminta pihak Dinas Pertanian Kabupaten Deliserdang segera mengirimkan surat permohonan bantuan pestisida ke Bidang Sarana dan Prasarana Dinas TPH Sumut, agar pertanaman bawang yang terserang penyakit bisa diatasi.

"Bila situasi pertanaman bawang seperti ini, harus segera diselamatkan," tukasnya.

Ia juga memuji kesigapan para anggota Poktan Enggal Mukti dalam menyelamatkan pertanaman bawang merah di lokasi itu saat terendam air akibat guyuran hujan deras, beberapa waktu lalu.

"Bapak-bapak anggota Poktan Enggal Mukti berarti sudah ikut bertanggungjawab terhadap bibit bantuan pemerintah ini agar tetap tumbuh dan bisa dipanen," ujarnya.

Anggota Poktan Suka Maju IV Dalan Lidang Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal, memeprlihatkan hasil panen bawang merah bantuan Covid-19, beberapa waktu lalu. Foto Ist 

Hal itu dibenarkan Sugito yang bertekat untuk menyukseskan pertanaman bawang merah bantuan pemerintah. Alasannya sederhana, nilai ekonomis bawang merah lebih tinggi dibandingkan tanaman jagung dan ubi kayu yang selama ini digeluti para anggota Poktan Enggal Mukti.

"Usia tanam bawang merah sudah sekitar 33 hari dan sebentar lagi panen. Kita harus berhasil, meski lebih keras lagi merawat tanaman bawang yang sudah terserang enyakit fusarium ini.

Harapan akan keberhasilan pertanaman bawang merah juga disampaikan Kepala Desa Sampali, M Ruslan. Ia optimistis, bantuan bibit berikut saprodi dari pemerintah di tengah pandemi Covid-19 bisa mendongkrak perekonomian petani, khususnya di Desa Sampali.

“Bila ini berhasil, kita akan menjadikan lokasi ini salah satu destinasi tani dari bantuan dana desa,” pungkasnya.

Sementara, Kepala Seksi Sayur dan Tanaman Obat Bidang Hortikultura Dinas TPH Sumut, Adri Nasution, melalui telepon selulernya, tidak menampik bila para penerima bantuan pemerintah ini memiliki rasa tanggungjawab. Dicontohkannya anggota Poktan Bina Karya Desa Sugiharjo Pasar I Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang yang memilih mengulang kembali pertanaman cabai merah mereka akibat terendam air setelah diguyur hujan deras, beberapa waktu lalu. Padahal, kata Adri, Poktan Bina Karya hanya mendapatkan bantuan mulsa sebagai wadah pertanaman cabai merah.

"Waktu kami monitoring ke lokasi pertanaman Poktan Bina Karya, petaninya bilang, sayang kalau mulsa bantuan dari pemerintah itu tidak terpakai. Makanya mereka kemudian membeli bibit cabai merah lagi untuk kembali menanam," sebutnya. Fey 

Komentar

Berita Terkini