"Adinda lah mana enaknya. Kalau adinda mau laporkan, silahkan. Saya siap," sebut Insan Hasibuan via WhatsApp saat dikonfirmasi terkait dugaan korupsi rabat beton hasil investigasi pihak Dewan Pimpinan Wilayah Serikat Kerakyatan Indonesia Provinsi Sumatera Utara (DPW SAKTI Provsu), Sabtu (25/07/2020).
Bahkan, ia mengaku sebagai pekerja pers di salah satu media di Kabupaten Tapsel dan keberatan bila dikatakan proyek rabat beton itu dinilai sarat dengan korupsi.
"Saya keberatan kalau adinda mau buat berita yang tidak benar. Saya juga orang media adinda ku. Dan kalau mau baik-baik, sesama kawan kita bicarakan, saya siap," tulisnya lagi.
Insan Hasibuan mengingatkan untuk berhati-hati dalam membuat pemberitaan. "Hati-hati adinda membuat berita. Tidak ada yang fiktif di Desa Sorimanaon. Kalau mau jelas, saya sebagai Kades, kita bawa adinda menunjukkannya," ujarnya.
Ia mengklaim telah melakukan peninjauan ke lokasi kegiatan pembangunan infrastruktur jalan akses ke lahan sawah dan akses jalan lingkungan lahan.
"Saya sudah cek langsung dulu dengan camat dan baru selesai semalam. Tidak ada yang fiktif dan sesuai aturan. Cuma saya keberatan kalau adinda mau buat berita yang tidak benar. Saya juga orang media adinda ku," tulisnya.
![]() |
Proyek jalan lingkungan sepanjang 401 meter senilai Rp310 juta dari Anggaran Dana Desa tahun 2018-2019, beberapa waktu lalu. Foto Ist |
"Di lokasi pembangunan infrastruktur jalan itu, hanya ditemukan tumpukan pasir dan batu-batu. Padahal, proyek itu menggunakan ADD tahun 2018-2019," paparnya.
Fredrick berharap, penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) Tapsel segera mengusut tuntas dugaan korupsi yang merugikan negara tersebut. Dra
Ket. Foto
Lokasi dugaan korupsi kegiatan rabat beton pembangunan infrastruktur di kawasan Saba Tonga Tonga, Desa Sorimanaon, Kecamatan Angkola Muara Tais, Kabupaten
Tapsel, Provinsi Sumatera Utara, Tahun Anggaran (TA) 2018 dan 2019.