|

Gawat... Harimau Satroni Tiga Desa di Sumut

Jejak kaki harimau yang ditemukan di pinggiran sungai yang berdekatan dengan hutan dan pemukiman warga. Foto Yohana Zira
Medan- Warga tiga desa di Sumatera Utara (Sumut), yakni Dusun Kampung Baru, Desa Terang Bulan, Kecamatan Aek Natas, Kabupaten Labuhan Batu Utara (Labura), Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Tanah Karo serta Desa Paropo, Kecamatan Silalahi Sabungan, Kabupaten Dairi, resah menyusul adanya harimau yang berkeliaran di dekat pemukiman. 

Menurut Kepala Bidang Teknik Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), Irzal Azhar, keresahan warga dipicu oleh jejak kaki dan kotoran harimau di pinggiran sungai yang berdekatan dari kawasan hutan di tiga desa tersebut. Bahkan, di Desa Terang Bulan, lanjutnya, ada warga yang mendengar suara auman binatang buas itu pada Sabtu (10/8/2019) malam.

"Petugas kita bekerja sama dengan aparat kepolisian dan TNI sudah memasang camera trap di tiga tempat yang diperkirakan menjadi tempat perlintasan harimau itu," ungkapnya melalui telepon selulernya.

Selain itu, pihaknya juga telah melakukan sosialisasi kepada warga yang mayoritas bekerja sebagai petani agar tidak membunuhnya. Diakuinya, sekira Juli 2019, para petani di Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Tanah Karo juga dihebohkan dengan kemunculan seekor harimau di tengah lahan pertanian. Lokasi kejadian itu berjarak sekira 110 kilometer dari Kota Medan, Sumatera Utara.

"Laporan itu sudah ditindaklanjuti," tukasnya.

Hal senada dikemukakan Kepala Seksi Konservasi wilayah I Sidikalang, Sumut, Tuahman Raya Tarigan. Dijelaskannya, harimau juga muncul di Desa Paropo. Kecamatan Silalahi Sabung, Kabupaten Dairi, Sumut.

"Seorang warga mengaku melihat langsung harimau itu berada di lahan pertanian, saat sedang berada di atas pohon mangga yang hanya berjarak sekitar 50 meter dari hewan buas itu," sebutnya.

Sebelumnya, konflik manusia dengan binatang buas juga terjadi di Tapanuli Selatan. Dua warga menjadi korban, salah satunya tewas dimangsa harimau. Seorang lagi terluka akibat kena cakaran dan gigitan. Harimau itu akhirnya diamankan petugas BBKSDA setelah masuk dalam perangkap.

Berdasarkan catatan pihak BBKSDA, konflik manusia dan harimau kerap terjadi di Sumut. Kurun 2017-2019, misalnya, tercatat sebanyak 17 kasus. Selain di Tanah Karo, pihak BBKSDA masih memantau pergerakan harimau yang kerap muncul di wilayah perbatasan Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabupaten Tapanuli Utara. Dalam perkembangan terakhir, harimau memangsa empat ekor kambing di Desa Batang Parsuluman, Kecamatan Saipar Dolok Hole, Tapanuli Selatan. Yohana Zira
Komentar

Berita Terkini