|

Indonesia Butuh Penguatan Hilirisasi Pertanian

Guru Besar IPB, Prof Bungaran Saragih, foto bersama dengan pihak Dekanat Faperta USU saat tampil sebagai nara sumber Kuliah Umum di Aula Suratman Faperta USU, Rabu (02/07/2025). Foto Ist
Medan – Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Bungaran Saragih, mengingatkan pentingnya penguatan hilirisasi (industrialisasi, red) pertanian. 

“Meski hilirisasi pertanian di Indonesia sudah diterapkan cukup lama, namun masih tergolong dangkal,” ungkapnya saat tampil dalam Kuliah Umum bertajuk ‘Agribisnis Sebagai Dasar Re-Industrialisasi Ekonomi Indonesia’, yang digelar Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Sumatera Utara bersama Program studi S1 Agribisnis dan PT Agrari di Aula Suratman Faperta USU, Rabu (02/07/2025).

Menurutnya, indikasi itu terlihat dari rasio nilai tambah sektor industri agro dengan sektor pertanian tahun 2023 yang masih bergerak di sekitar angka satu persen. Padahal, kata Menteri Pertanian periode 2000-2004 ini, ketahanan pangan dan energi merupakan salah satu kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sebesardelapan persen, sebagaimana yang ditargetkan pemerintah. 

“Hilirisasi pertanian harus terus dikembangkan agar target sebesar delapan persen pertumbuhan ekonomi tercapai  melalui hilirasi ketahanan pangan dan energi,” tegasnya.

Sementara, Dekan Fakultas Pertanian USU, Prof Dr Ir Tavi Supriana MS, menyatakan,  merupakan kebanggaan bagi Faperta USU karena kedatangan Prof Bungaran Saragih sebagai narasumber pada kuliah umum ini.

"Profesor Bungaran Saragih merupakan sosok yang sangat pintar khususnya di bidang ekonomi makro, saat saya menjadi mahasiswa beliau ketika menjalani studi S2 di IPB," ujarnya dihadapan pihak dekanat Faperta USU, Head Agronomy PT Agrari, Agus Hatimbulan, dan seratusan mahasiswa.

Pihaknya berharap, pengetahuan para peserta terkait hilirisasi pertanian bisa bertambah melalui kuliah umum ini.

Hal senada dikemukakan pemandu kegiatan Kuliah Umum, Vista Uli Sihombing MSi.

"Sektor pertanian tidak hanya dilihat dari sisi produksi semata, tapi juga harus diposisikan sebagai motor penggerak transformasi ekonomi nasional melalui pendekatan hilirisasi," sebutnya. Fey


Komentar

Berita Terkini