|

Hilirisasi Pertanian Untungkan Petani

Sub-Koordinator Kelembagaan Bidang Penyuluhan Dinas Ketapang TPH Sumut,M Syafnurdin Asroi, menyerahkan seperangkat bantuan memasak kepada pihak KWT Mekar Timur Kabupaten Deliserdang,  dalam upaya hilirisasi produk pertanian, beberapa waktu lalu. Foto Fey

Medan – Pernyataan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman seputar hilirisasi produk pertanian berdampak positif terhadap kesejahteraan petani beberapa waktu lalu, telah terbukti di Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Beragam produk olahan pertanian yang dipasarkan, memiliki nilai ekonomi tinggi.

“Kita sudah membuktikannya saat pembentukan KEP (Kelembagaan Ekonomi Petani, red) yang menjadi bagian dari program modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi mendesak (Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project, SIMURP) beberapa waktu lalu,” ungkap Sub-Koordinator Kelembagaan Bidang Penyuluhan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Ketapang TPH) Sumut, M Syafnurdin Asroi, di ruang kerjanya kawasan Jalan AH Nasution Medan, Senin (22/07/2024) pagi.

Ia mengklaim, sebanyak delapan Kelompok Wanita Tani (KWT) dan delapan KEP di dua kabupaten pelaksana SIMURP, yakni Deliserdang dan Serdangbedagai (Sergai) mampu meningkatkan nilai jual hasil panennya setelah diolah dalam berbagai produk. KWT Mekar Timur di Kabupaten Deliserdang, misalnya, mampu mengolah beragam produk, diantaranya keripik pisang dan keripik ubi, dari sebelumnya yang hanya memproduksi rengginang. 

“Sebagai bagian dari program SIMURP, KEP harus mempunyai manfaat nyata bagi petani, yakni dapat meningkatkan produktivitas, produksi dan kualitas,” sebut pria yang karib disapa Asroi ini.

Hal tersebut dibenarkan Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Ketapang TPH Sumut, H Sutarman. Menurutnya, usaha pengolahan hasil pertanian difokuskan untuk tanaman pangan dan hortikultura agar mampu menambah pendapatan selain usahatani di lahan.

“KEP merupakan salah satu terobosan dalam upaya pemberdayaan petani untuk pengembangan usaha yang dikelola oleh petani secara profesional di sektor pertanian,” ujarnya.

Tidak hanya melalui program SIMURP, pemerintah juga mendukung upaya program hilirisasi produk pertanian melalui bantuan alat pengolahan hasil.  Salah satunya dari pihak Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Ditjen Tanaman Pangan Kementan, yang mengucurkan bantuan Unit Pengolahan Hasil kedelai dari P-APBN 2022. Sepetak rumah produksi berukuran 5x8 meter persegi berikut perlengkapan pendukungnya pernah diberikan kepada KWT Lestari di Desa Teluk Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat untuk mengolah kedelai menjadi tempe, keripik tempe dan susu kedelai. Lokasi rumah produksi itu berada di kawasan sentra pertanaman kedelai, sehingga akan memudahkan anggota KWT membuat beragam produk olahan berbahan kedelai.

“Saat ini, hasil panen kedelai dihargai Rp10 ribu per kilogram, tapi kalau sudah menjadi beragam produk olahan, harganya bisa berlipat-lipat,” tutur Ketua KWT Lestari, Sumiati, waktu itu.

Sekretaris Dinas Ketapang TPH Sumut, Hj Lusyantini, usai menyerahkan bantuan Solar Dryer Dome kepada pihak Kelompok Tani Kasih di Kabupaten Batubara,beberapa waktu lalu. Foto Fey

Manfaat hilirisasi produk pertanian itu juga dirasakan anggota Kelompok tani (Poktan) Intan Kelurahan Padang Merbau Kecamatan Padang Hulu, Kota Tebingtinggi, Provinsi Sumut, Budiarti, yang menerima bantuan Bangsal Paska-panen dan Pengolahan Komoditas Hortikultura dari APBN 2022.

“Setiap minggu, sebanyak 500 kilogram hingga satu ton keripik pisang kepok keling dikirim ke Malaysia dan setiap tiga minggu, kita mengirim lima ton keripik ubi jalar ke Malaysia,” papar Ketua Poktan Intan, Budiarti, saat peresmian bangsal bantuan tersebut.

Dihubungi melalui telepon selulernya, Kepala Bidang Hortikuktura Dinas Ketapang TPH Sumut, Lambok Turnip, menyatakan, bantuan dalam Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura itu menjadi salah satu program pengembangan sektor hilirisasi Kementan. Setiap tahun, lanjutnya, bantuan dikucurkan untuk poktan yang telah diseleksi sebelumnya. 

Dirincikan, pada Tahun Anggaran 2022, sebanyak tiga poktan, masing-masing di Kota Medan, Tebingtinggi dan Kabupaten Serdangbedagai mendapatkan bantuan pembangunan bangsal pengolahan berikut peralatan pendukungnya. Begitu juga di tahun 2023, pihaknya telah menyalurkan bantuan alat pengolahan pembuatan jamu ke poktan di Kota Medan, pembuatan selai stroberi dan keripik kentang untuk poktan di Kabupaten Karo dan pembuatan keripik pisang dan tepung pisang ke poktan di Kabupaten Serdangbedagai. 

Sementara untuk tahun ini, kata Lambok Turnip, dari empat lokasi yang direncanakan, baru tiga berkas permohonan Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) yang sudah diterima, masing-masing dua poktan di Kabupaten Deliserdang untuk pengolahan cabai merah menjadi pasta dan sambal siap saji, serta poktan di Langkat untuk pengolahan dodol salak dan wajik salak.

“Program ini bukan sekadar meningkatkan nilai tambah dan diversifikasi produk hortikultura saja, tapi juga mengatasi kelebihan produksi agar harga tetap membaik,” ujarnya.

Sementara, Kepala Dinas Ketapang TPH Sumut, H Rajali, diwakili Sekretaris Dinas, Hj Lusyantini, mengaku optimistis, hilirisasi produk pertanian mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Bila hilir maju, otomatis hulu juga akan maju,” tandasnya. Fey

Sekretaris Dinas Ketapang TPH Sumut, Hj Lusyantini (dua dari kanan) dan Kepala BIdang Tanaman Pangan Dinas Ketapang TPH Sumut, HM Juwaini (paling kiri), bersama undangan lainnya, memperlihatkan produk olahan pertanian milik Kelompok Tani Intan di Kota Tebingtinggi, beberapa waktu lalu. Foto Fey


Komentar

Berita Terkini