|

Mantap...Serangan OPT Padi di Sumut Turun

Salah satu gerakan pengendalian yang dilakukan pihak UPTD PTPH dan PMKP dalam upaya meminimalisir serangan OPT utama tanaman padi, beberapa waktu lalu. Foto Ist

Medan – Pihak Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Tanaman Pangan, Hortikultura dan Pengawasan Mutu Keamanan Pangan (PTPH dan PMKP) Sumut, mengklaim, telah sukses meminimalisir serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) utama pada tanaman padi untuk periode Januari-Mei 2024.

“Selama Januari hingga Mei 2024, terjadi penurunan serangan OPT utama tanaman padi seperti tikus, penggerek batang, blast, kresek, tungro dan wereng batang coklat, sebesar 30 persen dibanding periode sama pada tahun lalu,” ungkap Kepala UPTD PTPH dan PMKP Sumut, H Marino, di ruang kerjanya kawasan Jalan AH Nasution Medan, Kamis (27/06/2024) pagi.

Berdasarkan data, lanjutnya, luas areal yang terserang pada periode Januari-Mei 2023 mencapai 4.504,1 hektar. Sementara, pada periode yang sama di tahun 2024, lahan pertanaman padi yang terserang OPT hanya berkisar 3.150,6 ha, atau mengalami penurunan sekira 1.353,5 ha.

“Ini berkat kerja keras seluruh personil di lapangan dan pihak terkait lainnya, sehingga serangan OPT utama pada tanaman padi bisa diminimalisir,” sebutnya yang saat itu didampingi Kasubbag Tata Usaha, Sa'adi.

Ia mengemukakan, sejumlah upaya dilakukan untuk meredam serangan OPT tersebut. Salah satunya, dengan melakukan gerakan pengendalian OPT secara pre-emtif (pencegahan, red) sebelum terjadi serangan pada tanaman padi.

“Kita menginstruksikan seluruh petugas POPT (Pengendali OPT, red) di kabupaten/kota untuk melakukan gerakan pengendalian sebelum terjadi serangan pada tanaman padi, agar populasi OPT tidak menyebar,” tuturnya.

Kendati sukses meredam serangan OPT tanaman padi, namun, pihaknya mengaku belum mampu meminimalisir lahan pertanian yang mengalami kekeringan. Dikatakannya, selama periode Januari-Mei 2024, terjadi kenaikan sebesar 62% lahan pertanian yang mengalami kekeringan, atau mencapai 274,1 ha dari tahun lalu seluas 103,6 ha.

"Lahan pertanian yang mengalami kekeringan berada di wilayah Kabupaten Langkat, Deliserdang, Asahan dan Nias Utara," tukas Marino.

Menghadapi hal tersebut, pihaknya telah menginstruksikan seluruh petugas POPT meningkatkan pengamatan untuk melihat perkembangan banjir dan kekeringan terhadap pertanaman serta segera melaporkannya secara insidentil ke Dinas Ketapang TPH Sumut melalui UPTD PTPH dan PMKP. Selain itu, setiap petugas POPT diimbau untuk memberikan rekomendasi upaya penanganan yang tepat kepada petani, seperti melakukan pengutipan hasil tanaman yang sudah layak panen, membersihkan saluran air ke lahan pertanian dan melakukan pompanisasi jika ada pembuangan air di sekitar lahan pertanian.

"Tidak kalah pentingnya, petugas POPT harus mendata tanaman yang puso dengan melengkapi foto secara open kamera, sehingga diketahui titik koordinatnya serta mengaktifkan posko-posko yang ada di tingkat kecamatan dan kabupaten agar perkembangannya bisa terus dicermati," urai Marino.

Ia menambahkan, seluruh petugas lapang POPT juga diinstruksikan untuk mengikuti posko posko di kantor kecamatan dan segera melaporkan jika ada pertanaman yang terancam kekeringan. 

"Bila terjadi puso akibat kekeringan, petugas lapang harus membuat Berita Acara puso untuk mendapatkan Cadangan Benih Daerah (CBD) dari Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara," papar Marino. 

Mengenai pompanisasi, Kepala Seksi Penerapan Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Pangan, Dampak Perubahan Iklim dan Mutu Keamanan Pangan, Amran SP, menjelaskan, puluhan unit pompa telah disiagakan di seluruh gudang Brigade Proteksi Tanaman yang ada di berbagai daerah. 

"Ada 12 unit pompa, masing-masing disiagakan di gudang Brigade Medan, gudang Brigade Deliserdang, gudang Brigade Simalungun dan gudang Brigade Tapanuli Selatan, serta gudang Brigade Asahan sebanyak tiga unit dan gudang Brigade Sibolga sebanyak dua unit," ujar Amran melalui telepon selulernya. 

Secara terpisah, Kepala Dinas Ketapang TPH Sumut, H Rajali, diwakili Sekretaris Dinas, Hj Lusyantini, membenarkan penurunan serangan OPT utama tanaman padi tersebut. Diakuinya, berbagai upaya terus dilakukan agar pertanaman padi petani tetap terjaga, sehingga target sebanyak 4.158.022 gabah kering giling (GKG), setara dengan 2.648.660 ton beras dari provinsi ini pada tahun 2024, bisa terwujud.

"Kita akan tetap mengawal pertanaman petani agar bisa berkontribusi terhadap target beras nasional pada tahun 2024 sebanyak 55,42 juta ton," tandasnya. Fey









Komentar

Berita Terkini