|

Petani STO Terima Bantuan APBD Sumut 2024

Kabid Hortikultura Dinas Ketapang TPH Sumut, Lambok Turnip, menyerahkan secara simbolis bantuan bibit cabai merah berikut saprodi yang bersumber dari APBD Sumut 2024, kepada Poktan Mawar Desa Cinta Dame Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir, beberapa waktu lalu. Foto Ist

Medan - Keberpihakan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) terhadap para petani hortikultura tidak perlu diragukan lagi. Khusus komoditas Sayuran dan Tanaman Obat (STO), digelontorkan bantuan bibit berikut sarana produksi pertanian (saprodi) yang bersumber dari APBD Sumut Tahun Anggaran 2024, kepada kelompok tani bawang merah dan cabai merah, serta empat ton pupuk organik per hektar (ha) untuk petani kentang, jahe dan kunyit.

"Sejak beberapa tahun terakhir, selain bawang merah, kita juga mendistribusikan bibit cabai merah, serta bantuan pupuk organik untuk tanaman kentang, kunyit dan jahe, kepada kelompok tani penerima di berbagai kabupaten/kota di Sumatera Utara," papar Kepala Bidang Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Ketapang TPH) Sumut, Lambok Turnip, saat disambangi di ruang kerjanya kawasan Jalan AH Nasution Medan, Senin (06/05/2024) siang.

Menurutnya, pemilihan sejumlah komoditas pertanian tersebut bukan tanpa alasan. Cabai merah, misalnya, meski Sumut telah mengalami surplus, namun, justru kerap menjadi pemicu inflasi. Pasalnya, produksi cabai merah di sejumlah sentra pertanaman cenderung dijual ke luar Sumut, karena faktor harga yang lebih menjanjikan. Terkecuali, data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut pada awal Mei 2024 lalu yang merilis cabai merah bersama tomat, cabai rawit, daging ayam ras, dan telur ayam ras, masuk dalam komoditas penyumbang deflasi terbesar selama bulan April 2024.

"Selama bulan April 2024, harga cabai merah di tingkat petani anjlok akibat panen raya di sejumlah sentra pertanaman," ungkap Lambok Turnip yang saat itu didampingi Sub-Koordinator STO, Adri Airil Nasution.

Satu hal yang mendorong pihaknya tetap mengusulkan bantuan bibit cabai merah untuk diberikan kepada para anggota kelompok tani (poktan) di wilayah Sumut. Begitu juga bantuan pupuk organik untuk kentang yang sejak lama telah ditanam masyarakat di kabupaten dataran tinggi Sumut, seperti Karo, Dairi, Simalungun, Samosir dan Humbanghasundutan. Bahkan, data pihak BPS tahun 2022 silam, Sumut masuk dalam lima besar penghasil kentang nasional, bersama Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jambi, dengan produksi sebanyak 148.827 ton.

Sub-Koordinator STO Bidang Hortikultura Dinas Ketapang TPH Sumut, Adri Airil Nasution, menyerahkan secara simbolis bantuan yang bersumber dari APBD Sumut 2024 kepada kelompok tani penerima, beberapa waktu lalu. Foto Ist

Tidak kalah pentingnya kunyit dan jahe, yang disebutkan Lambok Turnip, sebagai komoditas unggulan Provinsi Sumatera Utara, sehingga harus tetap didukung melalui pemberian pupuk organik kepada poktan penerima. Memanfaatkan pendistribusian per triwulan, pihaknya optimistis, bantuan akan diterima poktan secara tepat waktu.

"Melalui sistem pendistribusian secara per triwulan, kelompok tani penerima akan bisa menanam bibit dan pupuk organik bantuan itu secara tepat waktu," tegasnya.  

Sementara, Adri Airil Nasution, merinci, seluas 178 hektar lahan milik poktan di 28 kabupaten/kota mendapatkan bantuan bibit cabai merah berikut mulsa dan pupuk organik. Untuk kentang, bantuan pupuk organik dialokasikan di areal seluas 55 ha di tujuh kabupaten, jahe seluas 25 ha di Kabupaten Simalungun, Humbanghasundutan dan Samosir, serta 10 ha lahan kunyit di Kabupaten Simalungun dan Samosir. 

"Sebagian besar bantuan pemerintah itu sudah kita distribusikan pada triwulan I, dan sisanya dilanjutkan di triwulan II yang akan dimulai pada bulan Juni 2024 mendatang," klaimnya.

Adri menambahkan, pendistribusian bantuan pada triwulan II nanti hanya menyisakan delapan kabupaten/kota untuk lahan seluas 57 ha pertanaman bawang merah, lahan cabai merah seluas 57 ha di sembilan kabupaten/kota, serta pupuk organik tanaman kentang ke Kabupaten Dairi, Pakpak Bharat, Simalungun, Humbanghasundutan dan Tapanuli Selatan dengan total areal seluas 30 ha.

Pendistribusian saprodi untuk pertanaman kentang  di Poktan Mari Bertani di Kabupaten Karo, beberapa waktu lalu. Foto Ist

Secara terpisah, Kepala Dinas Ketapang TPH Sumut, H Rajali, melalui Sekretaris Dinas, Hj Lusyantini, membenarkan, keberpihakan Pemprovsu terhadap kaum petani.

"Beragam bantuan yang diberikan itu diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga petani," sebutnya.

Selain itu, Lusyantini juga berharap, perbaikan sistem pendistribusian bantuan membawa dampak positif bagi para petani penerima, sehingga lebih bersemangat melakukan budidaya pertanaman. Fey

Komentar

Berita Terkini