|

Stok Beras Sumut 45 Ribu Ton

Kepala Bulog Sumut, Arif Mandu (kemeja putih), menjelaskan stok bahan pokok untuk masyarakat Sumut kepada Pj Gubsu Hassanudin, saat menyambangi Stan Bulog yang berpartisipasi dalam Gerakan Pangan Murah serentak secara nasional di Toko Tani Indonesia Center, kawasan Jalan AH Nasution Medan, Senin (0104/2024) pagi. Foto Fey     

Medan – Pihak Bulog Sumatera Utara mengklaim memiliki stok beras lebih dari 45 ribu ton hingga akhir Maret 2024. 

    “Sampai saat ini, ada lebih 45 ribu ton beras lagi di gudang kami, Pak,” papar Kepala Bulog Sumut, Arif Mandu, menjawab pertanyaan Pj Gubsu Hassanudin yang menyambangi stan Bulog, saat berlangsung kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) di halaman Toko Tani Indonesia Center, kawasan Jalan AH Nasution Medan, Senin (01/04/2024) pagi. 

    Selain beras, pihaknya juga memiliki stok gula pasir sebanyak 800-an ton, 14 ton tepung terigu dan 70 ribuan liter minyak goreng. 

    “Berarti stok bahan pokok di Sumatera Utara untuk menghadapi Hari Raya Idul Fitri tahun ini cukup ya,” ujar Pj Gubsu Hassanudin, dengan nada memastikan.

    Diakuinya, GPM atau pun Pasar Murah sangat efektif dalam menjaga stabilisasi pasokan pangan dan harga. Untuk itu, Pj Gubsu Hassanudin mengapresiasi upaya pihak Badan Pangan Nasional (Bapanas) bekerjasama dengan Bulog dan stake holder penyedia pangan lainnya menggelar kegiatan GPM serentak secara nasional di 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota pada 1 April 2024.

  Sementara, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Ketapang TPH) Sumut, H Rajali, berharap, pelaksanaan GPM yang berlangsung selama dua hari ini akan memudahkan masyarakat mendapatkan bahan pangan berkualitas dan murah.

   “Secara rutin, Bidang Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara menggelar Gerakan Pangan Murah untuk membantu masyarakat di sekitar,” tuturnya yang saat itu didampingi sejumlah pejabat Eselon III lingkup Dinas Ketapang TPH Sumut, diantaranya Kabid Ketapang, Ahmad Fauzan Lubis, Kabid Sarana Prasarana, Heru Suwondo, Kabid Tanaman Hortikultura, Lambok Turnip, Kabid Tanaman Pangan, HM Juwaeni, Kepala UPT PTPH, H Marino, Kepala UPT BIH Gedung Johor, Muddin Dalimunthe, dan Kepala UPT Benih Induk Padi Tanjungmorawa, Jonni Akim Purba.

Pj Gubsu Hassanudin meninjau sejumlah stan yang berpartisipasi dalam kegiatan Gerakan Pangan Murah serentak secara nasional, Senin (01/04/2024). Foto Fey

   Di sela-sela kegiatan, Sub-Koordinator Distribusi dan Cadangan Pangan Bidang Ketapang Dinas Ketapang TPH Sumut, Seri Ukur Sembiring, menyebutkan, pelaksanaan GPM serentak secara nasional hari ini merupakan gagasan dari pihak Bapanas. 

    “Ada surat dari Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan perihal Undangan Menghadiri Apel Siaga HBKN menjelang Idul Fitri 1445 H/2024 Masehi melalui Gerakan Pangan Murah serentak secara nasional pada tanggal 1 April 2024 hari ini,” urainya.

    Ia menambahkan, sejumlah komoditas pangan yang dijual dalam GPM kali ini, diantaranya beras SPHP seharga Rp55 ribu per kemasan 5 kg, gula pasir Rp17 ribu per kg, minyak goreng Rp14 ribu per kg.

    Sebelumnya, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, saat Apel Siaga Pengamanan Harga Pangan Jelang Idul Fitri 1445 H yang berlangsung secara daring di Jakarta, memastikan, BUMN pangan dan pemerintah daerah berkomitmen terus menjaga ketersediaan stok pangan strategis agar harga pangan dapat terkendali dan tidak melonjak drastis.

    “Sejak Januari sampai pekan ketiga Maret 2024, realisasi GPM telah mencapai 2.720 kali dan target selama April 2024 sebanyak 597 kali,” ungkapnya.

    Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, yang turut hadir, bersama Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, menyoroti krisis pangan yang saat ini melanda dunia, termasuk Indonesia. Dikatakannya, badai El Nino berdampak pada kekeringan yang berkepanjangan, sehingga mengakibatkan produksi pangan mengalami penurunan. Kondisi tersebut diperparah dengan keterbatasan pupuk bersubsidi yang jumlah hanya berkisar 4,7 uta ton dari sebelumnya sempat mencapai 9,5 juta ton, serta regulasi sistem penebusan pupuk bersubsidi.

    "Sudah ada solusi dari ketiga persoalan itu yang segera kita laksanakan," tukasnya.

Dalam hal mengatasi kekeringan, pihaknya telah menganggarkan pengadaan pompanisasi senilai Rp5,8 triliun untuk dibagika kepada para petani di Pulau Jawa. Nantinya, setiap daerah akan memompa air dari sungai setempat agar bisa dimanfaatkan untuk mengairi pertanaman petani. Begitu juga dalam hal subsidi pupuk, Menteri Keuangan telah menyetujui penambahan anggaran subsidi pupuk hingga mencapai Rp58 triliun, atau setara dengan 9,55 juta ton. Tidak kalah pentingnya, penyederhanaan sistem penebusan pupuk di kalangan petani.

    "Bagi yang tidak memiliki Kartu Tani, setiap petani cukup membawa KTP ke kios pengecer untuk menebus pupuk bersubsidi," ujarnya. Fey


Komentar

Berita Terkini