|

Ladang Cuan Sang Pensiunan

Haji Zul saat berada di halaman rumahnya yang disewakan untuk beragam kebutuhan warga kawasan Jalan Karya Jaya Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor, Senin (08/09/2025) siang. Foto Fey
Medan - Pensiun dari Aparatur Sipil Negara (ASN) pada tahun 2021 silam, tidak membuat pria kelahiran 25 Oktober 1963 ini berdiam diri. Bahkan, jiwa wirausahanya semakin terasah. Tak tanggung, halaman rumah miliknya, justru dijadikan ladang cuan bapak dari empat anak ini.

Senin (08/09/2025) sekira pukul 10.00 WIB, kru limakoma.com sengaja menyambangi kediaman pria bernama lengkap Zulkarnen ini di kawasan Jalan Karya Jaya Gang Karya 14 Mustafa Raya Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor, Kota Medan. Pagar kokoh berbahan besi, dengan dua belah pintu terbuka, seakan mempersilakan setiap tamu untuk masuk ke bagian halaman yang memanjang hingga ke belakang. 

Di sisi kanan pagar, terdapat beberapa kandang ayam berisi belasan ayam bangkok yang menempel di dinding. Sementara, di sisi kiri, beragam tanaman hias berjajar rapi di sepanjang jalan menuju rumah induk.

"Dari depan sampai ke batas halaman belakang panjangnya 33 meter," papar pria yang telah memiliki enam cucu ini mengawali perbincangan.

Haji Zul, demikian pria ini kerap disapa, mengaku tidak serta-merta memiliki rumah dengan halaman yang tergolong luas. Berawal sekira tahun 1990, ia hanya membeli rumah induk berikut sedikit halaman depan, setelah selama empat tahun tinggal di rumah kontrakan bersama sang istri, Sarmini Saragih, yang dinikahinya pada tahun 1986. Perlahan tapi pasti, pasangan suami-istri ini kemudian membeli lahan di sebelah rumah mereka dan beberapa tahun kemudian mampu membeli lahan kosong berukuran 16x27 meter persegi yang saat ini menjadi halaman belakang.

"Sejak lajang dulu saya memang getol mencari uang, bahkan setelah menjadi ASN, sehingga, Alhamdulillah, selalu ada saja rezekinya," tutur Haji Zul yang saat itu didampingi seorang tetangganya, Syahril.

Haji Zul menjadikan halaman rumahnya yang luas sebagai ladang cuan di masa pensiun. Foto Fey
Pergaulan yang luas dan ramah dengan masyarakat di sekitar, membuat kediamannya itu tak pernah sepi. Apalagi, ia terbiasa menampung sejumlah kerabat yang mengadu peruntungan di Kota Medan.

"Saya dari Kabupaten Labuhanbatu, dan sejak lajang merantau ke Medan untuk bekerja. Jadi saya tahu bagaimana rasanya jadi anak perantauan," ujar Ketua Serikat Tolong Menolong (STM) Al Mustafa Lingkungan 15 Pangkalan Masyhur dan Wakil Ketua Badan Kenaziran Masjid (BKM) Baitur Rahma, kawasan Jalan Karya Jaya Medan ini.

Keberuntungan semakin berpihak padanya. Sekira tahun 2010, salah satu perusahaan leasing di Kota Medan tertarik dengan halaman belakang rumahnya untuk dijadikan tempat penyimpanan kendaraan yang hendak dilelang. Nilai kontraknya selama dua tahun tak tanggung, Rp60 juta.

"Istri saya bilang, terima aja, biar bisa buat ongkos naik haji," tukasnya mengenang.

Setelah empat tahun dikontrak pihak leasing, Haji Zul memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak tersebut. Dalihnya, berusaha menyenangkan hati istrinya yang masih ingin memiliki kesibukan saat masa pensiun. Caranya, memanfaatkan halaman rumah yang luas untuk dijadikan lokasi pesta atau pun acara-acara lainnya.

"Waktu itu, istri bilang, apa kegiatannya setelah pensiun dari ASN di Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara," sebutnya.

Untuk mewujudkannya, pasutri ini kemudian berbelanja perlengkapan pendukung pesta, diantaranya kursi, meja, dan peralatan memasak. Hasilnya tidak sia-sia. Sejumlah jiran tetangga tertarik untuk memanfaatkannya. 

"Sebelum meninggal di awal masa pandemi Covid-19 lalu, istri saya sudah empat kali merasakan halaman rumah ini disewa tetangga untuk dijadikan lokasi pesta," paparnya dengan nada bangga.

Kebanggaan itu bukan tanpa alasan. Sang istri terlihat bahagia saat menyaksikan riuhnya persiapan pesta, mulai acara memasak hingga resepsi, meski telah pensiun. 

"Istri saya ikut berbaur bersama tetangga yang hendak pesta untuk mempersiapkan makanan, sehingga tetap memiliki kesibukan," urainya.

Kini, sepeninggal sang istri, Haji Zul tetap dalam kesendiriannya sembari melengkapi beragam fasilitas untuk memanjakan konsumen. Kamar mungil cantik, dilengkapi kamar mandi dan ruang sholat yang berada berdampingan dengan rumah induk, disiapkan untuk istirahat kedua mempelai. 

Haji Zul memperlihatkan kamar yang disiapkan sebagai sarana pendukung pesta di kediamannya. Foto Fey
Menariknya, beragam fasilitas tersebut hanya dibanderol Rp3.000.000. Padahal, kapasitas tamu yang bisa tertampung di halaman tersebut berkisar 800-an orang. Haji Zul juga bersedia membantu untuk mencari perlengkapan pendukung pesta, seperti tenda, musik dan perias pengantin, bila dibutuhkan. 

"Saya hanya ingin membantu warga yang hendak mengadakan pesta atau pun acara-acara yang membutuhkan tempat luas," tandasnya. Fey








Komentar

Berita Terkini