|

UPTD Gabe Hutaraja tak Tersentuh APBN Hortikultura

Kepala UPTD BIAT Gabe Hutaraja, Unedo Koko Nababan (kemeja putih) ikut menanam bibit kentang di lahan Gabe 1, beberapa waktu lalu. Foto  Ist   
Tapanuli Utara | Ternyata, Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Benih Induk Aneka Tanaman (BIAT) Gabe di Desa Hutaraja Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), tak pernah tersentuh bantuan benih tanaman hortikultura yang bersumber dari APBN. Padahal, salah satu UPTD di bawah naungan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Ketapang TPH) Sumatera Utara ini telah berdiri sejak tahun 1969.

“Beberapa waktu lalu saya sempat komunikasi dengan sejumlah personil perbenihan tanaman hortikultura Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian yang berkunjung ke Medan dan mereka tidak tahu benih hortikultura juga ditanam di Gabe Hutaraja,” ungkap Kepala UPTD BIAT Gabe Hutaraja, Unedo Koko Nababan, saat menerima kunjungan Kasubbag Umum Dinas Ketapang TPH Sumut, M Syarifuddin Siregar, dalam rangka evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN), pekan lalu.

Padahal, lanjutnya, berbekal lahan seluas 42,07 hektar (ha) bertekstur tanah podsolik merah kekuningan, di ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut (dpl), tanaman hortikultura akan tumbuh subur. Hal itu telah dilakukan pihak pengelola UPTD BIAT Gabe Hutaraja sejak beberapa tahun silam.

“Sesuai namanya UPTD Benih Induk Aneka Tanaman, kita memang menanam beragam tanaman untuk menghasilkan benih unggul berkualitas yang akan dikembangkan penangkar sebelum dijual ke para petani,” tutur pria yang karib disapa Koko ini.

Dijelaskannya, benih unggul bersertifikat dimaksud adalah padi sawah, padi darat (gogo), kacang tanah, bawang merah dan kentang. Selama ini, kata Koko, terdapat lima komoditas pertanaman yang dibiayai APBD Sumut dan APBN. Dari APBD Sumut, misalnya, bantuan tahun ini untuk pertanaman padi darat varietas Luhur 2 di lahan seluas 2 ha, jagung komposit varietas Sukmaraga (1 ha), kacang tanah varietas Hypoma 1 (3 ha), kentang varietas Granola (1 ha) dan bawang merah (0,5 ha). 

Sementara, Koko mengaku, pertanaman yang bersumber dari APBN 2023 hanya untuk komoditas padi darat varietas Luhur 2 seluas 2 ha dan kacang tanah varietas Hypoma 1 di lahan 1 ha.

“Setelah pertemuan kemaren, pihak Kementerian Pertanian, dalam hal ini Ditjen Hortikultura berjanji kedepannya akan memberikan bantuan untuk pertanaman komoditas hortikultura di UPTD BIAT Gabe Hutaraja,” sebutnya.

Kepala UPTD BIAT Gabe Hutaraja, Unedo Koko Nababan, saat berada di ruang kerjanya, beberapa waktu lalu. Foto Fey                                                                                                      
Koko optimistis, bantuan benih hortikultura yang bakal digelontorkan pihak Kementan melalui APBN akan mampu membantu pihak UPTD Gabe Hutaraja memenuhi permintaan benih dari 17 kabupaten/kota Kawasan Pantai Barat. Ke 17 daerah dimaksud, masing-masing, Simalungun, Toba, Tapanuli Utara (Taput), Humbanghasundutan (Humbahas), Samosir, Tapanuli Tengah (Tapteng), Sibolga, Nias, Nias Utara, Kota Gunungsitoli, Nias Selatan, Nias Barat, Mandailing Natal (Madina), Tapanuli Selatan (Tapsel), Kota Padangsidimpuan, Padanglawas dan Padanglawas Utara (Paluta).

“Makanya kita sangat berharap pertanaman komoditas hortikultura juga bisa dibantu dari dana APBN,” tukasnya.

Kasubbag Tata Usaha UPTD BIAT Gabe Hutaraja, Syahriman Dalimunthe, yang ikut dalam pertemuan tersebut, menambahkan, potensi lahan yang dimiliki salah satu UPTD di jajaran Dinas Ketapang TPH Sumut ini sangat memadai untuk mendukung ketersediaan benih unggul berkualitas. 

“Lahan UPTD Gabe terbagi dua unit, yaitu Gabe 1 seluas 18,89 hektar dan Gabe 2 seluas 23,18 hektar,” paparnya.

Dikemukakan, di Unit Gabe 1 terdiri dari lahan sawah irigasi teknis seluas 5 ha, lahan darat/tegalan 8,89 ha serta lahan untuk bangunan kantor, rumah dinas, mess, gudang dan jalan seluas 5 ha. Kondisi tersebut berbeda dengan Unit Gabe 2 yang posisinya berada berseberangan dengan Unit Gabe 1.

Begitu juga di Unit Gabe 2, terdapat rawa seluas dua hektar, lahan darat/tegalan seluas 17 hektar, serta bangunan rumah dinas, gudang dan jalan seluas 4 hektar.

Sejumlah ASN memperhatikan pertumbuhan tanaman kacang tanah di Unit Gabe 1, beberapa waktu lalu. Foto Fey
“UPTD BIAT Gabe Hutaraja ini sangat ideal untuk dijadikan lokasi penghasil benih unggul aneka tanaman,” ujarnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Ketapang TPH Sumut, H Rajali, menyatakan, ketersediaan benih unggul bermutu menjadi salah satu faktor penting dalam upaya peningkatan produksi pertanian. Dalam hal ini, keberadaan UPTD benih induk, seperti BIAT Gabe Hutaraja, menjadi sangat penting.

Apalagi, Rajali mengklaim, selama ini penyebaran benih induk yang diproduksi UPTD BIAT Gabe Hutaraja masih relatif terbatas, yakni Taput, Humbahas, Samosir dan Toba. 

“Kita terus berupaya membenahi seluruh UPTD Benih Induk agar bisa memenuhi kebutuhan para petani di Sumatera Utara,” tandasnya. Fey

Kasubbag Umum Dinas Ketapang TPH Sumut, Syarifuddin Siregar (dua dari kiri) foto bersama sejumlah personil UPTD BIAT Gabe Hutaraja, beberapa waktu lalu. Foto Fey 


Komentar

Berita Terkini