|

Sumut Dipercaya Terapkan CSA Scaling Up 50 Ha

Sub-Koordinator Kelembagaan Bidang Penyuluhan Dinas Ketapang TPH Sumut, M Syafnurdin Asroi (tiga dari kanan), bersama staf, petugas PPL dan anggota poktan, di lahan CSA Scaling Up di Kabupaten Deliserdang, beberapa waktu lalu. Foto Fey  
Lubukpakam | Kegiatan 'Proyek Modernisasi Irigasi Strategis dan Rehabilitasi Mendesak' (Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project, SIMURP) di Provinsi Sumatera Utara yang dilaksanakan sejak tahun 2020, memasuki babak baru. Di tahun ke empat pelaksanaannya, dua kabupaten yang dipercaya sebagai 'pilot project' SIMURP, yakni Deliserdang dan Serdangbedagai (Sergai), mulai melakukan kegiatan Sekolah Lapang teknologi CSA (Climate Smart Agriculture, pertanian cerdas iklim) Scaling Up dengan luas areal masing-masing 50 hektar (ha).

"Tahun ini, kegiatan Scaling Up dilaksanakan di enam poktan (kelompok tani, red) yang ada di Kabupaten Deliserdang dan Serdangbedagai," ungkap Sub-Koordinator Kelembagaan Bidang Penyuluhan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Ketapang TPH) Sumut, M Syafnurdin Asroi, saat melakukan monitoring Scaling Up di lahan milik Poktan Mekar Baru dan Taruna Jaya di Desa Sukamandi Hulu Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deliserdang, beberapa waktu lalu.

Dijelaskannya, Scaling Up merupakan demplot atau penerapan teknologi di lapangan secara langsung untuk meningkatkan produktivitas padi melalui perlakuan khusus sebelumnya. Di Kabupaten Deliserdang, kata pria yang karib disapa Asroi ini, pertanaman telah dilakukan dengan menerapkan prinsip CSA, yakni penggunaan benih unggul yang adaptif dengan perubahan iklim, penerapan teknologi hemat air, tata tanam Jajar Legowo, pemupukan berimbang, penggunaan pupuk organik, penggunaan kalender tanam, pembuatan/penerapan pestisida nabati, pembuatan ruah burung hantu dan tanaman refugia sebagai tepat hidup predator, serta penggunaan alat penangkap GRK (pengukuran emisi gas rumah kaca, red). Sementara, dua poktan di Kabupaten Sergai, masing-masing Harapan (44 ha) dan Suka Maju (49 ha) di Desa Jambur Pulau Kecamatan Perbaungan, serta Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Kelapa dan Gabungan Perkumpulan Pemakai Air (GP3A) Tirta, masih melakukan persiapan pertanaman.

"Para penyuluh pertanian di BPP (Balai Penyuluh Pertanian, red) Jaharun harus terus melakukan pendampingan serta pengawalan lebih intensif agar hasilnya menjadi maksimal," imbau Asroi dihadapan sejumlah penyuluh dari BPP Jaharun yang hadir di lokasi pertanaman. 

Lahan pertanaman ilik anggota Poktan Taruna Jaya Desa Sukamandi Hulu Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deliserdang. Foto Ist
Ia juga mengemukakan, pengukuran uji Emisi Gas Rumah Kaca pada tahun ini menggunakan sistem digitalisasi yaitu Remote Sensing dan berlokasi di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Sergai. Menanggapi hal itu, Ketua Poktan Mekar Baru Desa Sukamandi Hulu, Joko Puspito menyambut gembira karena dipercaya lahan pertanamannya menjadi lokasi Scaling Up seluas 50 ha. 

"Terima kasih bapak-bapak, kami sudah merasakan banyak manfaat dari program SIMURP untuk peningkatan kesejahteraan keluarga," ucap Joko yang mengaku para petani di wilayah itu mengandalkan jaringan irigasi sekunder Sumber Rejo Lama dari daerah irigasi Sei Ular. 

Sementara, Kepala Bidan Penyuluhan Dinas Ketapang TPH Sumut, H Sutarman, mengklaim keberhasilan program SIMURP di Sumut. Pada tahun pertama pelaksanaannya, berlangsung sejumlah kegiatan tahap persiapan, diantaranya pelatihan Training of Master yang dilanjutkan dengan Training of Trainer dan Training of Farmer. Selain itu, dilakukan demplot di delapan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), yakni Jaharun, Beringin, Pantai Labu, Tanjung Garbus (Deliserdang) serta Sari Rejo, Pematang Sijonam, Tanjung Beringin dan Serba Jadi (Sergai), berikut penguatan di sisi kelembagaannya.

"Kegiatan dalam program SIMURP memang dilakukan secara bertahap," tukasnya.

Pada tahun kedua program SIMURP, yakni tahun 2021, digelar Sekolah Lapang (SL) dan demplot CSA SIMURP di 192 poktan. Tidak hanya itu, penguatan kelembagaan BPP juga dilakukan dalam upaya mendukung program KOSTRATANI, penguatan Kelompok Wanita Tani dan KEP (Kelembagaan Ekonomi Petani, red) SIMURP dengan melibatkan petani milenial serta uji emisi gas rumah kaca. 

"Sebanyak delapan Kelompok Wanita Tani (KWT) telah menjadi mandiri dengan KEP SIMURP yang dimotori petani milenial, serta terjadi penurunan emisi gas rumah kaca di lima BPP yang telah melakukan uji gerak dengan rata-rata penurunan Global Warming Potensial (GWP) 0,47," tuturnya lantas menambahkan, program SIMURP dengan tiga komponennya, masing-masing A (Rehabilitasi), B (Modernisasi) dan C Manajemen SIMURP), akan menjadikan petani menguasai bisnis on farm dan aspek bisnis off farm.

Dicontohkannya, demplot CSA SIMURP tahun 2021 memperlihatkan peningkatan hasil panen padi yang sangat signifikan. Setahun sebelumnya, yakni pada 2020, produktivitas padi non CSA di Kabupaten Deliserdang berkisar 6,76 ton per hektar (ha) dan di Sergai sebanyak 6,61 ton per ha. Jumlah tersebut mengalami peningkatan pada tahun 2021, sebanyak 6,79 ton per ha di Deliserdang dan 6,63 ton per ha di Sergai. 

"Saat dilakukan demplot CSA SIMURP di tahun 2021, poktan di Deliserdang mampu meningkatkan produktivitas padi petani hingga mencapai 7,27 ton per hektar di Deliserdang dan 6,99 ton per hektar di Serdangbedagai," urainya.

Sub-Koordinator Kelembagaan Bidang Penyuluhan Dinas Ketapang TPH Sumut, M Syafnurdin Asroi, berdiskusi seputar lokasi penempatan sarang burung hantu sebagai predator hama tikus di lahan pertanaman padi petani. Foto Fey 
Lebih lanjut dikatakan, peningkatan produksi juga terjadi pada pelaksanaan program CSA SIMURP tahun 2022. Rata-rata produktivitas padi pada demplot CSA sebanyak 96 poktan di Kabupaten Deliserdang mencapai 7,46 ton per hektar (ha) dan di Kabupaten Sergai berkisar 7,15 ton per ha. Sementara, pada tahun lalu hanya sekira 7,05 ton per ha di Deliserdang dan 6,99 ton per ha di Sergai. Hal serupa juga terjadi pada pertanaman non demplot, mengalami peningkatan sebanyak 0,52 ton per ha dari tahun sebelumnya. Demikian juga dengan Indeks Pertanaman (IP) yang meningkat menjadi 250 pada tahun 2022 dari sebelumnya berkisar 243 (Deliserdang) dan 258 dari 243 (Sergai).  

Secara terpisah, Kepala Dinas Ketapang TPH Sumut, H Rajali, membenarkan hal itu. Menurutnya, kegiatan utama program SIMURP pada tahun 2023 adalah Dukungan Penerapan Teknologi Climate Smart Agriculture (CSA) melalui kegiatan Sekolah Lapang CSA Scaling Up.  

"Program SIMURP di Sumatera Utara yang melibatkan 192 poktan di Kabupaten Deliserdang dan Serdangbedagai ini berupaya memberdayakan SDM petani agar maju, mandiri dan modern, dengan meningkatkan produktivitas usahatani melalui pertanian cerdas iklim di tengah perubahan iklim global," sebutnya melalui telepon seluler.

Ia meyakini, melalui kegiatan CSA SIMURP, visi-misi Gubsu/Wagubsu Edy Rahmayadi/Musa Rajekshah 'Membangun Desa, Menata Kota Menuju Sumut Agraris yang Bermartabat' bisa segera terwujud. Hal ini mengingat, SIMURP merupakan kegiatan yang berbasis di daerah irigasi dan daerah rawa dengan tujuan untuk meningkatkan IP, produktivitas pertanian, sekaligus pendapatan dan kesejahteraan petani, serta mengurangi emisi gas rumah kaca. 

“Program SIMURP yang mengedepankan pertanian organik ini telah membuat petani mendapatkan peningkatan nilai tambah dalam agribisnisnya secara rasional dalam skala usahatani terpadu,” tandasnya. Fey

Sub-Koordinator Kelembagaan Bidang Penyuluhan Dinas Ketapang TPH Sumut, M Syafnurdin Asroi, berbincang dengan petani di lahan pertanaman cabai merah. Foto Fey


Komentar

Berita Terkini