“Memang luas lahan pertanaman yang mendapatkan bantuan benih STO meningkat sebanyak 47 hektar dari tahun lalu,” ungkap Kepala Bidang Tanaman Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Ketapang TPH) Sumut, Lambok Turnip, di ruang kerjanya kawasan Jalan AH Nasution Medan, Selasa (24/01/2023) pagi.
Ia menyatakan, penambahan tersebut, berkat kepedulian pihak Pemprov Sumut terhadap peningkatan kesejahteraan petani, khususnya tanaman hortikultura. Selain itu, sejumlah komoditas strategis pemicu inflasi, seperti bawang merah dan cabai merah, yang termasuk dalam bantuan benih STO, tetap mendapatkan perhatian untuk terus dibudidayakan para petani. Bahkan, sejumlah kabupaten/kota yang serius melakoni budidaya bawang merah dan cabai merah, mendapat tambahan benih.
“Dari sisi jumlah kabupaten, bantuan benih bawang merah akan didistribusikan ke 15 kabupaten dari tahun lalu sebanyak 20 kabupaten,” paparnya.
Sebaliknya, kata Turnip, kabupaten penerima benih cabai merah justru semakin banyak, yakni 15 kabupaten/kota dari sebelumnya berkisar 9 kabupaten/kota.
“Kita berupaya menyeleksi secara ketat anggota kelompok tani penerima agar serius menanam benih bantuan itu, sehingga memperoleh hasil panen yang maksimal,” sebutnya.
Ia menambahkan, bantuan benih yang bersumber dari APBD 2023 ini juga menyasar ke komoditas STO lainnya. Bila di tahun 2022, bantuan benih hanya diberikan untuk tanaman sayuran seperti bawang merah, cabai merah dan kentang, komoditas jahe juga turut dibagikan pada 2023.
“Kita berharap, ke depan, sejumlah komoditas STO yang bernilai ekonomis ikut mendapatkan bantuan, sehingga bisa ditanam para petani,” ujar Turnip.
Sementara, Kepala Seksi STO Bidang Tanaman Hortikultura Dinas Ketapang TPH Sumut, Adri Airil Nasution, menjelaskan, sebanyak 15 kabupaten penerima bantuan bawang merah dimaksud, yakni Dairi (10 ha), Deliserdang (10 ha), Samosir (10 ha) Tapanuli Selatan (10 ha), Kota Padangsidimpuan (10 ha), Langkat (5 ha), Serdangbedagai (5), Batu Bara (5 ha), Simalungun (5 ha), Mandailing Natal (5 ha), Padanglawas Utara (5 ha), Humbanghasundutan (5 ha), Toba (5 ha), Pakpak Bharat (3 ha) dan Kota Binjai (3 ha).“Sebanyak 15 kabupaten ini kita anggap serius bertanam bawang merah,” tukasnya.
Khusus cabai merah, Adri mengaku, enam kabupaten tambahan yang masuk dalam Program Budidaya Cabai Merah APBD Sumut 2023, berpotensi menjadi sentra pertanaman cabai merah di Sumut. Keenam kabupaten dimaksud seperti Dairi (20 ha), Padanglawas (5 ha), Padanglawas Utara (5 ha), Nias Barat (4 ha), Kota Gunungsitoli (4 ha), Labuhanbatu (3 ha).
“Kabupaten Dairi mendapatkan alokasi terbesar karena untuk mendukung Kawasan Pertanian Terpadu yang sudah dicanangkan Gubernur Sumatera Utara, Bapak Edy Rahmayadi pada bulan Nopember tahun 2022 lalu,” tutur Adri.
Tahun lalu, lanjutnya, penerima bantuan Program Pengembangan Budidaya Cabai Merah yang bersumber dari APBD Sumut 2022 hanya 9 kabupaten/kota, yakni Mandailing Natal (17 ha), Batu Bara (10 ha), Tapanuli Selatan (10 ha), Humbanghasundutan (10 ha), Sergai (10 ha), Padangsidimpuan (10 ha), Karo (10 ha), Langkat (10 ha), dan Binjai (5 ha).
Lebih lanjut dikatakannya, peningkatan jumlah bantuan juga terjadi pada Program Pengembangan Budidaya Kentang, dari seluas 15 ha pada 2022, meliputi Kabupaten Mandailing Natal (4 ha), Karo (4 ha), Samosir (4 ha) dan Padangsidimpuan (3 ha) menjadi 32 ha di tahun ini, yakni Dairi (8 ha), Karo (8 ha), Samosir (8 ha) dan Simalungun (8 ha).
“Tahun ini, Kabupaten Mandailing Natal dan Kota Padangsidimpuan tidak lagi kita usulkan dalam Program Pengembangan Budidaya Kentang yang bersumber dari APBD Sumut,” urai Adri.
Dalam hal komoditas jahe, pihaknya mengusulkan Kabupaten Simalungun (10 ha), Humbanghasundutan (5 ha) dan Dairi (5 ha) sebagai penerima benih bantuan tersebut.
Secara terpisah, Kepala Dinas Ketapang TPH Sumut, H Rajali, membenarkan adanya peningkatan luas pertanaman yang mendapatkan bantuan benih STO pada 2023.
“Ini salah satu bentuk komitmen Pemprov Sumatera Utara yang menginginkan para petani sejahtera dari usahataninya,” tegasnya melalui sambungan telepon.
Diharapkan, beragam bantuan yang diberikan pemerintah tersebut dimanfaatkan para anggota kelompok tani penerima secara maksimal, sehingga hasilnya bisa meningkatkan kesejahteraan keluarga petani. Fey