|

Stek Ubi Kayu UPT Aneka Umbi Sidimpuan ke Pulau Simeuleu

Plh Kepala UTP Aneka Umbi Padangsidimpuan, Ridwan Pulungan (pakai topi) bersama sejumlah staf menyaksikan stek ubi kayu dimuat dalam truk untuk dikirim ke Pulau Simeuleu Provinsi Aceh, Jumat (08/12/2022). Foto Ist
Sidimpuan | Pihak Unit Pelaksana Teknis (UPT) Aneka Umbi Kota Padangsidimpuan kembali mengirimkan stek ubi kayu ke Pulau Simeuleu, Jumat (09/12/2022).

“Hari Jumat lalu, kita kembali mengirimkan 10 ribu batang stek ubi kayu ke Pulau Simeuleu,” ungkap Plh Kepala UPT Aneka Umbi Padangsidimpuan, Ridwan Pulungan, melalui telepon selulernya, Minggu (11/12/2022).

Ia menjelaskan, sebanyak 10.000 batang stek ubi kayu tersebut terdiri atas 9.000 batang varietas Lokal Merica dan 1.000 batang lagi varietas Lokal Pulut. Diakuinya, pengiriman stek ubi kayu ke Pulau Simeuleu ini merupakan bagian dari permintaan sebanyak 100 ribu batang sebelumnya. 

“Kita masih berupaya memenuhi pesanan dengan melakukan perbanyakan bibit ubi kayu di areal UPT Aneka Umbi dengan memperluas areal pertanaman untuk meningkatkan produksi bibit,” paparnya.

Ridwan Pulungan mengakui, minat masyarakat untuk menanam ubi kayu semakin meningkat.  Hal ini mengingat, nilai ekonomisnya masih menjanjikan. Apalagi, pabrik tepung tapioka sangat membutuhkan ubi kayu untuk bahan bakunya. 

“Satu hal yang membuat pertanaman ubi kayu diminati karena masa tanamnya berkisar sembilan hingga 13 bulan dan harga jualnya relatif stabil di kisaran Rp1.000 per kilogram di tingkat pabrik,” sebutnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Seksi Aneka Kacang dan Umbi Bidang Tanaman Pangan Dinas TPH Sumut, Unedo Koko Nababan, menyatakan, ubi kayu masih memiliki prospek cerah untuk dibudidayakan.

“Ubi kayu tidak membutuhkan perawatan yang sulit seperti tanaman lainnya dan bisa dipanen dalam kurun waktu setahun,” tukas pria yang karib disapa Koko ini.

Ia mencontohkan keberhasilan Budi Utomo, seorang petani ubi kayu di Desa Urung Pane Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan. Di areal seluas 1 hektar, kata Koko, petani tersebut menanam 12 ribu batang ubi kayu denga menghabiskan modal sebanyak Rp10 juta hingga panen dan mampu memanen sebanyak 50 ton. 

“Kita misalkan harga jual ubi kayu di tingkat petani sebanyak Rp 1.000 saja per kilogram, maka hasilnya sudah mencapai Rp50 juta dalam kurun waktu setahun,” urainya.

Areal pertanaman UPT Benih Induk Aneka Umbi Kota Padangsidimpuan di kawasan Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Sidimpuan, beberapa waktu lalu. Foto Fey  
Atas dasar itu, pihaknya tetap mengalokasikan bantuan berupa pupuk kompos kepada sejumlah poktan di Sumut. Tujuannya untuk membantu petani ubi kayu yang sangat membutuhkan banyak kompos dalam melakukan pertanamannya. 

“Di APBD Sumatera Utara Tahun Anggaran 2022, kita mengalokasikan sejumlah poktan di tujuh kabupaten mendapatkan bantuan pupuk kompos untuk pertanaman ubi kayu di areal seluas 140 hektar,” tuturnya lantas menambahkan, setiap poktan menerima sebanyak 1 ton pupuk kompos per ha.

Tidak hanya itu, pihaknya juga mendistribusikan bantuan pupuk kompos yang bersumber dari APBN 2022 untuk pertanaman seluas 100 Ha di wilayah Kabupaten Serdangbedagai. 

“Meski jumlah bantuan kompos itu masih tergolong sedikit, namun setidaknya sudah bisa membantu para petani ubi kayu dalam melakukan pertanaman,” tandasnya. Fey


Komentar

Berita Terkini