|

LPMD Unpab Latih Poktan Arih Ersada Langkat

Pihak LPMD Unpab dan sejumlah anggota Poktan Arih Ersada sebelum kegiatan pelatihan, beberapa waktu lalu. Foto Ist
Medan | Pihak Lembaga Pengabdian dan Bina Desa (LPMD) Universitas Panca Budi (Unpab) Medan menggelar pelatihan bertajuk 'Budidaya Tanaman Obat dengan Metode Ecofarming' di Kelompok tani (Poktan) tanaman obat Arih Ersada, Desa Batu Jong-Jong, Kabupaten Langkat, beberapa waktu lalu.

Menurut Ketua Pelaksana Kegiatan, Dr Hanifah Mutia ZN Amrul SSi MSi, pelatihan diberikan secara teori dan praktik. Dibantu sejumlah koleganya, yakni Andi Setiawan SP MAgr dan Ir Zamriyetti MP, serta melibatkan empat mahasiswa Program Studi (Prodi) Agroteknologi Fakultas Sains dan Teknologi, para petani juga diajarkan cara pembuatan pupuk oragnik padat dan cair, serta pengolahan paska panen tanaman obat melalui Teknologi Simplisia.

"Kita juga melibatkan empat mahasiswa yagn masuk dalam Program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka, red) yaitu Ridho Kurniawan, Tomi, Puji Rosilawati, dan Juanda Syahfridawani," tutur Hanifah dalam rilisnya di Medan, Rabu (28/12/2022) sore.

Dikemukakannya, LPMD Unpab dipercaya untuk mengelola berbagai kegiatan di desa. Hal itu sejalan dengan komitmen Unpab untuk membangun desa melalui semboyan 'Membangun Desa Membangun Indonesia'. Tercatat, saat ini ada delapan kerjasama dengan desa-desa di Sumatera Utara dengan konsep 'Desa Binaan'. Untuk mewujudkan program tersebut, berbagai kegiatan dilakukan di desa, salah satunya melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).

"Unpab memperoleh dana Program Insentif Pengabdian Masyarakat Terintegrasi dengan MBKM Berbasis Kinerja Indikator Kinerja Utama (IKU) Bagi Perguruan Tinggi Swasta Tahun 2022. Salah satu kegiatannya, pendampingan kepada Poktan tanaman Obat Arih Ersada," urainya.

Ia bertekat, ke depan, kegiatan tersebut akan bersinergi dengan dunia industri, sehingga produk yang dihasilkan Poktan Arih Ersada bisa dipasarkan lebih luas lagi. Dengan cara itu, kemandirian masyarakat bisa terwujud. 

Salah seorang anggota POktan Arih Ersada, Br Sembiring, mengaku gembira mendapatkan pelatihan tersebut. Salah satunya, para petani bisa mengolah tanaman obat menjadi produk siap saji.

"Kami senang, obat tradisional Karo bisa dinikmati semua kalangan," tukasnya.

Berdasarkan pengamatan, sejumlah nara sumber menyampaikan pokok bahasan terkaittanaman obat dengan metode ecofarming. Andi Setiawan SP MP, misalnya, menyoroti pupuk organik yang dibuat dengan memanfaatkan limbah pertanian, dapat memberikan keuntungan ganda bagi penggunanya. 

"Selain mampu melestarikan lingkungan, penggunaan pupuk dan pestisida berbahan organik akan menghasilkan produk pertanian yang sehat," ujarnya.

Anggota Poktan Arih Ersada diajarkan secara langsung proses pengolahan tanaman obat menjadi minuman siap saji, beberapa waktu lalu. Foto Ist
Sementara, pihak Unit Pelaksana Teknis Tanaman Hias dan Biofarmaka Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut, diwakili Kasubbag Tata Usaha, Maulida Lubis SP MP, mengapresiasi pelatihan tersebut. Hal ini mengingat, terdapat sinergi dari lima unsur kekuatan dalam pengembangan potensi desa, kerap disebut Pentahelix, yakni pemerintah dalam hal ini Kemendikbud-Ristek memberikan bantuan dana pengabdian dalam bentuk Program Kegiatan Kemandirian Masyarakat, Unpab dari perguruan tinggi selaku pelaksana kegiatan, Yayasan Sumatera Hijau Lestari dari sisi komunitas selaku pendamping kelompok, masyarakat yang diwakili Poktan Arih Ersada, serta media massa.

"Kelima unsur dalam konsep Pentahelix ini bersatu-padu berkoordinasi sekaligus berkomitmen untuk menmgembangkan potensi lokal desa dan kawasan perdesaan dengan tetap mengedepankan kearifan dan sumber daya lokal," tegasnya.

Tampak hadir, Ketua DPD ASPETRI Sumut, Harryjun K Siregar SST MFis dan anggota ASPETRI Sumut, Sri Mawarsih, dan undangan lainnya. Fey 













Komentar

Berita Terkini