Deliserdang | Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) yang menjadi bagian dari program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) mampu menyejahterakan para penerimanya. Sebanyak delapan Kelompok Wanita Tani (KWT) dan delapan KEP di dua kabupaten wilayah Provinsi Sumatera Utara, yakni Deliserdang dan Serdangbedagai (Sergai) telah membuktikannya.
“KWT Mekar Timur yang
dipimpin Ibu Nani ini sebelumnya hanya membuat rengginang dan sekarang varian
produknya sudah banyak, ada keripik pisang, keripik ubi dan lainnya,” papar
Kepala Seksi Kelembagaan Bidang Penyuluhan Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura (TPH) Sumut, M Syafnurdin Asroi, saat melakukan monitoring bantuan
KEP dan KWT program SIMURP di Kabupaten Deliserdang, akhir pekan lalu.
Ia menyatakan, KEP tidak
hanya fokus pada peningkatan produksi, tapi juga melakukan inovasi dan
pemasaran untuk menambah nilai produk pertanian sekaligus menyejahterakan
petani.
“Sebagai bagian dari
program SIMURP, KEP harus mempunyai manfaat nyata bagi petani, yakni dapat
meningkatkan produktivitas, produksi dan kualitas,” sebutnya.
Asroi mengemukakan,
SIMURP merupakan proyek yang berbasis di daerah irigasi dan daerah rawa dengan
tujuan untuk meningkatkan Intensitas Pertanaman (IP), produktivitas pertanian,
sekaligus pendapatan dan kesejahteraan petani, serta mengurangi emisi gas rumah
kaca. Program tersebut berupaya meningkatkan produktivitas usahatani melalui
pertanian cerdas iklim di tengah perubahan iklim global.
Ketua KWT Mekar Timur SIMURP, Nani (baju merah) menerima secara simbolis bantuan yang diserahkan Kasi Kelembagaan Bidang Hortikultura Dinas TPH Sumut, M Syafnurdin Asroi, akhir pekan lalu. Foto Fey |
“Kelembagaan petani ini diarahkan
untuk berorientasi pasar dan meningkatkan partisipasi petani melalui penerapan
inovasi dan teknologi yang efisien dan efektif,” ujar Asroi.
Ditambahkannya, KWT
sebagai bagian dari KEP juga mendapat perhatian dari program SIMURP, dengan
harapan mampu mengoptimalkan dan memberdayakan wanita tani setempat.
“Usaha pengolahan hasil
pertanian yang difokuskan untuk tanaman pangan dan hortikultura dilakukan untuk
menambah pendapatan selain usahatani di lahan,” tukasnya.
Ketua KWT Melati Desa
Denai Lama Kecamatan Pantai Labu, Julita, membenarkan, peningkatan produksi
produk olahan tersebut mampu menyejahterakan petani.
“Produksi kami meningkat
seiring permintaan yang semakin membaik,” ungkapnya dihadapan tim monitoring bantuan
SIMURP dari Dinas TPH Sumut yang meyambangi rumah produksi KWT Melati.
Hal senada disampaikan
Kepala Desa Denai Lama, Parnu.
“Terima kasih kepada
pemerintah yang telah membantu KWT Melati, sehingga bisa meningkatkan produksi
produk olahannya,” sebut Parnu yang mengaku terus mengikuti perkembangan usaha
pengolahan hasil KWT Melati sejak berdiri pada tahun 2017 silam.
“KEP merupakan salah satu
terobosan dalam upaya pemberdayaan petani untuk pengembangan usaha yang
dikelola oleh petani secara profesional di sektor pertanian,” ujarnya.
Sutarman mengklaim, program
SIMURP yang digagas pihak Kementerian Pertanian sejak tahun 2020 hingga 2024
itu telah membawa beragam manfaat bagi dunia pertanian di Sumut. Pada tahun pertama pelaksanaannya, dilakukan
sejumlah kegiatan tahap persiapan, diantaranya pelatihan Training of Master
yang dilanjutkan dengan Training of Trainer dan Training of Farmer. Selain
itu, dilakukan demo plot (demplot) di delapan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)
berikut penguatan di sisi kelembagaannya.
“Ada 192 petani yang mengikuti
kegiatan itu,” sebutnya.
Pada tahun kedua program
SIMURP, yakni tahun 2021, digelar Sekolah Lapang (SL) dan demplot Pertanian
Cerdas Iklim (Climate Smart Agriculture, disingkat CSA, red) SIMURP di 192
kelompok tani (poktan). Kemudian, penguatan kelembagaan BPP dalam upaya
mendukung program KOSTRATANI, penguatan KWT dan KEP SIMURP dengan melibatkan
petani milenial serta uji gas rumah kaca.
Tim monitoring bantuan program KEP SIMURP foto bersama dengan pengurus KEP SIMURP Sujama, Lamidi, akhir pekan lalu. Foto Fey |
“Hasil evaluasi tahun
2021 lalu, terjadi peningkatan produktivitas padi saat dilakukan penerapan CSA
SIMURP periode masa tanam April-September 2021 di Kabupaten Deliserdang dan
Serdangbedagai, rata-rata sebanyak 0,64 ton per hektar di Deliserdang dan 0,46
ton per hektar di Serdangbedagai,” urainya lantas menegaskan, sebanyak delapan KWT
telah menjadi mandiri dengan KEP SIMURP yang dimotori petani milenial.
Dihubungi melalui telepon
selulernya, Senin (26/12/2022) pagi, Plt Kepala Dinas TPH Sumut, Hj Lusyantini,
mengapresiasi kebijakan pihak Kementerian Pertanian yang telah mempercayakan
Provinsi Sumut bersama 10 provinsi lain untuk melaksanakan program SIMURP.
Melalui SIMURP, pihaknya optimistis mampu meningkatkan produktivitas pertanian,
khususnya pada tanaman pangan dan hortikultura.
Ia juga berterimakasih
atas peran-aktif para penyuluh yang selalu mendampingi petani dalam melakukan
usahatani. Diharapkan, upaya tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan
petani.
“Peran para penyuluh
pertanian sangat penting dalam membina sekaligus melakukan transfer pengetahuan
dan teknologi pertanian kepada masyarakat petani,” tandasnya. Fey