|

'Dua Edy' Bertemu di Dairi, Beda Kelas, Satu Tujuan

Bupati Dairi, Eddy Keleng Ate Berutu, menjelaskan kepada Gubsu Edy Rahmayadi site plan KPT di Desa Parbuluan V Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi, Senin (21/11/2022) siang. Foto Fey
Sidikalang | Pencanangan Kawasan Pertanian Terpadu (KPT) tanaman hortikultura di Desa Parbuluan V Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi pada Senin (21/11/2022), menjadi momen pertemuan dua nama Edy. Satu menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara, dan satunya lagi Eddy Keleng Ate Berutu, Bupati Dairi. Meski beda kelas, namun keduanya memiliki satu tujuan, yakni ingin meningkatkan kesejahteraan petani.

“Program KPT yang dipresentasikan pihak Pemkab Dairi di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara beberapa bulan lalu, langsung kita usulkan ke Kementerian Pertanian karena hasilnya mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga petani,” papar Gubsu Edy Rahmayadi dihadapan ratusan petani yang hadir dalam kegiatan pencanangan KPT di Dairi.

Gubsu Edy memang terlanjur berpihak ke petani. Saat memutuskan melepas atribut kemiliterannya dan memilih mencalonkan diri menjadi gubernur berpasangan dengan Musa Rajekshah alias Ijeck, sektor pertanian menjadi salah satu fokus perhatiannya, selain pendidikan dan kesehatan. Mengusung tagline ‘Membangun Desa Menata Kota', Gubsu Edy mencoba memanfaatkan potensi pertanian untuk peningkatan kesejahteraan para pelaku usahatani. 

Pemilihan Kabupaten Dairi sebagai KPT tanaman hortikultura juga bukan tanpa alasan. Kabupaten ini dinilai lebih siap dibanding daerah lain, baik dari sisi proposal maupun lahan pertanamannya. Hal itu dikemukakan Kepala Biro Perekonomian Setda Provsu, Naslindo Sirait, saat hadir pada Bussiness Matching yang dihadiri pihak perbankan, pelaku usahatani dan Offtaker di Gedung Nasional Djauli Manik, pada akhir September lalu.

“Poposal yang diajukan pihak Pemkab Dairi mencantumkan lahan itu bukan kawasan hutan, ada petani dan koperasi, serta kajian perhitungan net present value atau perhitungan selisih antara pemasukan dan pengeluaran, ada internal rate of return sebagai parameter dalam mengukur suatu aset, dan periode pengembalian yang dijamin Dinas Pertanian Kabupaten Dairi sebagai alasan untuk memilih Dairi cocok diajukan sebagai KPT tanaman hortikultura,” urainya.

Selain proposal yang lengkap, Naslindo mengklaim, letak geografis yang dimiliki Dairi, khususnya Desa Parbuluan V Kecamatan Parbuluan, dengan ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut (dpl) juga dinilai sangat potensial untuk pengembangan tanaman hortikultura seperti kubis, cabai merah, bawang merah, dan kentang.

Tak kalah pentingnya, komitmen Bupati Eddy Keleng Ate Berutu untuk meyakinkan Gubsu Edy Rahmayadi, dengan segera menyiapkan lahan pertanaman.

“Komitmen bupati ini sangat penting karena KPT harus dikawal kepala daerah hingga ke tingkat desa,” sebutnya.

Mengenai komitmen tersebut, Bupati Eddy Keleng Ate Berutu, menegaskan, KPT sejalan dengan visi-misi Pemkab Dairi periode 2019-2024, yakni program Agri Unggul. 

“Visi kita mewujudkan Dairi Unggul yang menyejahterakan masyarakat dalam harmoni keberagaman,” ujar Bupati Eddy Berutu.

Menurutnya, hal itu diperkuat dalam Misi 1 yakni meningkatkan kualitas hidup petani dan kesejahteraan masyarakat secara umum, serta Misi 3, mengoptimalisasikan pengelolaan sumber daya alam daerah. Bupati Eddy Berutu menyatakan, KPT merupakan program dengan skema kerjasama pembangunan yang melibatkan pihak swasta di bawah pengawasan Pemkab Dairi dalam tata kelolanya. 

“Kami (Pemkab Dairi, red) akan mengawal selama satu atau dua tahun tata kelolanya,” tukas Bupati Eddy Berutu.

Pihaknya meyakini, melalui Koperasi Aur Dairi Botanical yang akan memfasilitasi seluruh kebutuhan petani di KPT dengan pihak perbankan dan Offtaker, komoditas hortikultura yang dihasilkan dari Desa Parbuluan V Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi mampu berkontribusi dalam meredam inflasi. Fey

Komentar

Berita Terkini