|

Biosaka dan Pestisida Nabati Menuai Simpati Petani Dairi

Koordinator POPTL di wilayah Kabupaten Dairi, Japantas Damanik, menjelaskan kepada pengunjung cara pembuatan elisitor Biosaka, dalam kegiatan pencanangan KPT tanaman hortikultura di Desa parbuluan V Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi, Senin (21/11/2022). Foto Fey
Sidikalang | Aksi pembuatan pestisida nabati, agens hayati dan elisitor Biosaka yang diperagakan sejumlah personil dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Sumut, sukses menuai simpati para petani yang menghadiri kegiatan pencanangan Kawasan Pertanian Terpadu (KPT) di Desa Parbuluan V Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi, Senin (21/11/2022).

“Biosaka bukan pupuk tapi elisitor yang menggugah lahan pertanaman agar mampu menyerap unsur hara lebih maksimal, sehingga tanaman tumbuh lebih baik lagi,” ungkap Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kabupaten Dairi, Japantas Damanik, menjawab keingintahuan seorang pengunjung saat melihat beberapa petani meremas dedaunan di baskom berisi air.

Ditambahkannya, Biosaka mampu meminimalisir penggunaan pupuk dalam pertanaman hingga sebesar 70%. Selain itu, serangan hama dan penyakit juga bakal berkurang.  

“Bahan pembuatan Biosaka yang berasal dari dedaunan dan rerumputan itu harus sehat dan tidak tercampur bahan kimia, serta diketahui masa pertumbuhan berada di fase vegetatif atau pun generatif,” paparnya.

Pada kesempatan itu, turut diperkenalkan agens pengendali hayati. Menurut Kepala Seksi Pengamatan POPT UPT PTPH Sumut, Rukito, agens hayati layak menjadi pilihan petani dalam mengatasi serangan hama dan penyakit. 

“Ini merupakan salah satu komponen dalam PHT (Pengendalian Hama Terpadu, red) dengan harapan pemanfaatan hayati dalam POPT (Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan, red) akan menyeimbangkan ekosistem,” paparnya.

Biasanya, kata Rukito, agens hayati berasal dari golongan jamur, bakteri, virus atau pun protozoa. Beberapa agens hayati yang kerap digunakan para petani, diantaranya Trichoderma, Beauveria bassiana, dan Metarhizium anisopliae.

“Agens hayati identik dengan musuh alami yakni organisme hidup dari golongan invertebrata yang mampu mematikan hama dan penyakit tanaman,” ujarnya didampingi sejumlah personil POPT.

Ia mengklaim, sejumlah keuntungan akan diperoleh petani bila memanfaatkan agens hayati. Beberapa diantaranya seperti, tingkat pengendalian hama tergolong tinggi dengan biaya minim serta bertahan lama. Kemudian, lanjutnya, agens hayati aktif mencari mangsa, bahkan tumbuh dan berkembang mengikuti dinamika populasi mangsanya. Satu hal penting lainnya, tidak membawa dampak negatif terhadap manusia dan lingkungan.

“Ini yang secara terus-menerus kita sosialisasikan kepada petani,” sebutnya. Fey


Komentar

Berita Terkini