|

Sumut Tetapkan Delapan Zonasi Wilayah Penanggulangan Bencana

Gubsu Edy Rahmayadi saat hadir pada kegiatan Jambore Penanggulangan Bencana Sumut Tahun 2022 di Taman Jubelium Sibolangit Kabupaten Deliserdang, Rabu (14/09/2022). Foto Ist

Sibolangit- Sumatera Utara (Sumut) menetapkan delapan zonasi wilayah penanggulangan bencana. Diharapkan, hal itu akan mempercepat respons terhadap bencana yang terjadi.

"Zonasi ini bertujuan untuk percepatan pertolongan korban bencana pada masa penyelamatan atau golden time," papar Gubsu Edy Rahmayadi dalam kegiatan Jambore Penanggulangan Bencana Sumut 2022 di Taman Jubelium, Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, Rabu (14/09/2022).

Ia menjelaskan, zonasi wilayah dimaksud, yaitu, zona 1 berpusat di Kota Medan, zona 2 di Serdangbedagai, zona 3 Kabupaten Labuhanbatu, zona 4 Padanglawas Utara (Paluta), zona 5 Mandailingnatal (Madina), zona 6 Tapanuli Utara (Taput), zona 7 Dairi dan zona 8 Gunungsitoli. Nantinya, kata Gubsu Edy, setiap zona memiliki tim terpadu yang terdiri dari unsur pemerintah, TNI/Polri, lembaga/instansi teknis dan relawan.

Pada kesempatan itu, pihaknya meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut dan kabupaten/kota meningkatkan frekuensi latihan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan anggotanya. Apalagi, ada perubahan paradigma dalam penanganan bencana dari parsial dan bertahap menjadi terintegerasi.

"Sekarang menggunakan konsep terintegerasi yaitu penanganan pra bencana, tanggap darurat serta pascabencana secara terpadu dan komprehensif dan ada kalanya ini dilakukan bersamaan," sebutnya.

Berdasarkan data, kata Gubsu Edy, Sumut memiliki 13 kabupaten/kota yang berisiko tinggi (rawan) bencana, yakni Gunungsitoli, Mandailingnatal, Nias, Nias Utara, Nias Barat, Nias Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Asahan, Sibolga, Labuhanbatu Utara, Padanglawas dan Kabupaten Labuhanbatu. 

Sementara, Sekretaris Utama BNPB, Lilik Kurniawan, mengingatkan BPBD daerah untuk bersiap, terutama menjelang musim penghujan. Seperti daerah lain, lanjutnya, Sumut memiliki beberapa daerah rawan bencana banjir, banjir bandang dan longsor saat musim hujan. 

"Upaya kita untuk saat ini adalah mitigasi, termasuk peringatan dini, edukasi dan sosialisasi karena kita hidup berdampingan dengan bencana alam," tuturnya.

Sebelumnya, Kepala BPBD Sumut, Abdul Haris Lubis, melaporkan, Jambore Penanggulangan Bencana Sumut  2022 berlangsung selama 3 hari, yakni 13-15 September 2022. Sebanyak 1.000 peserta dari BPBD kabupaten/kota termasuk Pramuka, PMI, SAR, relawan, dan mahasiswa, mengikuti berbagai kegiatan pelatihan penanggulang bencana, koordinasi dan konsolidasi

"Kita ingin kegiatan ini menambah kemampuan dan wawasan semua peserta, sehingga, seperti kata Pak Gubernur, semua sudah tahu harus berbuat apa ketika terjadi bencana dan apa yang harus dilakukan sebelum bencana," ujarnya. Van

Komentar

Berita Terkini