|

Dinas TPH Sumut Verifikasi CPCL Kedelai

Kepala Seksi Akabi Bidang Tanaman Pangan Dinas TPH Sumut, Unedo Koko Nababan, mempertanyakan kesiapan lahan untuk pertanaman kedelai kepada PPL Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batu Bara, Zulfan Syahputra, saat melakukan verifikasi CPCL, Senin (15/08/2022). Foto Fey

Batu Bara- Pihak Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumatera Utara (Sumut) melakukan verifikasi Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) penerima bantuan benih kedelai dari APBN Tahun Anggaran 2022 di wilayah Kabupaten Batu Bara, Senin (15/08/2022).

Menurut Kepala Seksi Aneka Kacang dan Umbi (Akabi) Bidang Tanaman Pangan Dinas TPH Sumut, Unedo Koko Nababan, verifikasi sangat penting dilakukan agar bantuan bisa didistribusikan secara tepat sasaran.

"Hari ini kita jumpa dan berdialog langsung dengan anggota poktan (kelompok tani, red) yang diusulkan di CPCL di lahan yang akan ditanami benih bantuan di wilayah Kabupaten Batu Bara," paparnya didampingi Sub Koordinator Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Batu Bara, Indrawati SP, di areal milik Kantor Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Medang Deras.

Diakuinya, Batu Bara merupakan salah satu dari 22 kabupaten/kota di Sumut yang akan menerima bantuan program Kegiatan Kawasan Kedelai pada tahun 2022. Nantinya, selain benih kedelai sebanyak 50 kg per hektar (Ha), setiap poktan penerima bantuan juga menerima 35 kilogram (kg) pupuk NPK, 1 liter pestisida dan 200 gram rhizobium. 

"Rhizobium merupakan pupuk hayati yang mampu memperbaiki struktur tanah menjadi subur karena menjadikan unsur hara tersedia bagi tanaman, sekaligus mengandung hormon pertumbuhan," ungkap pria yang karib disapa Koko ini. 

Di Kabupaten Batu Bara, lanjutnya, dari alokasi seluas 100 Ha, usulan CPCL yang masuk baru berkisar 20 Ha. Bila telah lolos verifikasi dan validasi, poktan dimaksud akan menerima benih kedelai varietas Anjasmoro yang tidak kalah dibanding produk impor. Apalagi, kata Koko, sejak pertanaman hingga panen, kedelai lokal tersebut relatif lebih singkat, yakni berkisar tiga bulan dibanding, produk impor yang mencapai enam bulan.    

"Untuk kondisi optimal, seperti tidak mengalami kelebihan dan kekurangan air, sinar matahari cukup tidak ada naungan, nutrisi tercukupi, OPT (Organisme Pengganggu Tanaman, red) dan gulma terkendali, produksi bisa mencapai 3,5 ton per hektar," sebutnya sembari menyatakan, Desa Gambus Laut Kecamatan Lima Puluh Pesisir, juga dicalonkan sebagai CPCL kedelai di wilayah Kabupaten Batu Bara.

Koko menambahkan, berdasarkan penelitian dari pihak Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian, vartietas Anjasmoro memiliki sejumlah keunggulan. Bila digunakan untuk bahan pembuatan tahu dan tempe, misalnya, rendemennya lebih tinggi, volumenya tidak susut setelah digoreng dan rasanya lebih gurih serta memiliki nutrisi protein lebih tinggi karena relatif lebih fresh dibanding kedelai impor. 

"Ini salah satu dasar pihak Kementerian Pertanian merekomendasikan kedelai varietas Anjasmoro untuk ditanam petani," ujarnya. 

Ia mengemukakan, kedelai varietas Anjasmoro juga akan didistribusikan kepada poktan penerima bantuan di 21 kabupaten lainnya. Sebanyak 21 kabupaten/kota dimaksud, yakni Binjai, Langkat, Karo, Dairi, Deliserdang, Serdangbedagai, Pematangsiantar, Simalungun, Toba, Tapanuli Utara, Toba, Padangsidimpuan, Mandailing Natal, Padanglawas, Tapanuli Tengah, Nias, Gunung Sitoli, Nias Barat, Nias Selatan, Tanjungbalai dan Labuhanbatu Selatan.

"Dari alokasi bantuan benih kedelai APBN Tahun Anggaran 2022 untuk Sumatera Utara seluas 10.540 hektar, usulan CPCL yang masuk baru berkisar 2.995 hektar atau sebanyak 149.750 kilogram benih," tutur Koko.

Anggota poktan Desa Gambus Laut Kecamatan Lima Puluh Pesisir Kabupaten Batu Bara, menjelaskan seputar areal yang bakal digunakan untuk pertanaman kedelai bantuan APBN Tahun 2022, Senin (15/08/2022). Foto Fey  

Data yang diterima pihaknya menyebutkan, sebanyak kabupaten/kota belum mengusulkan CPCL penerima bantuan benih kedelai, masing-masing Karo, Dairi, Binjai, Deliserdang, Serdangbedagai, Pematangsiantar, Toba, Padangsidimpuan, Padanglawas, dan Nias.

"Kita masih menunggu usulan CPCL dari kabupaten/kota yang belum masuk, sekaligus penambahan areal tanam bagi yang telah memasukkan usulan CPCL sebelumnya," urainya.

Salah seorang ketua poktan yang diusulkan CPCL di Kecamatan Medang Deras, Boston Sijabat, berharap, pihaknya lolos validasi. Hal ini mengingat, anggota poktan yang dipimpinnya pernah menanam kedelai sebelumnya.

"Mudah-mudahan paket bantuan benih kedelai dari pemerintah bisa segera didistribusikan agar kami bisa segera menanamnya," tukas Boston.

Sementara, petugas Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) di Kecamatan Medang Deras, Zulfan Syahputra, membenarkan areal tersebut pernah ditanami kedelai. 

"Areal ini pernah ditanami kedelai beberapa musim tanam lalu, dan hasilnya juga lumayan," katanya.

Zulfan mengklaim, areal seluas 32 Ha milik BPP Medang Deras siap untuk digunakan sebagai lahan pertanaman kedelai.  Tidak kurang sebanyak 20 lubang sumur yang ada di areal tersebut bisa dimanfaatkan untuk mendukung pertanaman kedelai.

"Di bawah kepemimpinan Kepala Kantor BPP Medang Deras yang sekarang, Ibu Fida, kami siap mendukung program pemerintah dalam pertanaman kedelai," tandasnya. Fey  

Kepala Seksi Akabi Bidang Tanaman Pangan Dinas TPH Sumut, Unedo Koko Nababan, melakukan verifikasi kesiapan lahan poktan Desa Gambus Laut Kecamatan Lima Puluh Pesisir Kabupaten Batu Bara untuk program Kegiatan Pertanaman Kedelai yang bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2022, Senin (15/08/2022). Foto Fey 


Komentar

Berita Terkini