|

Demi Biosaka, Pejabat Eselon III Dinas TPH Sumut Belajar Meremas

Kepala UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas TPH Sumut, Marino (bertopi) dan Kepala Bidang Tanaman Pangan, M Juwaeni, melakukan peremasan daun di dalam baskom sebagai proses tahapan pembuatan Biosaka, pada kegiatan Sosialisasi Biosaka di Desa Durian Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deliserdang, Rabu (31/08/2022) siang. Foto Fey

Deliserdang- Ternyata, meremas juga membutuhkan teknik yang tepat. Hal itu yang mendorong sejumlah pejabat eselon III di jajaran Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura harus belajar meremas saat praktik pembuatan Biosaka dalam kegiatan Sosialisasi Biosaka di Desa Durian Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deliserdang, Rabu (31/08/2022) siang.

Menurut nara sumber kegiatan sosialisasi ini dari Direktorat Serelia Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Dr Rachmat SSi MSi, salah satu faktor penting dalam pembuatan elisitor Biosaka adalah saat meremas rerumputan yang berkualitas baik.

“Bukan meremas sembarangan, tapi ada tekniknya,” tuturnya dihadapan puluhan peserta kegiatan saat memperagakan cara pembuatan Biosaka.

Ia mengemukakan, dalam wadah ember atau pun baskom berisi 3 liter air dan segenggam rerumputan minimal lima jenis tanaman sembarangan berkualitas baik dan sehat, bagian jemari kiri menggenggam ujung tanaman yang akarnya telah dibuang. Sementara jemari kanan mulai melakukan peremasan terhadap dedaunan. 

Rachmat mengingatkan, kegiatan peremasan terhadap dedaunan tersebut berlangsung di dalam air selama 10 menit secara terus-menerus.

“Meremasnya harus dengan penuh perasaan dan kelembutan ya. Jangan memeras dengan penuh emosi,” ujar Rachmat membagikan tips.

Mendengar hal itu, Kepala UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut, Marino, langsung bereaksi. Penuh kelembutan, pria bertubuh langsing tersebut segera mempraktekkan tips yang diberikan nara sumber. 

Namun, hal itu justru menuai sikap usil dari beberapa rekan sejawatnya. Pasalnya, pria bersahaja ini memperlihatkan mimik wajah yang menggemaskan saat meremas daun di dalam baskom berisi air.

“Jangan terlalu dihayati meremasnya Pak Marino,” sebut seorang sejawatnya.

Namun, hasil remasan daun dari jemarinya memang tidak sia-sia. Biosaka buatannya siap untuk diaplikasikan langsung ke areal pertanaman padi yang berada di sekitar lokasi kegiatan.

“Hasilnya mantap kan,” sebut Marino sembari memperlihatkan Biosaka hasil remasan jemari tangannya yang dimasukkan dalam botol kemasan air mineral.

Puluhan peserta Sosialisasi Biosaka terlihat antusias mendengar penjelasan dari nara sumber. Foto Fey

Di akhir kegiatan, para peserta juga menyaksikan pengaplikasian langsung Biosaka ke areal pertanaman padi.

“Biosaka yang dicampur dengan air bersih dimasukkan dalam handsprayer. Setelah itu setel alat semprotnya dalam posisi mengeluarkan embun dan arahkan ke bagian atas saat disemprot ke tanaman,” urai Rachmat lantas menambahkan, untuk pertanaman padi dilakukan penyemprotan selama dua minggu sekali.

Ditemui di sela kegiatan, Plt Kadis TPH Sumut, Hj Lusyantini, berharap para peserta mampu menyebarkan pengetahuannya di sekitar tempat tinggalnya. 

“Mari kita sosialisasikan sekaligus aplikasikan Biosaka ini untuk meminimalisir pengeluaran dalam budidaya usahatani, sehingga kesejahteraan keluarga petani semakin meningkat,” imbaunya. Fey

Plt Kadis TPH Sumut, Hj Lusyantini, foto bersama dengan para peserta Sosialisasi Biosaka di Desa Durian Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deliserdang, Rabu (31/08/2022) siang. Foto Fey


Komentar

Berita Terkini