|

Pupuk Biosaka Diperkenalkan ke Petani Simalungun

Plt Kadis TPH Sumut, Hj Lusyantini (topi biru) didampingi Kasi Ketenagakerjaan Bidang Penyuluhan, Fredy Amrin Siregar (kaos biru) memperhatikan seorang petani calon penyuluh swadaya belajar membuat pupuk Biosaka di halaman Kantor BPP Pematang Bandar Kabupaten Simalungun, beberapa waktu lalu. Foto Ist 

Medan- Beragam upaya dilakukan pihak Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut dalam menyosialisasikan penggunaan pupuk berbahan alami. Salah satunya, memanfaatkan kegiatan Sekolah Lapang IPDMIP (Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program) di Kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Pematang Bandar Kabupaten Simalungun untuk mengajarkan para petani membuat pupuk Biosaka, pada pekan lalu.

"Kita memang berupaya memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk tetap menyosialisasikan penggunaan pupuk berbahan alami kepada para petani," ungkap Plt Kepala Dinas TPH Sumut, Hj Lusyantini, melalui telepon selulernya, Minggu (17/07/2022) sore.

Dalam kegiatan Sekolah Lapang IPDMIP yang merupakan program pemerintah di bidang irigasi untuk mencapai keberlanjutan sistem irigasi di Simalungun itu, lanjutnya, pihak Dinas TPH Sumut, melalui Bidang Penyuluhan mengajarkan para peserta cara pembuatan Biosaka. 

"Biosaka terbuat dari rerumputan yang dicampur dengan air, lalu dihancurkan, sebelum langsung diaplikasikan di lahan untuk semua jenis tanaman," paparnya yang ikut langsung mempraktekkan cara pembuatan Biosaka dihadapan 30 petani calon penyuluh swadaya. 

Lusyantini mengklaim, Biosaka memiliki banyak manfaat untuk tanaman. Beberapa diantaranya seperti mampu meminimalisir biaya produksi, membantu mengurangi hama dan penyakit, hasil panen lebih baik dan lahan pertanian menjadi semakin subur.

"Bila mampu meminimalisir biaya produksi dan hasil panen menjadi lebih baik, pada akhirnya petani bisa meningkatkan kesejahteraan keluarganya," ujarnya.

Namun, kata Lusyantini, bahan rumput yang digunakan untuk pembuatan Biosaka, harus sehat dan tidak tercampur bahan kimia serta diketahui masa pertumbuhan rumput berada di fase vegetatif atau generatif. Menariknya, Biosaka memanfaatkan alam sekitar, sehingga tidak membutuhkan dana untuk membuat pupuk organik ini.

"Kita sengaja mengajarkan cara pembuatan Biosaka kepada para petani calon penyuluh swadaya di Simalungun itu agar bisa disosialisasikan kepada lingkungan sekitar tempat tinggal mereka masing-masing," sebut Lusyantini.

Plt Kadis TPH Sumut, Hj Lusyantini bersama puluhan petani peserta Sekolah Lapang IPDMIP usai mengikuti praktek pembuatan pupuk Biosaka di halaman Kantor BPP Pematang Bandar Kabupaten Simalungun, beberapa waktu lalu. Foto Ist

Secara terpisah, Kepala Seksi Ketenagakerjaan Bidang Penyuluhan Dinas TPH Sumut, Fredy Amrin Siregar, menyatakan, Biosaka merupakan salah satu sistem teknologi terbarukan dalam perkembangan dunia pertanian organik modern yang terbentuk sebagai bio-technology (biologi-teknologi). 

“Biosaka sudah berhasil diterapkan di Kabupaten Blitar dan diharapkan para petani di Kabupaten Simalungun juga bisa sukses menerapkannya," tandasnya. Fey

Komentar

Berita Terkini