|

SIMURP Efektif Berdayakan Petani

Sebagian peserta pertemuan Komponen A SIMURP foto bersama usai dibuka Plt Kadis TPH Sumut, Bahruddin Siregar di Hotel Grand Pancur Gading, kawasan Delitua, Kabupaten Deliserdang, Rabu (19/01/2022). Foto Fey 

Deliserdang- Sumatera Utara (Sumut) membutuhkan program Strategic Irrigation Modernization and Urgen Rehabilitation Project (SIMURP) untuk mendorong sektor pertanian ke arah lebih baik lagi.

“Banyak manfaat dari Program SIMURP ini, salah satunya, mampu meningkatkan hasil panen padi petani,” ungkap Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut, Bahruddin Siregar, saat membuka kegiatan ‘Pertemuan Komponen A SIMURP tahun 2022 di Hotel Grand Pancur Gading, kawasan Delitua Kabupaten Deliserdang, Rabu (19/01/2022) pagi.

Bahruddin mengapresiasi kebijakan pihak Kementerian Pertanian yang telah mempercayakan Provinsi Sumut bersama 10 provinsi lain untuk melaksanakan program SIMURP sejak tahun 2020 hingga 2024 mendatang. Melalui SIMURP, pihak Dinas TPH Sumut optimistis mampu menjadikan provinsi ini masuk dalam lima besar ‘lumbung padi nasional’.

Ia juga berterimakasih atas peran-aktif para penyuluh yang selalu mendampingi petani dalam melakukan usahatani. Diharapkan, upaya tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan petani. 

“Peran para penyuluh pertanian sangat penting dalam membina sekaligus melakukan transfer pengetahuan dan teknologi pertanian kepada masyarakat petani,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Bahruddin mengingatkan para penyuluh pertanian untuk terus menyosialisasikan penggunaan bahan organik dalam pertanaman petani. Meski tidak sepenuhnya, namun, dengan meminimalisir penggunaan pupuk dan pestisida berbahan kimiawi terhadap tanaman, produk yang dihasilkan akan lebih sehat. 

Selain itu, lanjutnya, ketergantungan petani terhadap penggunaan pestisida dan pupuk berbahan kimia menjadi berkurang. Apalagi, setiap tahun para petani di negeri ini selalu dihadapkan pada persoalan kekurangan pupuk berbahan kimia dan harga pestisida yang mahal.

“Melalui penggunaan pupuk dan pestisida non kimiawi, persoalan minimnya alokasi pupuk dan harga pestisida yang mahal tidak akan terjadi lagi,” tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Penyuluhan Dinas TPH Sumut, Hj Nurhijjah Siregar, melaporkan, program SIMURP telah membawa beragam manfaat bagi dunia pertanian Sumut. Pada tahun pertama pelaksanaannya, dilakukan sejumlah kegiatan tahap persiapan, diantaranya pelatihan Training of Master yang dilanjutkan dengan Training of Trainer dan Training of Farmer. 

“Ada 192 petani yang mengikuti kegiatan itu,” tukasnya.

Nurhijjah menyatakan, di tahun itu juga dilakukan demo plot (demplot) di delapan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) berikut penguatan di sisi kelembagaannya. Ia menambahkan, pada tahun kedua program SIMURP, yakni tahun 2021, digelar Sekolah Lapang (SL) dan demplot Pertanian Cerdas Iklim (Climate Smart Agriculture, disingkat CSA, red) SIMURP di 192 kelompok tani (poktan). 

“Penguatan kelembagaan BPP juga kita lakukan dan upaya mendukung program KOSTRATANI, penguatan Kelompok Wanita Tani dan KEP (Kelembagaan Ekonomi Petani, red) SIMURP dengan melibatkan petani milenial serta uji gas rumah kaca,” paparnya. 

Dari hasil evaluasi pelaksanaan program SIMURP tahun 2021 itu, pihaknya mengaku mendapatkan hasil yang cukup menggembirakan. 

“Terjadinya peningkatan produktivitas padi saat dilakukan penerapan CSA SIMURP periode masa tanam April-September 2021 di Kabupaten Deliserdang dan Serdangbedagai, rata-rata sebanyak 0,64 ton per hektar di Deliserdang dan 0,46 ton per hektar di Serdangbedagai,” paparnya.

Begitu juga kegiatan lainnya, Nurhijjah mengklaim sebanyak delapan Kelompok Wanita Tani (KWT) telah menjadi mandiri dengan KEP SIMURP yang dimotori petani milenial. Kemudian, terjadi penurunan emisi gas rumah kaca di lima BPP yang telah melakukan uji gerak dengan rata-rata penurunan Global Warming Potensial (GWP) 0,47.

“Tahun ini, pemerintah menganggarkan dana SIMURP ke Sumatera Utara senilai Rp1,3 miliar untuk kegiatan fasilitasi bahan pembelajaran Sekolah Lapang di Poktan exiting sebanyak 192 poktan dan 1920 rumah tangga petani, satu kali dari tiga kali pertemuan persiapan, tiga kali SL dan penguatan kelembagaan BPP,” sebutnya.

Plt Kadis TPH Sumut, Bahruddin Siregar, mengingatkan pentingnya memanfaatkan bahan organik dalam pertanaman petani untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk kimiawi, saat membuka pertemuan Komponen A SIMURP tahun 2022 di Hotel Grand Pancur Gading, kawasan Delitua, Kabupaten Deliserdang, Rabu (19/01/2022). Foto Fey 

Sementara, Kepala Seksi Kelembagaan Penyuluhan Bidang Penyuluhan Dinas TPH Sumut, M Syafnurdin, menilai, program SIMURP di Sumut yang berlokasi di Deliserdang dan Sergai, menjadikan petani menguasai bisnis on farm dan aspek bisnis off farm.

“Program SIMURP yang mengedepankan pertanian organik ini telah membuat petani mendapatkan peningkatan nilai tambah dalam agribisnisnya secara rasional dalam skala usahatani terpadu,” urai pria yang karib disapa Asroy ini.

Lebih lanjut dijelaskannya, program SIMURP memiliki tiga komponen, masing-masing A (rehabilitasi), B (modernisasi) dan C (manajemen SIMURP). 

“Kita berharap, pertemuan hari ini yang diikuti 37 petugas penyuluhan dari Kabupaten Deliserdang dan Serdangbedagai, bisa membuat program SIMURP di tahun 2022 berlangsung lancar,” tandasnya. Fey

Komentar

Berita Terkini