|

MT II 2021, Stok Pupuk Subsidi Sumut Cukup

Kabid Sarana dan Prasarana Dinas TPH Sumut, Jonni Akim, didampingi sejumlah staf melakukan sidak ke gudang PT Pupuk Indonesia di kawasan Jalan Titi Pasir kawasan Rengas Pulau Kecamatan Medan Labuhan, Senin (29/11/2021) siang. Fot Fey

Medan- Ketersediaan pupuk bersubsidi untuk petani di wilayah Sumatera Utara menghadapi musim tanam II periode Oktober 2021-Maret 2022 tercukupi. 

“Di gudang kita ada 8.301 ton pupuk urea bersubsidi,” papar AssistantVicePresident (AVP) Operasional Logistik Wilayah Aceh-Sumut, Eliakim Sinaga, saat mendampingi Kabid Sarana Prasarana Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut, Jonni Akim, melakukan inspeksi mendadak ke gudang PT Pupuk Indonesia, kawasan Jalan Titi Pahlawan Rengas Pulau Kecamatan Medan Labuhan, Senin (29/11/2021) siang.

Dirincikannya, stok dimaksud berada di sejumlah gudang penyimpanan, seperti Paya Pasir kawasan Rengas Pulau Kecamatan Medan Labuhan (3.090 ton), Gunung Sitoli Nias (1.725 ton), Sidikalang (397 ton), Asahan (703 ton), Kabanjahe (456 ton), Siantar (123 ton), Balige (576 ton), Rantauprapat (990 ton), dan Padangsidimpuan (242 ton).

“Itu belum termasuk yang dalam perjalanan dari pabrik di Lhokseumawe Provinsi Aceh sebanyak enam ribuan ton melalui jalan darat yang diperkirakan sampai ke Medan sekitar selasa atau rabu depan,” tuturnya yang saat itu didampingi AVPSales Wilayah Sumut, Fahrul Hadi.

Selain itu, kata Eliakim, terdapat 40 ribu ton pupuk curah dalam proses pengemasan di pabrik Lhokseumawe.

“Pabrik masih terus berproduksi untuk memenuhi kebutuhan tanampara petani,” tegasnya.

Pihak PT Pupuk Indonesia menjelaskan seputar stok pupuk bersubsidi yang tersimpan di sejumlah gudang untuk kebutuhan para petani Sumut, Senin (29/11/2021). Foto Fey

Hal senada dikemukakan perwakilan PT Petrokimia Gresik selaku pemasok pupuk bersubsidi NPK/Phonska, ZA dan SP-36, Sugiyanto.

“Penambahan alokasi sebanyak 4.500 ton NPK sudah kita realisasikan. Kita juga siapkan stok di gudang penyangga yang berdekatan dengan wilayah Sumatera Utara agar bisa segera didistribusikan bila mendesak,” sebutnya.

Sugiyanto mengemukakan, stok ZA di gudang saat ini berkisar 1.265,60 ton dan dalam perjalanan sebanyak 66,25 ton. Begitu juga SP-36, pihaknya memiliki 1.532,30 ton di gudang dan dalam perjalanan sebanyak 203,05 ton, serta stok Phonska 15,057 ton, belum termasuk 857,300 ton yang masih di perjalanan. Khusus Petroganik, stok di gudang berkisar 1.097,24 ton dan dalam perjalanan sebanyak 20 ton.

“Kita siap memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi petani pangan dan hortikultura di wilayah Sumatera Utara,” sebutnya.

Kesiapan pihak PT Pupuk Indonesia itu disambut positif Jonni Akim yang hadir didampingi Kepala Seksi Pupuk, Pestisida dan Alat Mesin, Heru Suwondo.

“Kita tidak ingin hanya cakap-cakap saja, makanya hari ini sengaja langsung ke gudang untuk mengecek stok pupuk bersubsidi,” ujarnya.

Bahkan, pihaknya berencana berkunjung langsung ke pabrik pupuk urea di Lhokseumawe pada pekan depan untuk memastikan adanya proses pengantongan urea bersubsidi sebanyak 40 ribu ton. Tujuannya agar ketersediaan urea bersubsidi untuk petani Sumut tercukupi.

Pada kesempatan itu, Jonni Akim mengingatkan para produsen untuk tetap menjaga ketersediaan pupuk bersubsidi agar tidak terjadi kekosongan yang berdampak pada terhambatnya para petani pangan dan hortikultura melakukan proses pertanaman.

“Kita perkirakan SK alokasi pupuk untuk tahun 2022 sudah keluar di akhir Nopember 2021. Jadi kita akan monitoring lagi ketersediaan stok di gudang pupuk bersubsidi di wilayah Sumatera Utara pada Desember nanti,” tegas Jonni Akim.

Sebelumnya, Plt Kadis TPH Sumut, Bahruddin Siregar, menjelaskan, realisasi penyaluran pupuk bersubsidi untuk petani pangan dan hortikultura di Sumut hingga per 22 Nopember 2021. Dikemukakannya, untuk penyaluran urea mencapai 129.982 ton dari alokasi kebutuhan sesuai SK Kadis TPH Sumut No:521.3/218.10/SAPRA Tahun 2021 yang berkisar 152.627 ton (85,16%). Begitu juga pupuk SP-36, realisasinya berkisar 24.623,95 ton dari alokasi sebanyak 33.167 (74,24%) dan penyaluran pupuk ZA mencapai 16.965,20 ton dari alokasi kebutuhan sekira 20.601 ton (82,35%).

Kabid Sarana dan Prasarana Dinas TPH Sumut, Jonni Akim, melihat produk kapur pertanian yang dibutuhkan untuk mengembalikan kesuburan lahan pertanian di gudang PT Pupuk Indonesia, Senin (29/11/2021). Foto Fey

Sementara, lanjutnya, pupuk NPK setelah penambahan alokasi menjadi 118.788 ton, telah disalurkan sebanyak 107.860,85 ton (90,80%) serta realisasi pupuk organik mencapai 14.368,60 ton dari alokasi 15.519 ton (92,59%).

"Penyaluran pupuk SP-36 dan ZA relatif rendah dibanding tiga jenis lainnya karena ada rekomendasi dari pihak Litbang Kementerian Pertanian yang menyatakan penggunaan kedua jenis pupuk itu tidak lagi untuk tanaman pangan dan hortikultura," urainya. Fey


Komentar

Berita Terkini