|

Ekowisata Tangkahan dan Bukit Lawang Dibenahi

Wagubsu Musa Rajekshah mendengarkan pemaparan sejumlah pimpinan OPD terkait dalam rapat pembangunan ekowisata Tangkahan-Bukit Lawang Kabupaten Langkat di Jungle Inn Bukit Lawang Kecamatan Bahorok, Kamis (18/11/2021). Foto Fey

Bukit Lawang- Niat pihak Pemprovsu membenahi kawasan ekowisata Tangkahan dan Bukit Lawang di Kabupaten Langkat melalui dana APBD 2022, ternyata tidak main-main. Dipimpin Wakil Gubsu, Musa Rajekshah, sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait memaparkan program kerja dalam pembangunan ekowisata tersebut di Jungle Inn Bukit Lawang Kecamatan Bahorok, Kamis (18/11/2021).

"Ini rapat ketiga kita dan langsung turun ke Bukit Lawang. Kita rasakan dulu jalan mulai dari Medan sampai kemari (Bukit Lawang, red), sebelum kita undang orang datang kemari," ungkap Wagubsu yang kerap disapa Ijeck ini.

Ia mengaku telah mengirimkan titik kordinat saat melintasi jalan rusak di sepanjang rute Medan-Bukit Lawang, kepada Kepala Dinas Bina Marga Sumut. Tujuannya, agar segera diperbaiki, sehingga akses jalan bisa mulus untuk dilintasi wisatawan. Ijeck menargetkan, perbaikan infrastruktur jalan rusak di sepanjang rute Medan-Bukit Lawang dan Medan-Tangkahan, rampung di akhir tahun 2022. 

"Saya tidak ingin kita berencana di atas meja saja, tapi sudah ada progress dalam setiap rapat. Saya mau di rapat ini kita sudah membahas teknis," tegasnya.

Berdasarkan pemaparan setiap pimpinan OPD, terungkap pembenahan ekowisata Tangkahan-Bukit Lawang di Kabupaten Langkat merupakan program skala prioritas. Lihat saja, disiapkan dana senilai Rp10 miliar untuk peningkatan struktur jalan provinsi di ruas jalan simpang tiga Namu Unggas-Tangkahan sepanjang dua kilometer. Kemudian, peningkatan ruas jalan Tanjung Pura-Tanjung Selamat senilai Rp10 miliar, disusul pembangunan jalan tembus Timbang Lawan-Tangkahan senilai Rp15 miliar serta peningkatan ruas Jalan Kuala-Simpang Maryke sepanjang dua kilometer senilai Rp11 miliar, berikut pemeliharaan berkala jalan provinsi bernilai Rp6 miliar. Tidak hanya itu, pembangunan jembatan di kawasan Bandar Pulau ruas siampang tiga Namu Unggas-Tangkahan senilai Rp15,3 miliar. 

Sementara, pihak Dinas Perhubungan (Dishub) Sumut menyiapkan anggaran Rp721 juta untuk pemasangan LPJU Solar Cell pada ruas jalan Tanjung Selamat-Namu Unggas, serta pemasangan marka jalan di ruas itu bernilai Rp370,8 juta. Khusus di Kecamatan Bahorok, pihak Dishub Sumut menyiapkan dana Rp721 juta untuk pemasangan LPJU Solar Cell di ruas jalan Simpang Maryke-Timbang Lawan serta marka jalan bernilai Rp370,8 juta di ruas jalan tersebut.

Begitu juga Dinas ESDM Sumut yang menganggarkan Rp723,6 juta untuk Penerangan Umum Tenaga Surya (PUTS) di obyek wisata serta menyiapkan dana pemasangan delinator senilai Rp50 juta di kawasan Tanjung Selamat-Namu Unggas-Tangkahan. Sementara, pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut menyiapkan Rp3,8 miliar untuk Pengembangan Wisata Bukit Lawang dan Tangkahan.

Dalam pembangunan ekowisata Tangkahan-Bukit Lawang tersebut, pihak Pemprovsu juga bakal melakukan penataan bendungan, irigasi, sampah dan pulau-pulau sungai di sekitar Bukit Lawang. 

"Pulau-pulau sungai itu ada dibuat untuk makan-makan warga. Kalau kita mau mengembangkan ini, mohon maaf, ini harus kita tertibkan, karena kalau sudah makan-makan, maka menimbulkan sampah ke sungai," sebut Ijeck.

Pihaknya berharap dukungan dari masyarakat setempat dalam pembangunan ekowisata Tangkahan-Bukit Lawang.

"Saya berharap adanya kesadaran dari masyarakat sekitar untuk peduli dengan obyek wisata ini. Kalau nantinya ini maju maka peningkatan ekonomi masyarakat juga bertambah," ujarnya.

Plt Kadis TPH Sumut, Bahruddin Siregar, menjelaskan potensi wisata sawah kepada Wagubsu Musa Rajekshah, saat menyusuri jalan menuju Lanbow Cottage milik seorang warga setempat bernama Murat, di kawasan Bukit Lawang Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat, Kamis (18/11/2021) sore. Foto Fey

Rencana pembenahan ekowisata Tangkahan-Bukit Lawang ini disambut positif Ketua Komisi B DPRD Sumut, Dhody Tahir.  

"Kami akan mendukung habis-habisan, dan kami berharap satu tahun ini selesai. Kalau perlu diajak warga atau pelaku usaha di sini untuk studi di Yogya dan Bali biar semakin siap," tuturnya.

Hal senada dikemukakan Bupati Langkat, Terbit Rencana Perangin-Angin. 

"Pemkab Langkat sudah menganggarkan dana untuk mendukung perbaikan di dua obyek wisata ini dan belum diketuk di DPRD Langkat," paparnya.

Salah seorang pelaku usaha pariwisata, Mis Bakti, mengapresiasi kepedulian pemerintah membenahi ekowisata Tangkahan dan Bukit Lawang. 

"Belum pernah ada pembahasan yang cukup terbuka untuk kita pahami dan untuk kita kawal sebagai masyarakat di destinasi Bukit Lawang ini pak. Untuk itu, saya mewakili warga Bukit Lawang mengucapkan ribuan terima kasih karena menjadikan Kabupaten Langkat skala prioritas tahun 2022," urainya.

Tampak hadir pada kesempatan itu, Wakil Ketua I DPRD Sumut, Harun Mustafa Nasution, Anggota DPRD Sumut, Edy Suratman, dan Zainuddin Purba, Wakil Ketua II Dewan Riset dan Inovasi Daerah, Tohar Suhartono, Anggota Bidang Ekonomi dan Keuangan Sektor Publik Dewan Riset Daerah, Solahuddin Nasution, dan pimpinan OPD terkait.

Usai pertemuan, Plt Kadis Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut, Bahruddin Siregar, menyatakan, pembangunan ekowisata Tangkahan-Bukit Lawang, menjadi salah satu cara untuk mewujudkan visi-misi Gubsu-Wagubsu dalam membangun desa dan menata kota di wilayah Sumut.

"Peran Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dalam program pengembangan ekowisata ini sesuai tugas pokok dan fungsinya, yakni membenahi areal pertanian melalui pemberian bantuan benih dan bibit, khususnya padi dan sarana produksi pertanian," papar Bahruddin yang saat itu didampingi stafnya, Mugiono.

Dari hasil pengamatan pihaknya, Kecamatan Bahorok memiliki lahan irigasi seluas 700 hektar (ha) dari total luas baku lahan sawah di Kabupaten Langkat yang berkisar 34.038 ha. Memiliki sumber air yang jernih dan bersih dari pegunungan Leuseur, Kecamatan Bahorok dan Tangkahan sangat ideal untuk pengembangan sektor pertanian.

"Kecamatan Bahorok dan Tangkahan potensial untuk pengembangan agrowisata karena memiliki komoditas unggulan, diantaranya padi sawah, durian, mangga, jambu madu, jeruk, jeruk lemon dan alpukat," akunya.

Hamparan areal persawahan dengan latar belakang jajaran perbukitan Leuseur menjadikan Kecamatan Bahorok potensial untuk dikembangkan menjadi lokasi wisata sawah. Foto Fey

Menariknya, Bahruddin mengklaim, Desa Sampe Raya Kecamatan Bahorok yang memiliki areal persawahan seluas 20 ha bisa diintegrasikan dengan pariwisata, melalui program wisata sawah. Tentunya, hal itu dilakukan melalui kerja sama dengan Dinas Pariwisata. 

"Peran Dinas PSDA (Pengairan dan Sumber Daya Alam, red) juga sangat penting dalam program wisata sawah ini melalui pengembangan dan perbaikan jaringan irigasi primer dan sekunder serta keterlibatan pihak Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang dalam pengembangan seakligus perbaikan jalan wisata pertanian agar akses jalan wisatawan lebih mudah dan nyaman," urainya. Fey

Komentar

Berita Terkini