|

Terima Kasih Bung!

Ir H Dahler Lubis MMA. Foto Fey

Rabu, 31 Maret 2021, menjadi hari terakhir Ir Dahler Lubis MMA menyandang status sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) aktif. Tidak kurang dari 35 tahun, pria kelahiran Pagarantonga Kabupaten Mandailing Natal (Madina), 23 Maret 1961 ini telah mendedikasikan dirinya kepada negara, khususnya di sektor pertanian Provinsi Sumatera Utara.

"Banyak program pekerjaan yang belum terselesaikan. Mudah-mudahan bisa dilanjutkan oleh pengganti saya, siapa pun orangnya, demi peningkatan kesejahteraan petani kita," ungkapnya saat bertemu di ruang kerjanya kawasan Jalan AH Nasution Medan, Selasa (30/03/2021) siang.

Padahal, alumnus Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) tahun 1986 ini telah membuat beragam prestasi sejak dipercaya Gubsu Edy Rahmayadi menjadi Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut pada Selasa, 7 Mei 2019. Simak saja, dari sisi tanaman pangan strategis, khususnya padi. Memiliki luas panen 388.591 hektar (ha), petani Sumut mampu menghasilkan 2.040.500 ton Gabah Kering Giling (GKG), setara 1.164.435 ton beras. 

Data itu berdasarkan rilis dari pihak Badan Pusat Statistik pada 1 Maret 2021 dengan menggunakan metode penghitungan produksi padi dengan sistem Kerangka Sampel Area. Namun, pencapaian itu bakal semakin tinggi bila menggunakan penghitungan dengan Sistem Informasi Tanaman Pangan (SIM-TP), yakni mencapai 4.200.112 ton GKG atau setara 2.479.383 ton beras dari kebutuhan beras Sumut sekira 1.957.882 ton. 

Begitu juga tanaman jagung, pada tahun 2020, petani di Sumut mampu menghasilkan 1,965 juta ton dari luas panen sekira 300 ribu ha yang tersebar di berbagai sentra produksi jagung seperti Kabupaten Karo, Dairi, Simalungun, Deliserdang, Langkat, dan Humbang Hasundutan. Dari jumlah panen tersebut, sekira 1,7 juta ton diserap sembilan perusahaan pakan ternak di wilayah Sumut. 

Prestasi memikat ikut ditorehkan tanaman hortikultura, seperti cabai merah dan bawang merah. Cabai merah misalnya, hasil panen petani pada tahun 2020 mencapai 190 ribu ton, mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Sumut yang berkisar 140 ribu ton per tahun. Sisanya, dikirim ke berbagai provinsi, salah satunya Riau. 

Tak kalah menariknya bila mencermati produksi bawang merah Sumut. Di tahun 2020, hasil panen petani bawang merah di 18 kabupaten/kota di wilayah Provinsi Sumatera Utara mencapai 26 ribu ton dari kebutuhan masyarakat yang mencapai 43 ribu ton. Jumlah tersebut meningkat sebesar 69% dari tahun sebelumnya yang berkisar 18.072 ton. Ditargetkan, pada tahun 2021, kebutuhan bawang merah masyarakat Sumut akan bisa dipenuhi para petani setempat dengan beragam upaya yang dilakukan pihak Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut. 

Salah satu upayanya, menggelontorkan bantuan stimulus ekonomi yang bersumber dari dana Refocusing APBD Sumut tahun 2020 berupa benih bawang merah, cabai merah dan jagung berikut sarana produksi pertaniannya. Untuk bawang merah, bantuan dialokasikan ke areal seluas 192 ha di 22 kabupaten/kota, 422 ha cabai merah di 22 kabupaten/kota dan 17.200 ha jagung di 26 kabupaten/kota.

Sederet prestasi itu yang mendorongnya dipercaya Gubsu Edy Rahmayadi dan Wagubsu Musa Rajekshah, mengemban amanah menjadi Pjs Bupati Madina selama 70 hari, saat bupati definitif menjalani cuti karena ikut bertarung dalam pilkada serentak pada Desember 2020 silam. Di tanah kelahirannya tersebut, Dahler langsung berbaur bersama masyarakat saat hari pertamanya bertugas. Bukan untuk mencari simpati, lebih dari itu, berupaya menunaikan amanah yang telah diberikan kepadanya.

"Jabatan yang saudara emban adalah amanah, jangan khianati amanah itu," demikian pesan Gubsu Edy yang selalu terngiang di benaknya saat menjalankan tugas.

Tak bisa dipungkiri, bapak dari tiga putri dan seorang putra ini memang bukan sosok pejabat karbitan. Merintis karir dari tenaga honorer Penyuluh Pertanian spesialis tanaman pangan di Kantor Bimas Kabupaten Nias, Dahler telah membuktikan dedikasi sekaligus loyalitasnya sebagai seorang abdi negara. Sempat enam bulan berstatus sebagai tenaga honorer untuk menyukseskan Program Maduma (Martangiang Du Mangiula, artinya berdoa setelah itu bekerja, red), ia kemudian diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan akhirnya menjadi ASN.  

Dua tahun berselang, ia menjabat sebagai Kepala Kantor Sekretaris Bimas Kabupaten Nias. Selama 10 tahun Dahler menjabat, sebelum dipercaya menjadi Kepala Bagian Tata Usaha pada Satuan Pembina Bimas Provinsi Sumut di Kota Medan. Saat institusi Bimas dilebur, ia dipercaya menjabat sebagai Kabid Konsumsi Badan Ketahanan Pangan (BKP) Sumut hingga akhirnya menjadi Sekretaris BKP Sumut selama 12 tahun.

Karirnya semakin bersinar saat dipercaya Gubsu saat itu, HT Erry Nuradi, menjadi Plt Kepala BKP Sumut pada Oktober 2016. Posisinya juga tidak goyah ketika terjadi 'merger' di dua institusi jajaran Pemprovsu, yakni BKP Sumut dan Dinas Peternakan dengan nama sesuai nomenklatur, 'Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara'. Bahkan, sekira awal Januari 2017, Dahler ditunjuk menjadi Sekretaris sekaligus Plt di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) baru itu. 

Tiga bulan berselang, tepatnya pada Maret 2017, dalam Uji Kompetensi Seleksi Terbuka Lelang Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama, Panitia Seleksi merekomendasikan namanya untuk menduduki jabatan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provsu. Di era kepemimpinan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah, ia dipercaya menduduki posisi Kepala Dinas TPH Sumut.

Kini, Ir Dahler Lubis resmi melepas status ASN aktif-nya untuk kembali menjadi masyarakat biasa. Namun, kinerjanya turut mewarnai sektor pertanian dalam upaya mewujudkan 'Sumut Bermartabat'. Terima kasih bung! Fey   


Komentar

Berita Terkini