|

Poktan Sadar Tani Hasilkan 18 Ton Cabai Merah

Kadis TPH Sumut, Dahler Lubis, melakukan panen perdana cabai merah di areal milik anggota Poktan Sadar Tani Dusun Cilacap Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deliserdang, yang menerima bantuan stimulus ekonomi Tahap II dari dana refocusing APBD tahun 2020, Rabu (24/02/2021). Foto Fey

Deliserdang- Bantuan Covid-19 bersumber dari dana Refocusing APBD tahun 2020 tahap II kepada petani di Sumatera Utara mulai menuai hasil. Bahkan, Kelompok tani (Poktan) Sadar Tani Dusun Cilacap Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deliserdang, mampu menghasilkan 18 ton cabai merah per hektar (ha) pada panen perdana, Rabu (24/02/2021).

"Satu batang tanaman cabai merah ini bisa menghasilkan 1,2 kilogram, sehingga bila dikalikan 15 ribu batang dalam satu hektar, maka hasilnya sekitar 18 ton," ungkap Ketua Poktan Sadar Tani, M Sofian, di sela panen perdana cabai merah bantuan Covid-19 yang dikucurkan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut.

Diakuinya, pada bantuan dana Refocusing APBD tahun 2020 tahap II, Poktan Sadar Tani mendapatkan bantuan 12 ribu pupuk organik, 600 kg pupuk NPK, 40 liter pupuk hayati, 100 gulung mulsa dan 20 paket alat perangkap hama berupa likat kuning untuk areal seluas 4,048 ha. Untuk bibit cabai merah, pihaknya cenderung menggunakan benih lokal yang relatif lebih tahan terhadap hama. 

"Meski bantuan hanya untuk empat hektar lebih, tapi kita menyiapkan lahan pertanaman cabai merah seluas enam hektar yang dikelola 30 petani anggota Poktan Sadar Tani," paparnya.

Guna meminimalisir munculnya kecemburuan di kalangan anggota Poktan Sadar Tani, disepakati untuk membagi pupuk bantuan itu secara merata. Hal itu dibenarkan seorang anggota Poktan Sadar Tani, Mulyono yang hadir pada acara panen cabai merah tersebut.

"Bantuan pupuk dibagi merata kepada 30 petani cabai merah yang masuk dalam anggota POktan Sadar Tani," ujarnya.

Ia mengklaim, hama masih menjadi musuh utama para petani cabai merah yang berpotensi menurunkan produktivitas tanaman. Satu hal yang mendorong mayoritas petani cabai merah di Desa Sidodadi Ramunia memilih benih lokal karena mampu bertahan dari serangan hama. 

"Kalau memanfaatkan benih cabai merah hybrida, belum berbuah saja, daunnya sudah habis," tukasnya.        

Kepala Dinas TPH Sumut, Dahler Lubis, yang hadir pada panen cabai merah itu menyambut positif pencapaian para petani setempat.

"Harga jual cabai merah saat ini di tingkat petani berkisar Rp23 ribu per kilogram, sehingga bila produktivitas mencapai 18 ton per hektar, maka petani bisa mendapatkan sekitar Rp414 juta," tuturnya yang saat itu didampingi Kabid Hortikultura Dinas TPH Sumut, Bahruddin Siregar dan Kepala Seksi Sayuran dan Tanaman Obat, Adril Hairil Nasution.

Saat ini, lanjutnya, Sumut telah surplus cabai merah. Hal ini mengingat, produksi cabai merah dari para petani Sumut mencapai 200 ribu ton dari kebutuhan masyarakat yang berkisar 140 ribu ton per tahun. Kondisi itu membuat pihak Dinas TPH Sumut bersama sejumlah instansi terkait berupaya menjaga harga jual cabai merah agar tidak anjlok, melalui beragam cara.  

"Tugas kita sekarang, bersama instansi terkait lainnya berupaya menjaga harga jual cabai merah tidak anjlok, agar petani tetap bisa menikmati hasil panennya," sebutnya.

Sementara, Kabid Hortikultura Dinas TPH Sumut, Bahruddin Siregar mengemukakan, bantuan stimulus ekonomi Tahap II berupa pupuk, mulsa dan perangkap hama di Kabupaten Deliserdang dialokasikan kepada 10 poktan di sembilan desa yang termasuk dalam enam kecamatan, dengan total areal seluas 25,0300 ha. 

Sumber: Bidang Hortikultura Dinas TPH Sumut

"Bila dilihat secara keseluruhan, bantuan stimulus ekonomi Tahap II dan III untuk tanaman cabai merah diberikan kepada poktan di 22 kabupaten/kota di Sumatera Utara dengan areal seluas 422 hektar," tandasnya. Fey

Komentar

Berita Terkini