|

Harga GKG di Sumut Rp4.200-Rp6.100 per Kg

Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi. Foto Int

Medan- Harga Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat petani Sumatera Utara (Sumut) pada Desember 2020 berkisar Rp4.200-Rp6.100 per kilogram (kg). Demikian dikemukakan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi menyebutkan hasil survei harga produsen gabah yang dilakukan pihaknya di Medan, Jumat (08/01/2021).

Menurutnya, harga GKG tertinggi di tingkat petani senilai Rp6.100 per kg berasal dari gabah berkualitas varietas Ciherang berkualitas tinggi di Kabupaten Serdangbedagai (Sergai). Sedangkan, harga terendah senilai Rp4.200 per kg berasal dari gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kabupaten Simalungun dan gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) varietas lokal di Kabupaten Mandailing Natal (Madina).

Namun, lanjutnya, untuk harga di tingkat penggilingan pada Desember 2020 mencapai Rp6.200 per kg dari gabah kualitas GKG varietas Ciherang, Inpari dan Mekongga di Kabupaten Batu Bara. Sebaliknya, harga terendah berkisar Rp4.250 per kg dari gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kabupaten Simalungun dan gabah kualitas GKP varietas lokal di Kabupaten Madina.

"Selama Desember 2020, rata-rata harga gabah kualitas GKG di tingkat petani berkisar Rp5.713 per kilogram dan di tingkat penggilingan senilai Rp5.808 per kilogram. Begitu juga rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani mencapai Rp4.688 per kilogram dan di tingkat penggilingan senilai Rp4.741 per kilogram," paparnya lantas menambahkan, rata-rata harga gabah kualitas rendah di tingkat petani senilai Rp4.300 per kg dan di tingkat penggilingan berkisar Rp4.357 per kg.

Khusus komponen mutu gabah pada Desember 2020, kata Syech Suhaimi, rata-rata Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa/Kotoran (KH) gabah kualitas GKG masing-masing tercatat 12,98% dan 5,20%, rata-rata KA dan KH gabah kualitas GKP masing-masing tercatat 19,93% dan 5,31%. 

"Rata-rata KA dan KH gabah kualitas rendah masing-masing tercatat 28,51 persen dan 8,24 persen,” sebutnya.

Syech Suhaimi mengklaim, survei itu dilakukan di 13 kabupaten terhadap 114 observasi. Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah masih didominasi GKP sebanyak 66 observasi (57,69%), diikuti GKG sebanyak 36 observasi (31,58%), dan gabah kualitas rendah sebanyak 12 observasi (10,53%). Fey

Komentar

Berita Terkini