|

MBS, Keluarga Kedua Penikmat Musik Blues

Anggota MBS usai acara beberapa waktu lalu. Foto Ist

Medan- Medan Blues Society (MBS) mempertemukan para pecinta musik Blues Kota Medan yang berasal dari berbagai kalangan. Tak sekadar komunitas, bahkan menjadi keluarga kedua bagi para penikmat musik tersebut.

“Medan Blues Society menjadi keluarga kedua yang bisa buat kita berkembang sekaligus tempat untuk menjadi diri sendiri,” papar Sekretaris MBS, Tisa di Medan, beberapa waktu lalu.

Terbentuk Juli 2011, lanjutnya, teman-teman yang bergabung di MBS berasal dari berbagai latar belakang dan tingkat usia. Tak melulu dari kalangan musisi atau yang hobi bermain musik, tetapi juga masyarakat awam penikmat musik blues.

“Ada yang bergerak di bidang visual seperti videografi, fotografi atau berkecimpung di bidang lainnya, namun amat menikmati alunan blues,” bebernya.

Didominasi kalangan muda, yakni berusia 19 tahun hingga 47 tahun, saat ini MBS beranggotakan 50 orang, meski yang aktif Hanya berkisar 15 sampai 20 orang dalam setiap kegiatan. Namun demikian, terus ada regenerasi di komunitas pencinta musik ini.

Menurutnya, banyak teman yang bergabung setelah mengetahui informasi dari sosial media, atau saat MBS menggelar Blues Night di cafe. Biasanya, MBS sebulan  menggelar Blues Night yang lokasinya berpindah-pindah. Tetapi agenda bulanan itu terhenti sejak Februari 2020 akibat pandemi Covid-19. 

“Terakhir kita gelar pada Januari 2020,” tukas Tisa lantas mengaku menyukai musik blues akibat pengaruh dari neneknya yang setiap hari mencekokinya musik Beatles. 

Saat menggelar Blues Night, biasanya MBS mengundang band dari genre lain, sekaligus silaturahim dan akhirnya banyak juga yang tertarik dengan aliran Blues. Malahan lewat kolaborasi tersebut, tak jarang personil band yang  diundang, seperti basis atau gitarisnya belajar musik blues.

Saat ini, Tisa mengklaim pihaknya tengah menjalankan program live Insta Gram berupa sharing sesion sebanyak lima episode dengan durasi sekitar 1-2 jam per epsode. Di program itu, dibahas tentang blues sebagai akar musik modern serta mmbongkar turunan musik blues  seperti jazz, funk, R n B dan lainnya. Intinya, program tersebut digelar untuk mengedukasi generasi muda milenial tentang referensi band blues maupun musisinya. 

“Kita bedah cara bermain ataupun tentang lirik musik blues. Rencananya episode pertama dilaunching 12 Oktober 2020,” ujar wanita energik ini.

Tisa mengakui, banyak manfaat yang diperoleh dengan bergabung di MBS. Selain mendapat teman baru, masing-masing dapat mengeksplor kemampuan maupun merancang tentang program apa yang mau dibuat.

“Di komunitas ini dapat belajar banyak. Awalnya memang musik, tetapi bisa berlanjut berbagai kegiatan positif seperti membentuk rumah kreatif yang menghasilkan serta kegiatan lainnya,” paparnya. 

Sekretaris MBS, Tisa. Foto Ist

Ternyata MBS tidak hanya berkutat seputar musik Blues, tetapi peduli kejadian sekeliling, seperti bencana alam. Tisa mneyatakan, MBS selalu mendukung kegiatan amal seperti bencana alam, baik yang dibuat Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) ) atau komunitas lainnya. 

Menyinggung rencana besar ke depan, pihak MBS sangat ingin menggelar semcam Festival Blues di Kota Medan, sehingga muncul band maupun pemain musik blues kota ini yang karyanya bisa dinikmati.

"MBS terbuka untuk siapa saja yang menyukai musik blues. Biasanya MBS kumpul setiap Senin malam di Degil House Jalan Sei Silau No 50-54 untuk sharing dan silaturahmi,” tutupnya. Isvan


Komentar

Berita Terkini