|

Prediksi BMKG, Musim Hujan Akhir Oktober 2020

Monitoring Hari Tanpa Hujan per tanggal 31 Agustus 2020. Foto Ist
Jakarta- Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, memprediksi, musim hujan di Indonesia secara bertahap terjadi pada akhir Oktober 2020 dari wilayah Barat dan mencapai puncaknya sekira Januari-Februari 2021. 

“Sebagian besar wilayah diprakirakan mengalami puncak musim hujan pada bulan Januari dan Februari 2021, yaitu sebanyak 248 ZOM (Zona MUsim, red), setara dengan 72,5 persen,” paparnya seperti dikutip dari laman setkab.go.id, Selasa (08/09/2020).

Ia mengemukakan, pemantauan BMKG hingga akhir Agustus 2020 terhadap anomali suhu muka laut pada zona ekuator di Samudera Pasifik menunjukkan adanya potensi La Nina (indeks Nino3.4 = -0.69), sehingga bakal memicu peningkatan curah hujan di sebagian wilayah Indonesia pada saat musim hujan.

Dwikorita mengingatkan perlunya kewaspadaan dan penyiapan secara lebih dini dan optimal untuk upaya mitigasi para pemangku kepentingan dan pemerintah daerah yang wilayahnya diprakirakan mengalami musim hujan lebih maju atau lebih basah.

“Mitigasi itu dengan melakukan pengelolaan tata air yang terintegrasi dari hulu hingga hilir, antara lain dengan upaya memenuhi dan menyimpan air lebih lama ke danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya, serta penyiapan kapasitas sungai dan kanal untuk antisipasi debit air berlebih,” paparnya.

Sementara, Deputi Klimatologi BMKG, Herizal, menyatakan, musim hujan umumnya berkaitan erat dengan peralihan Angin Timuran yang bertiup dari Benua Australia (Monsun Australia) menjadi Angin Baratan bertiup dari Benua Asia (Monsun Asia). Diperkirakan, peralihan angin monsun dimulai dari wilayah Sumatra pada Oktober 2020, disusul wilayah Kalimantan, serta sebagian wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara pada November 2020 dan pada akhirnya Monsun Asia sepenuhnya dominan di wilayah Indonesia pada Desember 2020 hingga Maret 2021.

"Dari total 342 Zona Musim (ZOM) di Indonesia, sebanyak 34,8% diprediksi akan mengawali musim hujan pada bulan Oktober 2020, yaitu di sebagian Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi," urainya.

Herizal menambahkan, sebanyak 38,3% wilayah akan memasuki musim hujan pada November 2020, meliputi sebagian Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Berbeda dengan 16,4% di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, NTB, NTT dan Papua, akan masuk awal musim hujan sekira Desember 2020.

"Dibandingkan terhadap rerata klimatologis Awal Musim Hujan yakni periode 1981-2010, maka awal musim hujan 2020/2021 di Indonesia diprakirakan mundur pada 154 ZOM, setara 45 persen, sama dengan normal pada 128 ZOM, setara 35 persen, dan maju pada 68 ZOM, atau setara dengan 20 persen," tuturnya.

Bila dibandingkan terhadap rerata klimatologis akumulasi curah hujan musim hujan (periode 1981-2010), kata Herizal, secara umum kondisi musim hujan 2020/2021 diprakirakan normal atau sama dengan rerata klimatologisnya pada 243 ZOM (71%). Namun, sejumlah 92 ZOM (27,5%), akan mengalami kondisi hujan atas normal (musim hujan lebih basah, red), yaitu curah hujan musim hujan lebih tinggi dari rerata klimatologis) dan 5 ZOM (1,5%) akan mengalami bawah normal (musim hujan lebih kering), yaitu curah hujan lebih rendah dari reratanya). Ril
Komentar

Berita Terkini