|

Gubsu Edy Buka Festival Museum 2020

Gubsu Edy Rahmayadi didampingi Ketua TP PKK Sumut, Hj Nawal Lubis, membuka Festival Museum 2020 di          Museum Negeri kawasan Jalan HM Joni Medan Kamis (17/09/2020). Foto Ist

Medan- Gubsu Edy Rahmayadi didampingi Ketu TP PKK Sumut, Hj Nawal Lubis, membuka Festival Museum 2020 di MUseum Negeri kawasan Jalan HM Joni Medan, Kamis (17/09/2020). 

"Festival Museum Sumatera Utara tahun 2020 ini diharapkan bisa menghidupkan gairah masyarakat agar mau mengunjungi museum," ungkapnya dihadapan Plt Kadis Kominfo Sumut, Irman Oemar, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut, Wiwiek Sisto Widayat, Rektor UISU, Yanhar Jamaluddin, Kepala UPT Museum Negeri, Deny Elfriansyah, Forkopimda, tokoh masyarakat, agama dan pegiat budaya serta para sejarawan.

Pada kesempatan itu, Gubsu Edy menyatakan, pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut mulai merenovasi Museum Negeri ini agar lebih baik lagi., baik dari sisi kapasitas maupun fasilitas yang dimiliki. Saat ini, lanjutnya, Museum Negeri Sumut memiliki lebih kurang 7.000 koleksi terkait sejarah Sumut. Namun, sebagian besar koleksi itu disimpan di dalam gudang karena kurangnya tempat untuk memamerkan koleksi. Padahal, sejarah merupakan bagian penting dalam kemajuan sebuah bangsa.

“Bangsa yang ingin maju itu harus menghargai sejarahnya, kita harus belajar dari sejarah. Jadi, museum ini memiliki posisi penting bagi kemajuan suatu bangsa, sehingga perlu dikembangkan,” tegasnya.

Ia mengemukakan, dari 33 kabupaten/kota, terdapat lima daerah yang terkesan tidak peduli dengan museum yang dimilikinya. Diharapkan, lima kabupaten/kota tersebut lebih menghargai sejarah demi kemajuan wilayahnya.

“Jangan menganggap ini tidak penting, hargailah sejarah, banyak ilmu dan pengetahuan di sana yang bisa menjadi bekal kita sekarang sesuai dengan tema Festival Museum kali ini Masa Lalu, Masa Kini dan Masa yang akan Datang,” tutur Gubsu Edy.

Pihaknya berharap, pembangunan Museum Negeri Sumut bisa segera rampung, sehingga masyarakat merasa nyaman, lebih tertarik untuk datang dan representatif sebagai wajah Sumut.

“Ketika orang luar negeri bertanya di mana saya bisa melihat gambaran awal Sumut, saya bingung mau membawanya ke mana. Bila museum ini lengkap, fasilitasnya bagus tentu saya akan ajak kemari. Ketika saya berkunjung ke luar negeri saya juga diajak ke museum mereka untuk memberikan gambaran awal masyarakat setempat,” urainya.

Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut, Ria Telaumbanua, menjelaskan, renovasi Museum Negeri Sumut dilakukan dalam dua tahap. Tahap awal dilakukan berbarengan dengan pembukaan Festival Museum 2020 Sumut dan tahap kedua dimulai pada awal tahun 2021.

“Tahap pertama kita akan renovasi bagian-bagian yang mampu meningkatkan kapasitas museum dan juga tampilan serta fasilitasnya agar lebih banyak menarik perhatian masyarakat. Tahap kedua nanti kita akan sempurnakan agar museum ini menjadi museum berkelas internasional,” paparnya.

Ria mengakui, Festival Museum Sumut tahun 2020 berbeda dari sebelumnya. Dibuka selama 3 hari, yakni 17–19 September 2020, festival ini hanya diikuti lima museum di Sumut. Kendati demikian, pihaknya tetap menggelar festival yang baru diselenggaran dua kali di tengah wabah Covid-19.

“Wabah Covid-19 memang banyak membatasi even-even yang sudah kita rancang, tetapi kita tetap menyelenggarakan festival ini dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Bila nantinya ada penumpukan massa mau tidak mau kita harus melerainya, bila sudah terlalu ramai kita juga batasi yang masuk,” ujarnya.

Selain keikutsertaan lima museum di Sumut, Ria mengklaim, Festival Museum Sumut 2020 juga menyajikan pameran dari berbagai kelompok dan komunitas seperti Ikatan Perupa Tanah Melayu, Komunitas Peduli Museum dan Sejarah dan Corak Karo.

"Ada juga perlombaan mengenai Aksara Batak yang saat ini mulai dilupakan sebagian besar masyarakat Sumatera Utara," pungkasnya. Dra

 

Komentar

Berita Terkini