|

Waspadai Serangan Hama Wereng!

Sekretaris Dinas TPH Sumut, Hj Nurhijjah berbagi pengetahuan kepada puluhan petani Desa Bingkat Kecamatan Pegajahan, Sergai saat kegiatan pengenndalian hama penyakit wereng, Rabu (01/07/2020). Foto Fey
Pegajahan- Sekretaris Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Sumatera Utara, Hj Nurhijjah, mengingatkan para petani di Desa Bingkat Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdangbedagai (Sergai) untuk mewaspadai serangan hama wereng batang coklat pada pertanaman padi.

"Waspadai serangan hama wereng karena bisa mengakibatkan tanaman padi menjadi puso," tegasnya dihadapan puluhan petani yang hadir pada kegiatan Pengendalian Hama Penyakit Wereng yang digagas pihak Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPT PTPH) Dinas TPH Sumut, Rabu (01/07/2020).

Ia menyatakan, wereng batang coklat dan hama lainnya membutuhkan makanan, sehingga hinggap di batang padi. Bila dibiarkan, maka wereng akan berkembangbiak dan merusak pertanaman padi.

"Saya sempat turun ke salah satu areal pertanaman padi petani sebelum datang kesini dan melihat, sebagian wereng yang hinggap di batang padi masih bersayap. Artinya, wereng itu baru datang dan bapak-ibu petani harus segera mengantisipasinya," imbau pejabat eselon III yang lama bertugas di UPT PTPH Dinas TPH Sumut itu.

Ironisnya, para petani di Desa Bingkat Kecamatan Sergai seakan membiarkan kehadiran wereng itu. Terbukti, di beberapa lahan pertanaman padi, Nurhijjah menyaksikan puluhan wereng bersarang di batang padi bagian bawah.

"Ini tidak bisa dibiarkan lagi, karena saya lihat, wereng di batang padi itu sudah G2 (generasi kedua, red) dan harus segera dilakukan penyemprotan dengan menggunakan pestisida," ujarnya yang saat itu didampingi Kepala UPT PTPH Dinas TPH Sumut, Marino, Kepala UPT Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Julia Hutahaean dan Kepala UPT Palawija Tanjung Selamat, Sri Ulina Sitepu.

Pada kesempatan itu, Nurhijjah juga berbagi teknik penyemprotan untuk hama wereng kepada para petani.

"Umumnya, sifat racun untuk wereng adalah kontak. Jadi, pilih pestisida yang tepat," tukasnya lantas menjelaskan, kontak dimaksud adalah, racun disemprotkan mengenai hama wereng agar mati.

Nurhijjah menduga, selama ini para petani tidak menyemprotkan insektisida secara langsung ke hama wereng, sehingga tetap berkembang-biak hingga jumlahnya mencapai 80 ekor per rumpun padi. Selain itu, ia meminta para petani untuk rutin melakukan pengamatan terhadap pertanaman padi agar segera terdeteksi sekaligus bisa diantisipasi bila ditemukan indikasi terserang hama atau pun penyakit.

"Sayang kalau tanaman padi bapak-ibu yang telah berusia 70 sampai 75 hari itu gagal panen gara-gara serangan wereng atau pun hama dan penyakit lain," tuturnya yang saat itu mewakili Kepala Dinas TPH Sumut, Dahler Lubis.

Sekretaris Dinas TPH Sumut, Nurhijjah dan rombongan didampingi Kadis Pertanian Sergai, Radianto Panji Sumantri (tiga dari kiri) dengan latar belakang pertanaman padi organik milik Kelompok Tani Subur di Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Sergai, Rabu (01/07/2020). Foto Fey 
Kepala Dinas Pertanian Sergai, Radianto Panji Sumantri, berterima-kasih dengan kehadiran pihak Dinas TPH Sumut yang bersedia berbagi pengalaman seputar pengendalian hama dan penyakit pada pertanaman padi.

"Ada hal-hal yang luput dari perhatian petani, terutama sering lupa mengamati pertanaman padinya, sehingga serangan hama atau pun penyakit tidak bisa diantisipasi sejak awal," sebutnya.

Usai acara, Radianto membawa rombongan dari Dinas TPH Provsu mengunjungi pertanaman padi organik di kawasan Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan. Fey
Komentar

Berita Terkini