Kepala UPT PTPH Dinas TPH Sumut, Marino (kiri kemeja putih) bersama Sugiran dan petugas POPTL PHP Kecamatan Pegajahan saat meninjau pertanaman padi organik, Rabu (01/07/2020). Foto Fey |
"Baru musim tanam kali ini saya mencoba sistem pertanian organik karena dada tidak tahan lagi kalau memakai produk berbahan kimia," tuturnya, Rabu (01/07/2020).
Alasan kesehatan mendorong Sugiran nekat memanfaatkan 5 hektar (ha) dari 20 ha areal persawahannya untuk ditanami padi secara organik. Sebagai pemula, ia terpaksa harus berjibaku mengelola pertanaman padinya. Sejumlah rekan petani organik dan petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) serta Pengamat Hama Penyakit (PHP) menjadi tempatnya bertanya.
"Sekarang usia pertanaman padi organik saya sudah berusia 70 sampai 75 hari dan pertumbuhannya memang lebih bagus dari tanaman padi yang menggunakan bahan kimia," ujar Sugiran sembari telunjuknya mengarah ke hamparan padi yang ada dihadapannya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPT PTPH) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut, Marino, memuji langkah berani Sugiran melakukan usahatani secara organik.
"Apa pun alasannya, Pak Sugiran sudah berani mencoba memulai usahatani yang menghasilkan produk beras sehat dan berkualitas," sebutnya.
Kepala UPT PTPH Dinas TPH Sumut, Marino, bersama staf menyerahkan bantuan insektisida dan fungisida berbahan ramah lingkungan kepada petani padi organik, Sugiran, Rabu (01/07.2020). Foto Fey |
"Bila menemukan kendala dalam melakukan usahatani padi organik, silakan Pak Sugiran bertanya kepada petugas PPL atau pun PHP yang ditempatkan di wilayah ini," tandasnya. Fey