Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan, Hasrul SP MP, memeriksa produk yang hendak di ekspor ke mancanegara, Kamis (30/04/2020). Foto Ist |
"Produksi berlimpah, pasar global terbuka dan sektor pertanian di Sumatera Utara terus bekerja, sehingga Alhamdulillah mampu ekspor," papar Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan, Hasrul SP MP saat melepas ekspor produk pertanian dari sembilan pintu utama secara daring (online) bersama Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL), dari Pelabuhan Belawan Medan.
Ia mengemukakan, puluhan komoditas sub-sektor perkebunan, hortikultura, tanaman pangan dan peternakan asal Sumut seperti ampas sawit, kopi, nipah, keladi, durian, ubi dan lainnya, serta tiga komoditas non pertanian seperti kayu olahan, getah pinus dan kemenyan, itu dikirim ke 21 negara di Asia, benua Amerika, Eropa dan Timur Tengah.
Hasrul mengakui, hal ini patut disyukuri, mengingat, dalam kondisi serba terbatas karena pandemi Corona virus disease (Covid)-19, seluruh sektor pertanian di Sumut mampu memenuhi pasokan pangan masyarakatnya, bahkan melakukan kegiatan ekspor.
Pihaknya juga mengklaim, komoditas berkualitas ekspor itu telah melalui serangkaian pemeriksaan karantina, sehingga dipastikan memenuhi persyaratan teknis sanitari dan fitosanitari negara tujuan.
"Kami berikan sertifikat kesehatan Pyhtosanitary Certificate untuk komoditas tumbuhan yang dilepas hari ini, sehingga dipastikan komoditas ini sehat, aman dan telah memenuhi persyaratan teknis negara mitra dagang," urainya.
Seorang petugas Karantina memeriksa produk untuk memastikan terpenuhinya persyaratan teknis sanitary dan fitosanitary negara tujuan ekspor, beberapa waktu lalu. Foto Ist |
"Pertahankan semangat bekerja keras ini karena kita memiliki tugas penting untuk menjaga pasokan pangan bagi seluruh masyarakat," tegas Mentan SYL lantas mengingatkan, dalam kondisi pandemi saat ini, sebanyak 11 bahan pokok harus diawasi sekaligus dikendalikan, khususnya dalam hal ketersediaan pasokannya.
Pihaknya juga terus berupaya mendorong komoditas pertanian, baik sub sektor perkebunan dan lainnya yang melimpah untuk melakukan ekspor. Selain bisa memberikan nilai tambah bagi petani, kegiatan ekspor akan membantu devisa negara di tengah kondisi ekonomi yang melambat seperti saat ini.
Pada kesempatan itu, Mentan SYL menyaksikan integrasi aplikasi peta potensi ekspor produk pertanian (Indonesia Map of Agriculture Export, IMACE) milik Badan Karantina Pertanian (Barantan) dengan pasar digital global melalui platform IndonesianHub. Melalui integrasi di hub ekspor untuk seluruh produk Indonesia yang diluncurkan pada Juni 2020 mendatang, pihaknya berharap dapat mendorong peningkatan kinerja ekspor melalui pertumbuhan pelaku bisnis digital baru (start up, red), sekaligus memperluas akses pasar.
"Paradigma digital menjadi penting. You do digital or you die. Ini kita bangun juga pertanian agar pertanian menjadi maju, mandiri dan modern," sebutnya.
Sekadar informasi, sembilan pintu utama yang melakukan pelepasan ekspor tersebut, masing-masing Karantina Pertanian Belawan, Karantina Pertanian Tanjung Priok, Soekarno Hatta, Makassar, Surabaya, Medan, Denpasar, Lampung, dan Semarang. Ril