![]() |
Seorang petugas Karantina Pertanian memeriksa janjang kosong sebelum dikirim ke negara tujuan ekspor, beberapa waktu lalu. Foto Ist |
"Alhamdulillah, sudah ada permohonan pemeriksaan karantina komoditas untuk dikirim ke China," ungkap Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian, Ali Jamil, melalui telepon selulernya, Jumat (10/04/2020).
Ia mengakui, selama ini China merupakan salah satu pasar besar untuk produk pertanian Indonesia, termasuk Sumut. Saat ini, kata Jamil, telah masuk permohonan pemeriksaan di Karantina Pertanian Belawan untuk produk jangkos atau plam fiber ke China sebanyak 681 ton. Di negara tujuan ekspor, jangkos biasa digunakan untuk bahan baku tali kapal, pengisi matras, jok mobil hingga pesawat terbang.
“Jangkos asal Sumut ini dikenal berkualitas tinggi dan merupakan bagian limbah dari hasil pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit," tuturnya.
Berdasarkan data Karantina Pertanian, pada tahun 2019, ekspor jangkos asal Sumut lebih dari 7,5 ribu ton dengan nilai ekonomi mencapai Rp9,5 miliar lebih. Di awal April 2020, lanjutnya, sebanyak 681 ton senilai Rp933 juta dinyatakan telah sesuai dengan persyaratan otoritas karantina China dan siap diberangkatkan ke pelabuhan Xingang, Huangpu dan Shanghai.
Secara terpisah, staf PT UKIP yang merupakan perusahaan pengekspor jangkos, marga Pardede mengakui, produk ekspor jangkos ini sempat tertahan akibat penutupan pelabuhan. Namun, setelah berakhirnya masa karantina wilayah di China, permintaan jangkos kembali berdatangan. Fey