|

Dinas TPH Provsu Kendalikan Kepinding Tanah di Tapteng

Sejumlah petugas POPTL-PHP bersama para petani di Kelurahan Bona Lumban Kecamatan Tukka Kabupaten Tapanuli tengah melakukan gerakan pengendalian kepinding tanah, beberapa waktu lalu. Foto Ist
Medan- Ternyata, wabah pandemi Corona virus disease (Covid) 19 tidak menyurutkan semangat para punggawa di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Sumatera Utara (Provsu) mengawal pertanaman padi para petani di daerah ini.

"Pertanaman padi tetap harus kita kawal, meski wabah pandemi virus Corona masih melanda wilayah Sumatera Utara," tegas Kepala Dinas TPH Provsu, Ir H Dahler Lubis MMA, melalui telepon selulernya di Medan, Selasa (14/04/2020).

Apalagi, lanjutnya, produktivitas padi masih teramat dibutuhkan dalam upaya menuju swasembada pangan berkelanjutan. Satu hal yang mendorong pihaknya segera bergerak cepat saat mendengar anggota kelompok tani (poktan) Makmur di Kelurahan Bona Lumban, Kecamatan Tukka, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mengeluhkan serangan kepinding tanah.

"Kita mendapat laporan secara lengkap dan terinci dari petugas POPT-PHP (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan-Pengamat Hama dan Penyakit, red), sehingga bisa menyelamatkan pertanaman padi dengan melakukan gerakan pengendalian," tuturnya. 

Dahler mengaku harus segera menginstruksikan pihak Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPT PTPH) yang berada di bawah naungan Dinas TPH Provsu untuk segera melakukan tindakan pengendalian. Pasalnya, areal pertanaman padi seluas 15 hektar (ha) nyaris luluh-lantak 'dihajar' hama bernama latin Scotinophora coarctata Fabricus itu.

Secara terpisah, Kepala UPT PTPH Dinas TPH Provsu, Marino San SP MM, membenarkan instruksi tersebut. Menurutnya, gerakan pengendalian harus segera dilakukan karena hama kepinding tanah berpotensi mengakibatkan kematian anakan muda pada pertanaman padi.

"Selama fase pembentukan anakan, kepinding tanah yang menyerang dalam kategori berat akan mematikan tunas padi," tutur Marino di ruang kerjanya kawasan Jalan AH Nasution Medan.

Ia mengemukakan, pertumbuhan tanaman padi berusia muda yang terserang kepinding tanah akan menunjukkan gejala kerdil, menguning, klorotik dan memiliki anakan yang relatif sedikit. Begitu juga bila kepinding tanah menyerang padi saat fase bunting, tanaman bakal menghasilkan malai yang kerdil, eksersi malai tidak lengkap dan gabah bakal hampa alias kosong. Mirisnya, dalam kondisi populasi kepinding tinggi, tanaman padi akan mati atau mengalami bugburn, mirip hopperburn akibat serangan wereng coklat.

"Kita sudah melakukan gerakan pengendalian beberapa waktu lalu, karena petugas POPTL-PHP yang bertugas di wilayah Tapteng melaporkan, luas tanaman padi yang terserang kepinding tanah mencapai 15 hektar, dan luas waspada mencapai 20 hektar dengan populasi 11,5 e/rpn," sebutnya.   

Para petani di Kelurahan Bona Lumban Kecamatan Tukka Kabupaten Tapanuli Tengah sebelum melakukan pengendalian hama kepinding tanah, beberapa waktu lalu. Foto Ist
Bersama para petani di Kelurahan Bona Lumban, kata Marino, sejumlah petugas POPTL-PHP melakukan pengendalian pada pertanaman padi varietas Inpari berusia 20-21 hari setelah tanam di areal seluas 24 ha. Saat melakukan pengendalian, pihaknya memanfaatkan insektisida berbahan aktif dimehipo dari gudang Brigade Kabupaten Tapteng dengan menerapkan prinsip enam tepat (6T) yaitu tepat sasaran, tepat jenis, tepat dosis dan konsentrasi, tepat cara, tepat waktu serta tepat mutu.

"Pengendalian secara massal dan serentak ini merupakan stimulan atau rangsangan bagi petani agar kedepannya bisa mengendalikan OPT secara massal dan serentak, bukan perorangan, baik dengan bahan pengendalian bantuan dari pemerintah maupun swadaya," paparnya lantas menyatakan, gerakan pengendalian itu juga dihadiri Koordinator POPTL-PHP, petugas Penyuluh Pertanian Lapang setempat serta Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Tapteng.

Hingga kini, lanjutnya, Koordinator POPTL-PHP masih terus melakukan pengamatan rutin untuk mengetahui keberhasilan gerakan pengendalian OPT di wilayah itu. Hasilnya tidak sia-sia, kepinding tanah ditemukan mati setelah beberapa hari dilakukan gerakan pengendalian.
 
"UPT PTPH Provinsi Sumatera Utara selalu siap dalam mengamankan produksi pertanaman pangan khususnya Padi Sawah untuk menuju swasembada pangan berkelanjutan dan juga siap memberikan bimbingan teknis pengendalian OPT kepinding tanah serta membantu menyediakan bahan pengendalian OPT," paparnya.

Marino mengklaim, reaksi cepat pihak Dinas TPH Provsu tidak terlepas dari peran petugas lapang POPT PHP yang secara rutin menerapkan sistem pengamatan petak tetap dan pengamatan keliling dalam upaya meminimalisir perkembangan OPT.

"Terima kasih kepada para petugas POPTL-PHP di lapangan yang telah bertugas secara maksimal memantau pertanaman petani, sehingga bisa segera dikendalikan," tandasnya. Fey

Komentar

Berita Terkini