|

Petani Jagung Sumut Pilih Benih BISI

Dua orang petani di wilayah Provinsi Sumatera Utara memanen jagung varietas BISI, beberapa waktu lalu. Foto Ist 
Medan- Ternyata, beberapa varian benih BISI menjadi pilihan para petani jagung di wilayah Provinsi Sumatera Utara (Sumut). 

"Ada beberapa produk benih jagung bantuan yang dipilih petani di Sumatera Utara, dan benih BISI menjadi salah satu favorit petani," ungkap Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut, Juwaini SP MMA, melalui telepon selulernya, Selasa (03/03/2020).

Dicontohkannya dalam kegiatan bantuan benih jagung hibrida APBN tahun 2019, para petani penerima bantuan di hampir seluruh kabupaten/kota di Sumut memilih produk yang dikeluarkan PT BISI International. Alasan petani sederhana, hasil panen benih BISI lebih menjanjikan dibanding produk lain. Selain itu, benihnya relatif lebih tahan dari serangan hama dan penyakit yang bisa mengganggu proses pertumbuhan tanaman jagung.

"Kita tidak bisa memaksakan suatu produk benih ke petani, karena mereka lebih tahu apa sebaiknya benih yang ditanam dan menghasilkan panen berlimpah," sebutnya.

Ia mengemukakan, ada tiga varian benih BISI yang dipilih petani penerima bantuan, masing-masing BISI 226, BISI 228 dan BISI 816. Ditambahkannya, tiga varian benih tersebut dialokasikan untuk ditanam di areal seluas 28.412,5 ha dengan jumlah mencapai 346.755 kg.

"Terbesar di Kabupaten Mandailing Natal, dengan areal seluas 4.250 hektar dan benih sebanyak 63.750 kilogram dan Kabupaten Langkat seluas 4.000 hektar dengan benih jagung sebanyak 60 ribu kilogram," urainya. 

Hal itu dibenarkan Kepala Dinas TPH Provsu, Ir H Dahler Lubis MMA, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (03/03/2020). Menurutnya, penerima bantuan memilih jenis benih yang akan ditanamnya. Umumnya, para petani akan memilih benih yang telah terbukti menguntungkan dalam usahataninya.

"Kita hanya menindaklanjuti permohonan dari pihak dinas kabupaten/kota yang merekomendasikan kelompok tani penerima bantuan, termasuk jenis benihnya," ungkap Dahler.

Ia mengemukakan, rekomendasi dari pihak kabupaten/kota tersebut segera ditindaklanjuti tim dari Dinas TPH Provsu dengan melakukan survey terhadap Calon Petani/Calon Lokasi (CPCL). Setelah dipastikan memenuhi persyaratan, pihaknya kemudian menunggu turunnya dana bantuan dari pusat, dalam hal ini bersumber dana dari APBN atau pun APBD, sebelum kemudian didistribusikan ke lapangan.

"Jadi, kita penuhi benih sesuai permintaan para petani penerima bantuan," tegas Dahler.

Seorang petani mengumpulkan tongkol jagung BISI yang berserakan usai dipanen, beberapa waktu lalu. Foto Ist 
Secara terpisah, Deputy Manager PT BISI International (Tbk) Sumut-Aceh, Zuan Ari SP, mengaku berterimakasih kepada para petani jagung yang telah memilih produk BISI untuk usahataninya.

"Untuk tahun 2019, total jagung hibrida BISI beragam varian kategori Umum2 (hasil produksi perusahaan nasional dan multinasional.) dan Umum3 (hasil penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, red) yang digunakan di wilayah Sumatera Utara berkisar 1.472.655 kilogram," sebutnya melalui aplikasi WhatsApp.

Zuan mengklaim, seluruh varian produk benih yang dikeluarkan PT BISI memiliki keunggulan. Produksi yang dihasilkan benih BISI 226, misalnya, tergolong tinggi. Hal ini disebabkan benih BISI 226 memiliki tongkol besar dengan biji yang rapat dan seakan menancap ke dalam serta biji jagungnya cukup berbobot.

"Daya tahan jagung BISI 226 juga sangat baik terhadap penyakit bulai. Menariknya, bisa juga dipanen muda untuk konsumsi dan dipanen tua untuk pakan ternak," tuturnya.

Keunggulan serupa juga dimiliki varietas BISI 228. Bedanya, varietas ini sangat cocok untuk dipanen sebagai pakan ternak. Sementara, BISI 816 disukai karena paling tahan terhadap penyakit bulai jagung serta mempunyai tongkol yang besar dan seragam sehingga hasil panennya tergolong banyak.

"BISI 816 sangat cocok ditanam di lahan sawah maupun darat," ujar Zuan.

Pihaknya juga memiliki varietas benih berkualitas lainnya, yakni BISI 18, kesohor dengan sebutan 'si jagung super'. Memiliki tongkol berukuran besar dan seragam, varietas BISI 18 diyakini bakal menguntungkan petani yang menanamnya.

Tak hanya itu, kata Zuan, batang buahnya juga tegak dan kokoh karena memiliki sistem perakaran kuat. Begitu juga daun jagungnya menutup sempurna, sehingga bisa melindungi tongkol sekaligus biji jagung dari ancaman busuk yang bisa menurunkan kualitas hasil panen. Lebih penting lagi, lanjutnya, benih BISI 18 juga lebih tahan dari ancaman penyakit karat daun dan hawardaun yang biasanya dipicu oleh jamur.

"Daya adaptasinya terhadap kondisi lingkungan juga tergolong baik,"" sebut Zuan.

Deputy Manager PT BISI International (Tbk) Sumut-Aceh, Zuan Ari SP, berselfi dengan Mentan Syahrul Yasin Limpo usai melakukan panen dan tanam perdana jagung hibrida BISI 18 di kawasan Kabupaten Bireuen, Aceh, medio Februari 2020. Foto Ist 
Sebelumnya, varietas BISI 18 juga dipercaya dalam kerja sama pihak Badan Narkotika Nasional (BNN) dengan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui program Grand Design Alternative Development (GDAD) di lahan kawasan Desa Bate Raya Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh. Sekadar informasi, program GDAD merupakan implementasi Inpres Nomor 6 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika Tahun 2018-2019. Fey

 
Komentar

Berita Terkini