|

Tenaga Honorer Penyuluh itu Bernama Dahler Lubis

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provsu, Ir H Dahler Lubis MMA. Foto Fey
Medan- Selasa, 7 Mei 2019, merupakan titik balik Ir H Dahler Lubis MMA berkarir sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di jajaran Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu). Saat itu, Gubsu Edy Rahmayadi mempercayakan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) berada di bawah kewenangannya.

"Jabatan yang saudara emban adalah amanah, jangan khianati amanah itu," tegas Gubsu Edy kala itu lantas mengingatkan pejabat yang baru dilantik menciptakan terobosan baru dan memiliki kreativitas dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) demi mewujudkan Sumut Bermartabat.

Pesan Gubsu Edy segera ditindaklanjuti pria kelahiran Pagarantonga, 23 Maret 1961 itu dengan menginventarisir masalah pembangunan pertanian di Sumut. Hasilnya, ada beberapa permasalahan mendasar, diantaranya penyusutan fungsi lahan pertanian, keterbatasan benih unggul, minimnya sarana dan prasarana pertanian, termasuk jaringan irigasi dan jalan usahatani, serta minimnya minat generasi muda untuk mengelola usaha pertanian.

"Kita butuh perencanaan, perumusan kebijakan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan secara baik untuk meminimalisir tantangan itu," ujarnya saat berbincang di ruang kerjanya kawasan Jalan AH Nasution Medan, pekan lalu.

Guna mendukung proses itu, pihaknya membutuhkan data dan informasi akurat, tepat waktu, obyektif dan konsisten. "Data akurat menjadi titik awal kita dalam melangkah," tukasnya.

Dahler Lubis memang bukan tergolong sosok pejabat karbitan. Merintis karir dari tenaga honorer Penyuluh Pertanian di Kabupaten Nias, alumnus Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) tahun 1986 ini telah membuktikan dedikasi sekaligus loyalitasnya dalam bekerja. Banyak kisah menarik dibalik kesuksesan karir bapak dari tiga putri dan seorang putra ini. Bahkan, menurutnya, sama sekali tidak pernah membayangkan bakal menjadi pejabat Eselon IIA di lingkup Pemprovsu.

Betapa tidak, usai diwisuda pada medio Juni 1986, kebanggaannya menjadi seorang Sarjana Pertanian hanya bertahan beberapa bulan. Pasalnya, tuntutan untuk mendapatkan pekerjaan telah membayang di depan mata. Satu hal yang mendorongnya segera merantau ke Jakarta setelah mendapatkan ijazah. Berbekal dana terbatas dari orang tua,

Dahler nekat menumpang tinggal di kediaman salah satu kerabatnya. Tidak kurang selama dua bulan dirinya mencoba peruntungan dengan mengirimkan lamaran ke berbagai instansi dan perusahaan. Hasilnya, masih nihil.

Kebanggaan menjadi seorang Sarjana Pertanian perlahan mulai meredup berganti menjadi kegelisahan yang merasuki benaknya. "Saat itu, saya mulai bingung dengan masa depan karena belum ada lamaran pekerjaan yang diterima," kenang Dahler.

Hanya saja, kebingungan tersebut segera sirna, saat di suatu pagi, seorang teman yang bertugas di Departemen Pertanian (sekarang Kementerian Pertanian, red) memberikan informasi, dirinya diterima menjadi Tenaga Honorer Penyuluh Pertanian di Departemen Pertanian. Sontak, rasa haru bercampur kebahagiaan membuncah didadanya. Semangat hidup seakan kembali bangkit.

Bersama Gubsu Edy Rahmayadi dan istri, saat melakukan panen cabai merah, beberapa waktu lalu. Foto Fey 
Penuh rasa bahagia, Dahler mendatangi Kantor Departemen Pertanian untuk mengambil Surat Keputusan (SK) sebagai Tenaga Honorer Penyuluh Pertanian. Senyum semakin mengembang dibibirnya saat menerima SK tersebut dari tangan Kepala Bagian Tata Usaha. Ironisnya, rona bahagia yang tergurat diwajahnya seketika hilang saat mengetahui penempatan tugasnya berada di Pulau Nias, Provinsi Sumatera Utara.

"Sebelumnya, saya tidak pernah ke Nias karena dulu merupakan pulau terpencil dan kata teman-teman, menjadi tempat pembuangan bagi pegawai yang dianggap tidak bisa bekerja atau pun sebagai hukuman atas kesalahannya," paparnya.

Setelah berpikir panjang, akhirnya Dahler memutuskan untuk tetap menjalani penugasan itu. Ia berprinsip, bila sudah takdir, mungkin ini jalan yang terbaik sehingga harus tetap dijalani dengan penuh keikhlasan. Sebelum ke Nias, Dahler memilih pulang ke Medan untuk meminta doa dan restu dari kedua orangtuanya.

"Orangtua sangat bersyukur saya bisa diterima bekerja, meski harus ditempatkan ke Nias. Malah mereka mengantarkan saya ke stasiun bus di Medan menuju Sibolga, sebelum menyeberang ke Pulau Nias," tuturnya.

Namun, perjalanan menuju Pulau Nias tidak semudah yang dibayangkannya. Menumpang Kapal Kayu Sumber Rezeki dari Pelabuhan Sibolga, tubuh Dahler harus pasrah menikmati gulungan ombak selama 14 jam, sebelum tiba di Pulau Nias. Seperti kebanyakan penumpang kapal yang lain, dirinya juga mengalami 'mabuk laut' akibat terombang-ambing ombak laut lepas.   
 
"Sungguh, tidak pernah terbayangkan selama ini, seolah hanya mimpi," sebutnya.

Perjalanan panjang nan melelahkan tersebut berakhir sekira pukul 08.00 WIB. “Selamat datang di pulau terpencil, pulau yang bahasa penduduknya masih asing bagiku,” ujar Dahler dalam hatinya saat menjejakkan kaki menuruni kapal kayu yang bersandar di Pelabuhan Pulau Nias. 

Langkah kakinya segera menuju salah satu warung kopi. Selain ingin beristirahat sejenak sembari sarapan, Dahler juga mencoba mencaritahu alamat Kantor Bimbingan Masyarakat (Bimas) Daerah Tingkat II Nias, yang menjadi tujuannya. Usai sarapan, ia menumpang becak menuju kantor dimaksud untuk menyerahkan SK penempatan dan memulai tugasnya.

"Ternyata, sambutan dari pimpinan dan kawan-kawan di Kantor Bimas Nias sungguh luar biasa, sehingga rasanya hilang capek selama menempuh perjalanan panjang itu," pujinya.

Sebagai 'orang baru', Dahler mendengarkan secara seksama arahan dan saran dari pimpinan serta rekan-rekan kerjanya. Ia juga dipersilakan tinggal di Mess Pemda dan mendapatkan kendaraan inventaris roda dua untuk memudahkan tugas-tugas di lapangan.
 
"Kata pimpinan, kendaraan roda dua itu untuk operasional penyuluh pertanian spesialis dalam menyukseskan Program Maduma, yakni Martangiang Du Mangiula, artinya berdoa setelah itu bekerja," urai Dahler.

Dukungan dari rekan sejawat dan masyarakat setempat menjadi penyemangat dirinya dalam melaksanakan tugas. Tak sia-sia, hanya dalam kurun enam bulan, Dahler diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), dan akhirnya menjadi PNS (sekarang disebut ASN). Berkat kerja kerasnya, dua tahun kemudian, ia dipromosikan menjadi Kepala Kantor Sekretaris Bimas Kabupaten Nias. Selama 10 tahun menduduki posisi itu, Dahler seakan menikmati hidupnya di pulau yang sebelumnya dianggap sebagai daerah terpencil. 

Turun ke sentra pertanaman serta berdialog dengan staf dan petani menjadi agenda rutinnya. Foto Fey
Dedikasi sekaligus loyalitasnya dalam bekerja, akhirnya mampu mengantarkannya menjadi Kepala Bagian Tata Usaha pada Satuan Pembina Bimas Provinsi Sumatera Utara di Kota Medan. "Pulau Nias yang  telah mengajarkan banyak hal, baik suka maupun duka, harus saya tinggalkan," sebutnya.

Perlahan tapi pasti, kepercayaan mengalir silih berganti. Tak kurang dari 17 tahun, dirinya menduduki jabatan eselon III di lingkup Pemprovsu, mulai dari Kabag Tata Usaha Bimas, Kepala Bidang Konsumsi Badan Ketahanan Pangan, hingga menjadi Sekretaris Ketahanan Pangan selama 12 tahun. Bahkan, pada Oktober 2016, Dahler dipercaya Gubsu saat itu, HT Erry Nuradi menjadi Plt Kepala Badan Ketahanan Pangan Provsu. Sekira awal Januari 2017, Gubsu HT Erry Nuradi kembali memberikan amanah kepada dirinya menjadi Sekretaris sekaligus Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara, institusi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) baru di lingkup Provsu hasil penggabungan Badan Ketahanan Pangan dan Dinas Peternakan.

Karirnya semakin moncer setelah dalam Uji Kompetensi Seleksi Terbuka Lelang Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama, Panitia Seleksi merekomendasikan nama Dahler Lubis untuk menduduki jabatan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provsu, medio Maret 2017 silam. Kepercayaan itu juga diperolehnya di era kepemimpinan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah yang memilihnya sebagai Kepala Dinas TPH Provsu.

Tak bisa dipungkiri, loyalitas dan dedikasi Dahler Lubis selama menjadi ASN telah berbuah manis. Fey
Komentar

Berita Terkini