"Program GDAD didisain untuk mengurangi kultivasi ganja dan menurunkan angka prevalensi penyalahgunaan narkoba," ungkap Deputi Pemberdayaan Masyarakat BNN, Dunan Ismail Isja, dalam kegiatan panen dan tanam perdana jagung hibrida di areal seluas 11.017 hektar di kawasan itu, Jumat (21/02/2020).
Berdasarkan data dari pihak Pengadilan Negeri Aceh, lanjutnya, diperkirakan ada sebanyak 52.329 pecandu narkoba di provinsi ini. yang bakal mengganggu dalam pembangunan SDM. Salah satu solusi penanggulangan narkoba tersebut, pihaknya bekerjasama dengan Kementan memanfaatkan lahan untuk ditanami jagung. Apalagi, sesuai survey yang dilakukan pihak BNN dan LIPI, Aceh menempati posisi ke enam provinsi paling rawan narkoba.
"Menanam jagung bisa menjadi solusi penanggulangan narkoba, selain meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan," tuturnya lantas menyatakan, Program GDAD merupakan implementasi Inpres Nomor 6 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika Tahun 2018-2019.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang hadir pada kegiatan itu memuji Program GDAD. "Kami sangat mengapresiasi program GDAD ini karena bertujuan mulia, bagaimana meningkatkan ekonomi masyarakat dengan menanam jagung," paparnya.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja bantuan pemerintah. Foto Ist |
"Potensi Bireuen ini luar biasa, baik sumber daya manusia maupun alamnya. Ayo kita mulai hidup sehat, say no narkoba. Kita harus optimalkan lahan itu, termasuk lahan kering untuk pengembangan jagung," imbaunya.
Secara terpisah, Deputy Manager PT BISI International (Tbk) Sumut-Aceh, Zuan Ari SP, mengaku berterimakasih kepada pihak BNN dan Kementan yang telah memilih varietas BISI 18 dalam kegiatan ini.
"Terima kasih atas kepercayaan menggunakan produk PT BISI International di lahan Kabupaten Bireuen ini," tukasnya.
Ia mengemukakan, terdapat sejumlah keunggulan 'si jagung super', demikian varietas BISI 18 ini biasa disebut, diantaranya, memiliki tongkol berukuran besar dan seragam, sehingga bakal menguntungkan petani. Selain itu, batangnya tegak dan kokoh dengan sistem perakaran kuat. Satu lagi, kata Zuan, klobot (daun jagung, red) menutup sempurna, sehingga bisa melindungi tongkol dan biji jagung dari ancaman busuk yang bisa menurunkan kulaitas hasil panen.
"Varietas BISI 18 juga lebih tahan dari ancaman penyakit karat daun dan hawardaun yang biasanya dipicu oleh jamur, serta daya adaptasinya terhadap kondisi lingkungan tergolong baik," sebutnya.