|

Cold Storage Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Gubsu Edy Rahmayadi saat berbicara dalam acara "High Level Meeting TPID Provsu di Kantor Perwakilan Bank Indonesia kawasan Jalan Balaikota Medan, Rabu (15/01/2020). Foto Ist
Medan- Gubsu Edy Rahmayadi menegaskan perlunya penambahan gudang penyimpanan yang dilengkapi dengan fasilitas mesin pendingin (cold storage) di setiap sentra pertanian Sumatera Utara (Sumut) demi peningkatan kesejahteraan petani.

"Perlu cadangan produksi yang disimpan dalam cold storage agar harga tidak anjlok saat panen melimpah," tegasnya saat hadir dalam acara "High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumut, di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumut, kawasan Jalan Balai Kota Medan, Rabu (15/1/2020).

Ia mengemukakan, cold storage dibutuhkan untuk menyimpan sementara hasil pertanian yang mudah rusak saat masa panen raya, sehingga tidak terjadi kelebihan produksi. Selama ini, kata Gubsu Edy, harga produk pertanian anjlok saat panen raya. Sebaliknya, harga mengalami kenaikan saat tidak panen raya. Ironisnya, cadangan produksi kosong karena petani tidak memiliki cold storage.

“Guna mengatasi masalah ini, harus dilakukan penambahan cold storage di sentra-sentra produksi pertanian,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Gubsu Edy mengakui, pengendalian inflasi Sumut tahun 2019 mengalami tantangan yang cukup besar. Kendati demikian, berbagai upaya pengendalian mampu membawa inflasi Sumut di bawah sasaran inflasi nasional, yakni 2,33% untuk year on year (yoy) tahun 2019 dari sasaran nasional sebesar 2,72%.

Ke depan, pihaknya mengingatkan untuk mewaspadai pengendalian inflasi tahun 2020. Ia memperkirakan, distributor dan importir bakal lebih mengedepankan keuntungan bisnis dibandingkan kebutuhan masyarakat Sumut.

“Meskipun banyak produksi pertanian kita, tetapi pada saat dibutuhkan masyarakat, malah tidak ada dan didistribusikan ke luar Sumut. Ini yang memicu inflasi kita nanti,” tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumut, Wiwiek Sisto Widayat memaparkan review inflasi 2019, proyeksi inflasi 2020, program pengendalian inflasi 2020 dan isu-isu berkembang lainnya. Selama Juli dan Agustus, diklaimnya merupakan bulan terberat untuk tahun 2019 lantaran inflasi Sumut di atas 6,4%. Namun, hal itu mampu diatasi menjadi 2,33% di akhir tahun 2019.

“Seluruh pengendalian inflasi tahun 2020 ini akan tetap berprinsip pada 4K yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif,” sebutnya lantas menambahkan, fluktuasi inflasi bersumber dari komponen volatile food, terutama cabai merah, daging ayam ras, bawang merah dan lainnya. Hendra

Komentar

Berita Terkini