|

Sarang Walet, Ekspor Unggulan Sumut

Wakil Gubsu, H Musa Rajekshah (tiga dari kanan) didampingi Kepala Barantan Kementan, Ir Ali Jamil Harahap bersama sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat daerah (OPD) Provsu dan Deliserdang, serta pimpinan PT Ori Ginalnest Indonesia di Kargo Bandara Internasional Kuala Namu, Deliserdang, beberapa waktu lalu. Foto Ist
Medan- Ternyata, sarang burung walet (SBW) telah menjadi komoditas unggulan ekspor Provinsi Sumatera Utara (Provsu). Bahkan, menurut Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu), H Musa Rajekshah, provinsi ini menjadi pengekspor terbesar di Indonesia. 

"Selama tahun 2018, total ekspor sarang burung walet Sumatera Utara mencapai 20,86 ton atau senilai Rp41,4 miliar dengan tujuan Tiongkok," ungkapnya saat hadir dalam pemberangkatan ekspor sejumlah komoditas di Terminal Kargo Angkasa Pura II Bandara internasional Kuala Namu, Kabupaten Deliserdang, medio Maret silam.

Hal itu dibenarkan Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian (Barantan Kementan), Ir Ali Jamil Harahap, yang turut hadir pada kesempatan itu. Berdasarkan data tahun 2018, Sumut berada di posisi pertama dari lima pintu pengeluaran untuk ekspor SBW ke Tiongkok. Dijelaskannya, enam pintu pengeluaran diantaranya yakni Bandara Internasional Kuala Namu (20,86 ton), Soekarno-Hatta (15,96 ton), Juanda Surabaya (14,87 ton), Ahmad Yani Semarang (14,79 ton) dan Supadio Pontianak (18 kilogram).

"Khusus sarang burung walet, Sumatera Utara memasok sebesar 31 persen dari total ekspor secara nasional," tutur Ali Jamil lantas berharap, volume ekspor tersebut bisa meningkat hingga 100% pada tahun 2019.

Sementara, Kepala Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Medan, Hafni Zahara, mengaku, permintaan SBW asal Sumut sangat banyak dari sejumlah negara importir di dunia. Pada periode 28 Juni 2019, pihaknya memberangkatkan ekspor 674,3 kg SBW tujuan Hongkong, Vietnam, Malaysia dan Taiwan.

"Itu dari wilayah kerja Kantor Induk, sedangkan dari wilayah kerja Kargo Bandara International Kualanamu ada pengiriman sebanyak 1.251 kg. Bila ditotal, volume ekspor sarang burung walet periode 28 Juni 2019 mencapai 1.925,3 kg dengan nilai Rp19,253 miliar," paparnya saat dikonfirmasi pada Juli 2019 lalu.

Secara terpisah, Praktisi usaha SBW, Yogi Pramadani mengaku optimistis Sumut mampu meningkatkan volume ekspornya di tahun 2019. Salah satu indikasinya, tren ekspor sarang burung walet Sumut ke Tiongkok terlihat meningkat, dari 13,7 ton di tahun 2017 menjadi 20,86 ton pada 2018. Begitu juga secara nasional, yakni 23 ton di tahun 2017 menjadi 52 ton pada 2018.

"Sarang burung walet dipercaya memiliki beragam manfaat untuk tubuh karena memiliki kandungan 10 persen sialic acid, sehingga dibutuhkan," tukasnya di Medan, Kamis (12/9/2019).

CEO Raflesia Grup ini mengklaim, Indonesia merupakan eksportir SBW nomor satu dunia, mengalahkan Malaysia dan Thailand yang juga mengekspor sarang burung walet ke negara 'Tirai Bambu'. Optimisme peningkatan ekspor tersebut juga didasarkan pada sumber daya alam yang dimiliki Sumut. Dikemukakannya, Kota Medan, Tebingtinggi, Kabupaten Deliserdang dan kawasan Cikampak Kabupaten Labuhanbatu merupakan sebagian kecil sentra penghasil SBW di provinsi ini.

Kendati demikian, Yogi mengingatkan para pelaku bisnis SBW untuk tetap memperhatikan tiga syarat utama agar produknya menembus negeri Tiongkok, yakni ketelusuran (traceability), bersih terhadap kandungan nitrit <30 3="" 70="" dan="" detik.="" diproses="" p="" pemanasan="" ppm="" selama="" telah="">
"Tempat pemrosesan harus ditetapkan sebagai Instalasi Karantina Hewan dan mendapatkan nomor registrasi. Begitu juga dengan rumah walet yang menjadi sumber bahan baku sarang walet, harus teregistrasi," tuturnya.

Di wilayah Sumut, Yogi merujuk PT Ori Ginalnest Indonesia yang dinilainya telah mumpuni melakoni kegiatan ekspor SBW tersebut. Apalagi, perusahaan itu telah didapuk sebagai eksportir sarang walet terbesar di Sumut.

"Sebagai praktisi bisnis sarang burung walet, saya banyak mendengar seputar kesuksesan PT Ori. Hal itu terlihat dari banyaknya penghargaan yang telah diraih pihak manajemen yang berkantor di Jalan Willem Iskandar Komplek MMTC Blok C nomor 99 Medan Estate Percut sei Tuan itu," sebutnya. 

Ia menambahkan, perusahaan eksportir sarang walet yang telah terdaftar pada Ditjen Perdagangan Luar Negeri, itu juga melakukan pengolahan proses produksi pembersihan sarang burung walet yang menyerap ribuan tenaga kerja, dan telah lulus uji Instalasi Karantina Hewan.

"Usaha yang sudah puluhan tahun dikelola PT Ori Ginalnest Indonesia juga sudah mendapat pengakuan dari negara Tiongkok melalui pemberian Sertifikat Perusahaan Eksportir sarang burung walet terbaik yang masuk ke negara tirai bambu itu," sebutnya.

Pihak manajemen perusahaan eksportir sarang burung walet terbesar asal Sumatera Utara, menerima sertifikat penghargaan dari Pemerintah Indonesia, beberapa waktu lalu. Foto Ist
Tak hanya itu, kata Yogi, PT Ori Ginalnest Indonesia juga mengoleksi beragam penghargaan dari pemerintah negeri Tiongkok, diantaranya "The Best Exporter 2017 BCRC (Bird Nest Credit Alliance of Registration and Certification, red)-China Government", "The Best Exporter 2018 BCRC-China Government", The Best Exporter 2018 CAWA (China Africulture Wholesale Market Association, red)-China China Association dan The Best Supplier 2018 EBMC-China Association.

Di dalam negeri, lanjutnya, eksportir sarang burung walet terbesar ini juga meraih sejumlah penghargaan dari pemerintah. Beberapa diantaranya seperti "Eksportir Terbaik 2018 dari Ditjen Bea dan Cukai Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean B Kualanamu", "Penghargaan Perusahaan Pembayar Pajak 2018 dari Ditjen Pajak Kementerian Keuangan RI", "Pengguna Jasa Terbaik 2019 dari Kementerian Pertanian, dalam hal ini Kepala Barantan melalui Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan", serta "Penghargaan Pengguna Jasa Patuh dan Sosialisasi di Bidang Kepabeanan dan Cukai 2019 dari KPPBC TMP Bandara Kualanamu, Ditjen Bea dan Cukai".

"Saat ini, perusahaan eksportir sarang burung walet terbesar asal Sumatera Utara ini sedang mengikuti Primaniyarta Export Award 2019 yang diselenggarakan pihak Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Semoga bisa kembali menuai prestasi lagi," tandas Yogi. Fey

Komentar

Berita Terkini