|

TP-PKK Sumut Juara Tiga Festival Marandang

Ketua TP PKK Sumut. Nawal Edy Rahmayadi memasak langsung rendang yang menjuarai lomba. Foto Ist
Padang- Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Sumatera Utara (Sumut) meraih peringkat juara tiga nasional Festival Marandang (lomba memasak rendang, red), di Halaman Museum Adityawarman, Jalan Diponegoro No. 10 Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Sumatera Barat, Jumat (26/7/2019).

Berkompetisi dengan seluruh TP PKK Provinsi di Indonesia kecuali Sumatera Barat (Sumbar), Sumut berhasil memperoleh skor 230 dari para juri. Skor tersebut hanya selisih sedikit saja dengan pemenang pertama dan kedua, yakni Provinsi Jawa Tengah dengan skor 237 dan Bengkulu dengan skor 235. Sementara, pemenang Harapan I, II, dan III diraih Yogyakarta, Bangka Belitung, dan Gorontalo.

“Kemarin kita sudah membawa piala juara umum, tidak menyangka hari ini juga akan membawa piala. Semua kemenangan ini untuk ibu-ibu PKK Sumut yang hebat-hebat,” papar Ketua TP-PKK Sumut, Hj Nawal Lubis, usai menerima penghargaan dari Ketua TP-PKK Pusat, Erni Guntarti Tjahjo Kumolo.

Ketua TP-PKK Pusat, Erni Guntarti Tjahjo Kumolo mengucapkan selamat kepada seluruh pemenang sekaligus terima kasih kepada semua TP PKK Provinsi yang telah ikut berpartisipasi. Ia berharap, kompetisi ini tidak hanya menambah pengetahuan dan wawasan terkait keunikan dan cita rasa khas masing-masing provinsi, tetapi juga meningkatkan rasa persaudaraan dan kebersamaan.

Berdasarkan pengamatan, lomba memasak rendang atau Festival Marandang merupakan salah satu rangkaian acara dari Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK Tingkat Nasional ke-47 tahun 2019. Dimulai sejak pukul 14.00 WIB, para peserta memasak rendang hingga pukul 18.00 WIB dengan menggunakan bahan-bahan yang telah disediakan panitia.

Tanpa sungkan, Hj Nawal Lubis terlibat langsung memasak rendang. Bahkan, sembari mengaduk-aduk santan, Nawal bercerita bahwa dirinya telah mulai memasak sejak usia remaja.

“Kalau di sini (Padang, red) kan, santan dulu baru bumbu dimasukkan. Di Sumatera Utara, khususnya khas Mandailing, itu ditumis dulu bumbunya, cabai giling dan sebagainya baru masukin santan. Terus, kita itu selalu pakai Ombu-ombu namanya, kepala parut yang digongseng. Di sini tidak,” tuturnya.

Sebelumnya, salah satu perwakilan juri Chef William Wongso, menjelaskan, ada beberapa aspek yang menjadi perhatian para juri saat melakukan penilaian. Diantaranya yakni proses memasak, higienienis, rasa, warna, dan bentuk penyajian.

“Unik-unik, semua memang rendang tetapi rasanya beraneka ragam. Setiap provinsi ada khas masing-masing, sulit menentukan pemenang,” sebutnya. Ril


Komentar

Berita Terkini